"Hui Lan, tentu saja kami cinta padamu, sayang kepadamu karena engkau adalah murid tunggal kami yang kami sayang seperti anak kami sendiri."
Gak Jit Kong berseru pula.
"Tadinya memang begitu, akan tetapi cinta itu lambat laun berobah, mengalami bentuknya yang asli. Tidak perlu suhu berdua menyangkal lagi. Aku adalah seorang wanita dan naluriku membisikkan cinta kasih suhu berdua itu. Mulanya aku memang tidak menyangka demikian, hanya seringkali termenung dan menduga-duga. Akan tetapi sekarang, setelah muncul Sim Houw tadi, aku tahu dan aku yakin."
"Hui Lan, jangan mengira orang tidak-tidak! Kami adalah guru-gurumu, mana mungkin...."
Kata pula Gak Goat Kong, seperti juga kakak kembarnya, mukanya tiba-tiba menjadi pucat dan matanya terbelalak.
"Mengapa tidak mungkin? Suhu berdua adalah pria sejati, dan aku hanya seorang wanita. Dan sekarang aku makin yakin lagi bahwa aku.... sesungguhnya akupun tidak menghendaki menjadi isteri siapapun juga karena aku.... akupun sejak dahulu cinta kepada ji-wi suhu...."
"Hui Lan....!"
Kini dua orang kembar itu berteriak secara berbareng. Namun Hui Lan tidak perduli lagi.
"Ya-ya-ya, aku cinta kepada ji-wi suhu. Sejak masih kecil, aku cinta kepada ji-wi suhu. Mungkin tadinya seperti cinta seorang anak terhadap orang tuanya, seperti adik terhadap kakak, seperti murid terhadap guru. Akan tetapi setelah aku dewasa.... aku yakin tidak ada manusia lain di dunia ini yang akan dapat kucinta seperti aku mencinta ji-wi. Aku hanya mempunyai ji-wi di dunia ini, sebagai guru, sebagai saudara, sebagai ayah ibu, sebagai teman dan.... sebagai orang yang akan kutemani selama hidupku. Aku tidak akan dapat meninggalkan ji-wi, tidak mungkin menjadi isteri orang lain, dan demikian juga perasaan ji-wi terhadap diriku. Ji-wi suhu, kenapa kita harus berpura-pura lagi, menipu dan mempermainkan diri sendiri?"
Dan gadis itu kini menjatuhkan diri berlutut, menutupi mukanya dengan kedua tangan lalu menangis! Dua orang kembar itu saling pandang dengan muka pucat, lalu mereka memandang ke arah Hui Lan yang berlutut dan tunduk menangis, pundaknya terguncang, isak tangis keluar dari muka yang ditutupi. Dan dua orang kembar itupun mengusap beberapa butir air mata dari pelupuk mata mereka. Hati mereka seperti dikupas dan ditelanjangi oleh murid mereka. Mereka saling pandang dan tahu bahwa semua yang dikatakan Hui Lan itu benar adanya. Dan mengertilah sekarang mereka mengapa selama ini mereka tidak mau melihat gadis lain, tidak mau memikirkan tentang perjodohan mereka.
Cinta mereka terhadap Hui Lan bertumbuh bersama dengan tumbuhnya anak perempuan berusia empat tahun itu sampai kini Hui Lan menjadi seorang gadis dewasa berusia dua puluh tahun. Cinta mereka tumbuh dan menjadi pohon yang kokoh kuat, berakar dalam-dalam di hati mereka. Oleh karena itu mereka takut kehilangan Hui Lan. Untuk menyatakan terus terang, mereka tentu saja merasa tidak enak hati, malu dan tidak berani. Akan tetapi mereka tanpa lebih dulu berunding telah mengambil keputusan untuk menentang siapa saja yang mau menjadi suami Hui Lan, dengan jalan mengadakan syarat dan sayembara yang berat itu. Dan terhadap setiap orang pria yang mencoba untuk memasuki sayembara, meminang Hui Lan, timbul rasa cemburu, benci yang mendorong mereka bersikap keras mengalahkan orang-orang itu!
"Tapi.... tapi, Hui Lan...."
Gak Jit Kong mencoba untuk membantah dengan muka pucat dan suara gemetar.
"Bagaimana mungkin ini? Kata-katamu membuka rahasia yang terpendam paling dalam di lubuk hati kami.... dan kami mengaku.... memang kami amat mencintamu.... kami tidak menghendaki kehilangan engkau kalau engkau menjadi isteri orang lain. Tapi di samping itu, kami juga melihat betapa tidak mungkinnya.... bukan hanya karena engkau adalah murid kami, akan tetapi.... kami adalah dua orang dan engkau...."
Gak Jit Kong tidak berani melanjutkan dan agaknya untuk mencari kekuatan, tanpa disadarinya tangan kanannya mencari dan menggenggam tangan kanan adik kembarnya. Dan tangan yang saling genggam itu seolah-olah saling mencari bantuan dan mereka menggigil. Sejenak Hui Lan masih sesenggukan, kemudian ia mengeraskan hatinya dan mengusap air matanya. Ketika ia melepaskan kedua tangan dan mengangkat muka memandang kepada suhu-suhunya, wajahnya juga nampak pucat dan kedua matanya merah basah.
"Ji-wi suhu, aku kini berpegang kepada ucapan Sim Houw tadi. Bahwa perjodohan harus berlandaskan cinta kasih antara kedua pihak. Kalau ada cinta kasih antara kedua pihak, apa lagi yang tidak mungkin? Kita saling mencinta, hal ini kita sudah sama merasa yakin akan kebenarannya. Dan tentang ji-wi berdua, bagiku hanya merupakan dua tubuh akan tetapi dengan hati, pikiran dan perasaan yang satu. Bagiku, ji-wi bukanlah berdua, melainkan satu. Tidak ada bedanya antara satu dengan yang lain. Dan aku.... aku hanya akan dapat hidup berbahagia kalau berada di antara ji-wi, kalau selalu berdekatan dengan ji-wi."
Dua orang kembar itu saling pandang, dengan dua tangan kanan masih saling genggam.
"Akan tetapi.... kita.... akan menjadi.... bahan tertawaan dan pergunjingan orang...."
Melihat betapa dua orang suhunya itu kini hanya mencari alasan yang lemah saja, Hui Lan tersenyum melalui air matanya. Ia lalu bangkit berdiri, dengan lembut memegang dua tangan yang saling genggam itu, melepaskan genggaman, kemudian ia menggandeng tangan kedua orang suhunya, Gak Jit Kong di sebelah kanannya dan Gak Goat Kong di sebelah kirinya, lalu ia mengajak dua orang itu berjalan perlahan.
"Marilah kita pulang, suhu. Omongan orang lain.... ada sangkut-paut apakah dengan kehidupan kita? Kita sendirilah yang tahu bagaimana seharusnya dan sebaiknya bagi kehidupan kita sendiri, bukan? Mari kita bicarakan hal penting ini di rumah. Mulai sekarang kita tidak boleh menerima pinangan orang lain lagi. Aku akan mengatakan bahwa sekarang aku telah memperoleh jodoh, dan bahwa aku adalah calon isteri suhu berdua."
Dua orang pria kembar itu masih termangu-mangu, akan tetapi senyum kebahagiaan mulai mekar di mulut mereka. Kini mereka tahu bahwa inilah yang selama ini mereka cari dan harapkan, yaitu hidup bersama Hui Lan, bertiga, tak pernah berpisah lagi. Inilah yang membuat mereka kadang-kadang gelisah di tengah malam, membuat mereka menjadi pemarah dan pembenci orang yang datang melamar, membuat mereka bahkan kejam melukai dan membunuh orang. Kini seolah-olah ganjalan yang selama bertahun-tahun menindih batin mereka telah dilepaskan dan mereka merasa dada mereka begitu lapang, begitu ringan, begitu bahagia!
"Engkau benar, Hui Lan. Dengan bertiga, kita sanggup menghadapi apapun juga,"
Kata Jit Kong.
"Kita akan pergi menghadap ayah ibu, kita harus berterus terang,"
Kata pula Goat Kong. Sejenak kemudian, dengan hati-hati Jit Kong berkata lagi,
"Hui Lan, sudah yakin benarkah hatimu? Hui Lan menoleh ke kanan. pandang matanya memancarkan ketulusan hati.
"Aku yakin benar, apakah suhu masih belum yakin seperti aku?"