Si Rajawali Sakti Chapter 65

NIC

"Siankouw yang mulia, tolonglah saya saya tidak akan bangkit ber-

diri lagi sebelum Siankouw mengabulkan permohonan saya dan menerima saya sebagai murid

" Hui Lan tidak dapat menahan kesedihan hatinya dan mulailah ia menangis teringat akan dendamnya kepada Kian Ki yang tidak mungkin dapat terbalas kalau ia tidak memperoleh bimbingan seorang g.ru yang sakti.

Mendengar ini, nenek itu mengerutkan alisnya lagi, akan tetapi ia tetap menggeleng- gelengkan kepalanya, bahkan ia lalu memejamkan kedua matanya lagi, tidak mempedulikan dua orang mu yang berlutut di depannya itu.

Liu Cin merasa iba sekali kepada Hu Lan. Dia dapat merasakan b tapa besa kekecewaan hati gadis itu yang ditola mentah-mentah oleh Thian Te Siankouw. Apalagi kini melihat gadis yang dicinta nya itu menangis sedih sedangkan nenc" yang dimintai tolong sama sekali tida mempedulikan malah memejamkan mata nya kembali. Perutnya terasa panas!

"Sudahlah, Hui Lan!" katanya denga nyaring. "Tidak ada gunanya lagi minta minta kepadanya. Seorang yang telah menggunakan julukan Siankouw biasanya berhati penuh belas kasihan kepada orang, akan tetapi mungkin yang satu ini merupakan kekecualian. Lebih baik engkau menghadap gurumu, Locianpwe Tiong Gi Cinjin, dan minta betiau melatihmu lagi untuk memperdalam ilmu silatmu."

"Siapa ??" Pertanyaan yang merupakan teriakan ini mengejutkan Liu Cin dan Hui Lan. Mereka memandang dan melihat nenek itu sudah membuka matanya dan kini memandang tajam kepada Hui Lan. "Siapa nama gurumu, Nona?"

"Suhu bernama Tiong Gi Cinjin," kata Hui Lan sambil mengusap air matanya dan berhenti menangis.

"Dia mempunyai tahi lalat di dagu kanannya dan tubuhnya agak pendek?" Nenek itu bertanya cepat.

"Benar, Siankouw, Suhu Tiong Gi Cinjin mempunyai tahi lalat di dagu kanannya dan beliau agak pendek dan gemuk."

"Ahhh, dulu dia tidak gemuk " Nenek itu berdiam diri, memandang ke atas seperti orang melamun.

"Siankouw mengenal Suhu?" tanya Hui Lan, harapannya timbul kembali. "Hemmm berapa lamanya engkau

belajar silat dari Tiong Gi Cinjin?" "Sekitar sepuluh tahun, Siankouw." "Hemmm,

sepuluh tahun? Kalau begitu, tingkat kepandaianrnu sudah cukup kuat. Apalagi yang d<»pat kuajarkan kalau Tiong Gi Cinjin sudah melatihmu selama sepuluh tahun? Dan engkau, orang muda, apakah engkau juga ingin belajar silat?"

Sebetulnya, Liu Cin hanya ingin mengantar dan menemani Hui Lan sa akan tetapi untuk mendukung gadis it dia pun berkata dengan tegas. 'Benar Siankouw, saya ingin memperdalam aj yang pernah saya pelajari."

"Siapa gurumu? Apakah Tiong Gi Cin-jin juga?"

"Bukan, guru saya adalah Ceng Iri Hosiang dari Siauwlimpai."

"Hemmm, murid Siauwlimpai? Mengapa masih harus memperdalam ilmu silat! mu?"

"Agar saya memiliki kemampuan yanl lebih besar untuk menentang kejahatan, dan menegakkan kebenaran dan keadilan] Siankouw."

Kembali Thian Te Siankouw mengamati wajah kedua orang muda itu beri gantian. Kemudian ia menghela napas panjang dan bertanya;

"Siapa nama kalian?"

"Saya bernama Ong Hui Lan, Sianl kouw." "Saya bernama Liu Cin."

"Liu Cin, engkau mencinta Hui Lan, bukan?" tiba-tiba nenek itu bertanya dari pertanyaan tiba-tiba ini tentu saja membuat Liu Cin terkejut dan dia menjawab Kagap.

"Apa maksud Siankouw? Ini hal ini saya "

"Seorang gagah harus berani berkata sejujurnya. Jawabanmu penting sekali bagiku untuk memutuskan apakah aku dapat mengajarkan sesuatu kepada kalian ataukah tidak. Hayo jawab sejujurnya, apakah engkau mencinta Hui Lan?"

Pada dasarnya memang Liu Cin memiliki watak yang terbuka dan jujur, maka dia menjawab dengan tegas. "Benar, Siankouw, saya mencinta Hui Lan!"

"Dan engkau, Hui Lan, apakah engkau mencinta Liu Cin?" kini nenek itu bertanya kepada Hui Lan.

Gadis itu menundukkan mukanya yang berubah merah sekali. Bukan hanya merah karena merasa malu, akan tetapi juga karena diam-diam tanpa suara ia menangis karena terharu. Mendengar Liu Cin mengatakan bahwa dia cinta padanya dengan begitu tegas, ia merasa terharu sekali. Memang ia dapat melihat dari sinar mata, gerak-gerik, suara dan jug sikap Liu Cin yang selama ini serial membelanya, bahwa pemuda itu mencintanya. Akan tetapi mendengar Liu Cin demikian tegas menyatakan cintanya, i"* merasa terharu. Liu Cin terlalu baik baginya, sedangkan ia sendiri, ia sama sekali tidak berharga untuk menerima cinta kasih Liu Cin. Ia seorang gadis yang telah ternoda!

"Hayo, Hui Lan, engkau harus menjawab agar aku dapat menentukan apakah aku dapat membantu kalian mempelajari sesuatu ataukah tidak!" kata Thian Te Siankouw mendesak.

Hui Lan tidak berani berbohong. Dalam keadaan menderita kepedihan batin seperti ini, bagaimana mungkin ia memikirkan tentang cinta? Akan tetapi tentu saja ia kagum,.dan suka kepada Liu Cin.

"Siankouw, saya merasa suka dan

kagum kepada Liu Cin." akhirnya ia menjawab.

Posting Komentar