Keduanya sama-sama mempunyai keistimewaan. Kwi Ong bertambah gusar ketika menerima kenyataan bahwa tiap serangannya selalu dapat dielakan oleh Tong Kiam Ciu. Diam-diam dia merasa kagum juga akan kehebatan dan kelincahan Tong Kiam Ciu.
Ketika menurut perhitungan Kwi Ong bahwa dia telah dapat menerobos pertahanan Kiam Ciu maka dengan gerungan keras yang mengejutkan Kwi Ong telah meloncat menerkam Kiam Ciu dengan kesepuluh jari jemarinya yang berkuku tajam serta beracun.
Namun Kiam Ciu dengan memutar tubuh telah meloncat ke udara. Kakinya terangkat bertepatan dengan meluncur lalu mengirimkan hantaman Ciu sianglok-hua kearah Kwi Ong.
Serangan yang tidak terduga datangnya itu hampir saja dapat mendampar wajah Kwi Ong. Karena sama sekali tidak terduga bahwa lawannya yang didesak itu dapat menghindar sambil mengirimkan serangan. Kwi Ong merasa gugup menghindari hantaman yang membadai dan berangin keras itu.
Namun ketika Kiam Ciu kembali berdiri diatas tanah, dengan satu loncatan Kwi Ong telah mengirimkan jotosan lagi kearah dada Kiam Ciu. Serangan yang bertenaga berat itupun dilancarkan oleh Kwi Ong dengan cepat pula. Kiam Ciu waspada menggeser berdirinya dan membongkok. Terasalah angin berkesiuran diatas kepalanya. Kemudian Kiam Ciu menggelundung menjauhi tempat itu. Karena Kwi Ong bertambah gusar mendapat kenyataan itu. Serangan demi serangannya tambah cepat dan bertenaga hebat. Batu-batu cadas yang terdapat disekitar tempat pertempuran itu berantakan menjadi sasaran hantaman maut.
Dalam pada itu telah datang pula ditempat pertempuran itu beberapa orang yaog sebenarnya akan memenuhi tantangan Kwi Ong. Para pendekar itu adalah Shin Kai Lolo, Shin-ciu-sam-kiat, Siok Siat Sin Ni, Eng Ciok Taysu, Tay Jat Cin Jin, Tie Kiam Suseng, Ceng-hi Sio-li, Ji Tong Bwee, ketua partai Kim-sai dan ketua partai Ouw-ki-pang, si raja setan Kun-si Mo-kun dan masih banyak lagi tokohtokoh persilatan yang membanjiri lembah Angin itu.
Mereka mendatangi tempat itu dengan berhati-hati sekali. Karena mereka menjaga jangan sampai Tong Kiam Ciu terpengaruh dengan kedatangan mereka.
Sementara itu Tong Kiam Ciu dan Kwi Ong masih terus bertempur saling mengeluarkan ilmu-ilmunya yang ampuh. Beberapa jurus telah berlalu. Mereka telah mengadu kelincahan dan kepandaian. Kemudian mengadu sinkang.
Tampaklah Kwi Ong terpental kebelakang sampai beberapa tombak jauhnya.
Iblis keji itu jatuh terduduk dan memuntahkan darah segar. Dengan gusar dia telah meloncat kembali dan mencabut pedang Oey Liong Kiam di tangan kanan.
Pedang itu diputar-putarnya terdengarlah deruan angin yang ditimbulkan oleh pedang itu. Tong Kiam Ciu menghadapinya hanya dengan tangan kosong.
Kwi Ong sambil tertawa-tawa telah menyerang Kiam Ciu dengan bacokan pedang Oey Liong Kiam. Bacokan itu begitu keras mengarah kepala Kiam Ciu.
Namun pemuda itu telah meloncat menghindar kesamping dengan cepat sekali.
Pedang Kwi Ong menyerempet dan membentur batu disamping Kiam Ciu, lalu hancur berantakan. Kiam Ciu menggelundung kesamping dan Kwi Ong mengejar dengan bacokan-bacokan pedangnya kearah kepala dan tubuh pemuda itu. Ketika Kwi Ong telah meloncat dan berhasil mengakangi tubuh Kiam Ciu, pemuda itu dalam keadaan tidak berdaya dan pedang Oey Liong Kiam telah diangkat tinggi dengan kedua belah tangan Kwi Ong menggenggam hulu pedang pusaka itu diangkat tinggi untuk ditublaskan ke dada Kiam Ciu. Kiam Ciu berusaha untuk melepaskan diri dan bergerak-gerak menggeliat seria menggerak-gerakan kakinya. Namun tidak berhasil untuk melepaskan diri dari himpitan Kwi Ong.
Ketika bahaya telah dekat sekali terdengar Kiam Ciu memekik dan terdengar suara kelintingan beradu dengan pedang Oey Liong Kiam.
"Tring-tringl” tampak Kiam Ciu menggenggam kelinting emas ditangan kanan dan pemuda itu telah berdiri dihadapan Kwi Ong.
Kwi Ong tampak seperti orang bingung dan keheranan memandangi Kiam Ciu yang masih tersenyum dengan menggenggam kelinting emas ditangan kanan. "Keparat!” hanya itu kedengaran suara Ong sambil meloncat menyerang dengan pedangnya lagi. Dengan pengalamannya tadi, kini Kiam Ciu tidak berani terlalu sembrono dalam menghadapi lawannya yang ternyata berilmu tinggi itu.
Tiap kali Kwi Ong menyabetkan pedangnya maka Kiam Ciu selalu menghindar dan berputar-putar sambil mencari lubang kelengahan lawan.
Sebuah loncatan panjang sambil mengayunkan pedang kearah lambung Tong Kiam Ciu. Namun Pemuda itu telah berbasil menghindarinya dengan menggerakan kelintingannya. Buyarlah jurus-jurus yang dimainkan oleh Kwi Ong ketika mendengar suara kelintingan yang ternyata dapat membuat pekak telinga dan pening kepala. "Kurang ajar kau membawa permainan setan!” seru Kwi Ong dengan gusar dan mengayunkan pedangnya.
Pedang yang diayunkan oleh Kwi Ong itu hampir saja membelah kepala Kiam Ciu. Untungnya Kiam Ciu dengan tangkas memapakinya dengan tali kelintingan sambil tangan kanan dan kiri memegang kelintingan emas pedang tertahan.
Dengan tendangan punggung! kaki mengarah ke selangkang Kwi Ong.
Terpaksa Kwi Ong harus menghindari tendangan itu dan meloncat mundur sambil menarik pedangnya. Namun Kiam Ciu telah mendapat angin dalam kelengahan Kwi Ong itu maka segeralah Kiam Ciu menggerakkan kelintingannya dan mengirimkan tendangan-tendangan berantai.
Kwi Ong kewalahan juga. Dia tidak lagi menyerang namun mempergunakan pedangnya untuk melindungi tubuhnya dari benturan kelinting emas yang ternyata berhawa keras juga. Berloncatanlah Kwi Ong menghindari serangan Kiam Ciu. karena dia tahu bahwa kelinting emas yang dipegang oleh Kiam Ciu itu mempunyai kehebatan juga. Tidaklah berani dia untuk menggempurnya.
Sampai beberapa jurus Kiam Ciu telah dapat mendesaknya. Kwi Ong terus mundur dan memutar-mutarkan pedang Oey Liong Kiam. Suara yang menderuderu, akibat dari angin yang ditimbulkan oleh gerakan pedang pusaka itu membuat orang yang mendengar mengkirik kuduknya.
Tokoh-tokoh persilatan yang menyaksikan pertempuran antara Kwi Ong melawan Kiam Ciu pada tercekam hatinya. Mereka memperhatikan benar-benar jalannya pertempuran itu. Begitu pula orang-orang yang menaruh hati kepada pribadi Kiam Ciu merasa kuatir akan keselamatan pemuda itu. Maka mereka siap siaga untuk menjaga segala kemungkinan seandainya mereka harus bertindak dimana perlu nanti.
Kwi Ong terus memutar-mutarkan pedang Oey Liong Kiam dengan gerakan cepat sekali. Bahkan dengan loncatan-loncatan yang tangkas dan cepat sekali dia berhasil mengurung tubuhnya sehingga terlindung. Kiam Ciu mendesaknya dengan gerakan-gerakan kelinting mas dan mempergunakan ilmu Pek-jit-huisat. Kelebatan tubuh Kiam Ciu begitu cepat sehingga mengejutkan lawannya.
Ketika Kwi Ong nekad menerjang kedepan dengan membabatkan pedangnya kearah lambung Kiam Ciu. Maka pemuda itu berhasil menahannya dengan sabetan ketintingnya. Dan tangan kiri membalik menghantam kebahu Kwi Ong.
"Buk! "terdengar suara tumbukan keras dan tahu-tahu tubuh Kwi Ong telah terlontar sekira lima tombak jatuh terduduk.
Kiam Ciu masih mengepalkan tinjunya dan melompat menyerang kearah Kwi Ong yang kini tidak berdaya lagi. Pedang Oey Liong Kiam telah jatuh terpental. Ketika Kiam Ciu akan memungut pedang Oey Liong Kiam, dengan tibatiba Kwi Ong telah meloncat menyerang.