"Teng heng!” seru Kiam Ciu sambil tersenyum.
"Idih Ciu Ko, mengapa kau nemanggilku begitu ? Bukankah kau telah mengetahui kalau aku ini seorang gadis .?” seru Teng Siok Siat sambil cemberut.
"Oh, maaf kukira kau masih sebagai laki-laki” Kiam Ciu menggoda dan tertawa geli. "Biar kutinggalkan dan ada suatu berita penting yang seharusnya kau penting sekali untuk mendengarnya, tetapi aku tidak jadi mengabarkannya dan akan segera pergi!” terdengar gadis itu berseru dan suaranya manja sekali.
Tampaklah dia akan segera meninggalkan Tong Kiam Ciu. Pemuda itu jadi merasa khawatir juga, karena Teng Siok Siat itu mempunyai sifat aneh seperti suhunya Maka segeralah Tong Kiam Ciu mengejar dan melarangnya.
"Maaf Siat siocia! Maafkan aku dan jangan kau pergi dulu!” seru Tong Kiam Ciu seraya meloncat menghampiri gadis itu.
"Ai aku tidak sudi".!” seru Teng Siok Siat seraya akan meneruskan langkahnya.
Tong Kiam Ciu menahannya dengan memegang lengan kanan gadis itu ditahannya dan Teng Siok Siat pura-pura ingin melepaskan lengannya. Tetapi Tong Kiam Ciu membujuknya.
"Maafkan kelancanganku adik Siat kalau memang kau sudi memberikan kabar penting itu padaku, aku akan menganggap dirimi sebagai adikku sejati !”
seru Tong Kiam Ciu sambil tertawa dan membujuk.
"Semua orang sedang bingung, tetapi kau bersenang-senang dengan Cit siocia! Dimana dia sekarang berada?” tegur Siok Siat sambil melepaskan tangannya dan cemberut. "Yang jelas tidak bersamaku sekarang!” jawab Tong Kiam Ciu.
"Apakah Tong Siauwhiap tahu bahwa dunia Kang Ouw sedang terancam ?”
tanya Tong Siok Siat. "Ya, aku tahu karena kiiab Pek-seng-ki-su dan pedang Oey Liong Kiam telah jatuh ketangan Kwi Ong!” jawab Tong Kiam Ciu.
"Bukan-bukan, karena itu saja, Ketahuilah bahwa kitab Pek-seng-ki-su telah musnah terbakar !” seru Teng Siok Siat menjelaskan.
"Hah? kitab Pek-seng-ki-su telah terbakar, Dari mana kau tahu?” Tong Kiam Ciu tampak heran akan keterangan Stok Siat itu.
"Dari Kiat Koan yang mengikuti Kwi Ong kekota Pek-seng. Tempat itu tadi telah menemukan sebuah gedung mungil yang sangat indah. Saat itu ada seorang gadis cantik yang sedang membaca buku, ketika Kwi Ong dan Kiat Koan tiba di gedung itu, gadis itu tertawa terbahak-bahak dan katanya kitab Pekseng-ki-su telah dimusnahkan. Maka gadis itu lalu dibunuhnya! Gedung itu diperiksa oleh Kwi Ong dan Kiat Koan tetapi tidak diketemukan apa-apa.” Siok Siat berceritera tentang Pek-seng-ki-su dan gadis cucu Gan Hua Liong.
"Lalu siapakah yang membunuh gadis itu?” tanya Kiam Ciu.
"Menurut keierangan Kiat Koan, yang membunuh gadis tidak dikenal itu ialah Kwi Ong. Dengan sekali hantam tanpa jeritan lagi gadis itu telah jatuh terjungkal dan mati!” seru Siok Siat dengan wajah yang menggambar kan rasa kengerian.
"Kejam dan biadab benar orang itu” sambung Tong Kiam Ciu.
"Menurut keterangan Kiat Koan, Tong Siauwhiap juga telah dibunuh oleh Kwi Ong serta pedang Oey Liong Kiam telah jatuh lagi ketangan iblis itu. Itulah yang menyebabkan gegernya dunia Kang-Ouw! "seru Siok Siat.
"Aku tahu! Aku tahu semuanya itu! "seru Tong Kiam Ciu dengan suara bergetar karena menahan kemarahan yang meluap.
"Kwi Ong telah menantang semua jago-jago di bagian tengah ini. Dia mengatakan kepada Kiat Koan bahwa hari ini dia akan datang serta akan menyapu bersih semua jago-jago silat dari daerah kita ini Sebenarnya semua tokoh persilatan telah menaruh kepercayaan padamu untuk mewakili mereka semua. Selain kau adalah seorang yang berilmu tinggi, tetapi kau adalah pemuda yang memiliki kecerdasan, kecerdikan mereka yakin dengan kecerdikan dan kelihayanmu, Kwi Ong pisti dapat dibasmi !” seru Siok Siat mengharapkan.
Ketika Teng Siok Siat mendengar bahwa Tong Kiam Ciu telah dapat bencana dan dibinasakan oleh Kwi Ong. Maka gadis itu lalu pergi untuk mengusut kebenaran berita kematian Tong Kiam Ciu itu. Hatinya menjadi lega ketika dia sampai di suatu penginapan dekat dengan telaga Ang-tok-ouw yang mengatakan, bahwa Tong Kiam Ciu masih hidup dan kini dirawat oleh seorang wanita yang sangat jelita berkendaraan kereta indah.
Yakinlah Siok Siat bahwa wanita yang menolong Tong Kiam Ciu itu adalah Cit siocia. Namun murid Shin Kai Lolo itu ketika sampai didesa Cit Wi telah terlambat. Dia telah menyaksikan Cit Cai Hui yang sedang menguburkan mayat Pek Nio dan mayat Sio Cin.
Hatinya cemas ketika menyaksikan hal itu. Dengan diam-diam Siok Soat mencari jejak Tong Kiam Ciu dan Cit Sio Wie. Menjejaki perjalanan mereka berdua ternyata sangat sulit. Sok Siat menjadi bingung dan hampir saja berputus asa.
Pertemuannya dengan Tong Kiam Ciu tiada jauh dari lembah Si-kok itu hanyalah secara kebetulan saja. "Jadi aku sengaja mencari Tong Siauwhiap atas kehendak hatiku sendiri”
sambung Teng Sok Siat sambil menundukkan kepala memandangi ujung sepatunya. "Hem, kau jangan pergi terlalu jauh seorang diri. Apakah suhumu dan---dan dia.. . tidak cemas?” Tong Kiam Ciu menggoda.
"Bah! Apa yang kau bicarakan itu? damprat Siok Siat cemberut.
"Jangan marah!” seru Tong Kiam Ciu tersenyum.
"Ha ha ha hah! Ternyata tidak terlalu sukar mencari-carimu Tong Kiam Ciu keparat!” terdengar suara kasar dengan tiba-tiba.
"Kwi Ong! Jangan kau menepuk dada dan bangga karena kau telah dapat menguasai Oey Li ong Kiam!” seru Tong Kiam Ciu.
"Ha ha ha bocah iblis kau masih hidup juga? Hayo terimalah kematianmu!”
bentak Kwi Ong dan langsung menyerang Kiam Ciu.
Laki-laki yang berwatak kejam itu telah menyerang Tong Kiam Ciu dengan sebuah hantaman yang bertenaga hebat. Namun Kiam Ciu dengan cepat dapat meloncat menghindari serangan itu.
Sambil melambung menghindari serangan lawan kemudian mengirimkan serangan tendangan. Gerakan itu adalah ilmu Liong Hong Hun Hai, cepat dan hebat sekali akibatnya. Kwi Ong merasa kagum dan terhadap kegesitan Kiam Ciu saat itu. "Hebat sekali! Pantas kau berlagak dihadapanku, ternyata kau telah dapat menyempurnakan ilmumu anak muda!” seru Kwi Ong sambil tertawa.
"Tidak usah banyak bicara, ayo serahkan Oey Liong Kiam padaku sebelum terlanjur kau binasa dan tidak bermakam” seru Tong Kiam Ciu.
"Ha ha ha baru segitu sudah besar kepala kau!” bentak Kwi Ong.
Selesai dengan kata-katanya itu. segeralah dia meloncat menerkam bahu Tong Kiam Ciu. Cakaran garuda maut itu sangat hebat. Namun Kiam Ciu waspada.
cepat-cepat dia meloncat menghindari terkaman beracun yang dilancarkan oleh Kwi Ong. Beberapa langkah Tong Kiam Ciu berloncatan menghindari serangan itu.
Tampaklah dia berloncatan dan serangan Kwi Ong bagaikan angin dan topan mendebur air laut hingga berdebur bagaikan gelombang dan badai mengamuk.
Namun Tong Kiam Ciu tetap angkuh bagaikan batu karang yang tetap megah walaupun badai dan gelombang menghempaskannya.
Gerakan lincah dan mengutamakan kelincahan serta ilmu meringankan tubuh dalam menghadapi serangan cakaran-cakaran garuda maut Kwi Ong itu.
Tampaklah pertempuran itu berjalan dengan cepat sekali. Tahu-tahu mereka telah bertempur sampai beberapa jurus tanpa ada salah seorang yang dapat dilukai atau disinggung kulitnya.