Han Lin mengangguk-anggukkan kepalanya lalu memandang Liu Cin. "Dan bagaimana dengan engkau, Liu Cin?"
"Dalam perantauanku, aku bertem ngan Ang Hwa Niocu Lai Cu Yin yang rsikap gagah, sopan dan baik. Aku per t ya dan aku tidak menolak ketika selang panglima mendatangi kami di ru-vih penginapan, mengatakan bahwa kami («indang Jenderal Chou. Setelah kami 'tang, kami pun dibujuk untuk mem-«iitu Jenderal Chou yang katanya ber-ang menentang para pembesar yang >rup dan sewenang-wenang. Aku akan piempertimbangkan dulu, dan Lai Cu Yin l'u langsung menerimanya, kemudian aku l Han Lin mengerutkan alisnya djfl memandang kepada gadis itu dengfl pandang menyelidik. "Hui Lan, sulij dipercaya bahwa seorang gadis gagj perkasa seperti engkau hendak bunuh dii Benarkah itu dan kalau benar mengapa? Dengan muka tunduk lesu Hui Lt menjawab. "Aku bingung, malu dan khi watir, Han Lin. Aku malu karena tela menjadi tunangan jahanam itu dan mer jadi calon mantu seorang jemberonu yang jahat karena hendak membunula orang-orang yang setia dan tidak beri dosa. Aku khawatir karena kalau oranri tuaku mendengar bahwa aku melariki diri dari rumah Jenderal Chou, merek pasti akan merasa kecewa dan berduka Maka aku menjadi bingung sekali sehingga aku mengambil keputusan pendeS untuk menghabisi saja hidupku." Han Lin menggeleng-gelengkan kepalanya dan menghela napas panjang. D, dalam hatinya dia tidak dapat percaya begitu saja pengakuan gadis itu. Biarpun baru mengenal sepintas, dia tahu bahwa «n Lan memiliki watak yang gagah i-rani. Tak mungkin kalau hanya karena rgitu saja ia hendak bunuh diri! Akan tapi tentu saja dia tidak mau men- sak. "Dan sekarang, engkau hendak ke una, Hui Lan? Apakah ingin kembali ke mah orang tuamu?" "Tidak, Han Lin. Aku tahu, mereka itu pasti mengabarkan hal-hal bohong 'l engenai diriku. Orang tuaku tentu akan [marah sekali karena aku memutuskan tali [iM-rjodohan yang dibuat orang tuaku dan Jenderal Chou. Orang tuaku tentu akan berduka sekali, maka aku tidak berani I lang karena tidak berani menghadapi [orang tuaku yang berduka karena aku." "Lalu ke mana engkau hendak pergi, kalau aku boleh tahu?" Tiba-tiba Hui Lan teringat akan sesuatu, la ingin rnempercVlc-n ilmu silatnya agar kelak dapat membalas dendamnya, dapat membunuh Chou Kian Ki yang telah menodai dirinya. Dan ia ingin mencari guru. Pemuda di depannya ini tadi mampu menandingi Chou Kian Ki! Tibatiba gadis itu berlutut di depan Han sehingga Han Lin menjadi heran dan ngung. Dia cepat menyentuh kedua dak Hui Lan. "Eeuit, apa-apaan ini, Hui Lan7 Affl yang kau lakukan ini?" "Han Lin, aku mohon kepadamu, suit; lah engkau menerima aku sebagai murf Aku hendak pergi mencari guru unri memperdalam ilmuku, dan melihat betafl engkau tadi mampu menandingi ChijJ Kian K i, maka aku ingin berguru kcpa mu. Tolonglah aku, Han Lin, terima aku menjadi muridmu!" "Bangkitlah dulu, Hui Lan dan kita bicarakan hal ini dengan sebaikn Mungkin aku akan dapat membantu dengan cara lain." Tiba-tiba Hui L merasa betapa kedua telapak tang pemuda itu yang menyentuh pundakn seolah memiliki daya yang amat kua menariknya bangkit. Ia mencoba unt mempertahankan dengan mengerahk sinkang, namun tetap saja tubuhnya per lahan-lahan bangkit berdiri tanpa dapa ia pertahankan lagi. I "Nah, sekarang katakanlah, mengapa Igkau ingin memperdalam ilmu silatmu? I'i lhat engkau sebagai seorang gadis m-tah memiliki ilmu bela diri yang cukup TiKguh." "Aku ingin menentang Keluarga|k>u yang jahat, terutama Chou Kian K i Lig berhasil mengikat tali perjodohan 3nganku hanya untuk menarik aku men-ptli sekutu pemberontakan ayahnya! Kain a aku tahu bahwa Kian Ki lihai se-Icii, maka aku ingin belajar ilmu silat lu>Kgi darimu, Han Lin!" Hemmui, itukah tujuan perjalananmu lu r sama Liu Cin tadi?" "Aku hanya kasihan kepadanya dan tn^in menemani dan membantunya mentari guru yang pandai. Akan tetapi melihat kelihaianmu, aku dapat mengerti n engapa ia hendak berguru padamu." Diam-diam Han Lir. dapat menjenguk Im hati pemuda yang dari gerakan silatnya tadi dia dapat menduga bahwa Liu f n tentu murid Siauwlimpai. Pemuda lugu sederhana itu mencinta Hui Lan, (ukirnya. Karena cinta itulah maka baru saja berkenalan, Liu Cin sudah be banyak membela gadis itu! "Hui Lan, bukan aku tidak mau m bantumu, akan tetapi tidak mungkin menjadi gurumu. Aku sendiri sedang lakukan perjalanan merantau meme perintah guruku." "Kalau begitu, bawa aku mengh gurumu, Han Lin. Aku akan sujud depan kakinya dan mohon agar gur sudi menerimaku sebagai murid." Han Lin menggelengkan kepalan "Hal itu tidak mungkin, Hui Lan. S tidak akan mau menerima murid siapa juga. Hal ini aku tahu dengan pasi Akan sia-sia belaka kalau engkau mer hadap guruku mohon menjadi muridny bahkan Suhu melarang aku menceritak siapa beliau. Akan tetapi, aku terin akan cerita guruku. Beliau mempuny seorang sahabat yang sakti, pewarist il silat sakti yang berinti kekuatan Ini d Yang. Nah, kalau engkau dan Liu Ci pergi mencarinya, siapa tahu, kalau I 'Siapakah dia, Han Lin? Katakan, >-.i a dia dan di mana tempat tinggal v i " kata Hui Lan dengan penuh selu ngat. "Suhu hanya mengatakan bahwa namakan orang sakti itu adalah Thian Te .nkouw (Nona Dewi Langit Bumi) dan k puluhan tahun bertapa di Puncak ikit Tengkorak yang berada di tepi Su-, u Luan. Bukit Tengkorak itu berada di i>elah utara, di luar Tembok Besar, dak sangat jauh dari kota raja dan h'kat Tembok Besar, sebelah selatan lota Yehol (Cengkeh). Nah, carilah ke Lina. Perjalanannya tentu saja amat iikar, melewati Tembok Besar dan aku iga tidak berani memastikan bahwa ia Itusih hidup atau masih tinggal di sana." "Baiklah, terima kasih, Han Lin. Aku n/kan mencarinya ke sana."