Lou Jin cin bekas begal tunggal dari golongan hitam yang sudah punya pengalaman kangouw puluhan tahun, segala permainan kasar halus atau kelicikan dunia persilatan sedikitpun tidak bisa mengelabui matanya, kali ini ternyata sampai digerayangi Sip It-sian sampai kekamar tidurnya tanpa diketahui sebelumnya, keruan kagetnya bukan main, sebab sekali ia menubruk kearah bayangan hitam yang muncul di bawah jendela sana.
Untuk lari lagi Sip It sian adalah segampang membalikkan tangan, namun Lu Giok-Yau masih berada dimulut harimau, dia sendiri tidak tahu apa akibatnya taburan segenggam pasirnya itu, mana dia berani tinggal pergi tanpa kuatir sedikitpun? Apalagi setelah ia melihat jelas adalah Lou Jin cin yang meluruk pada dirinya hatinya semakin curiga dan heran, lapat terasa olehnya bahwa urusan agaknya jauh lebih buruk seperti apa yang dibayangkannya tadi.
Bagaimana mungkin Cin Liong hwi melakukan perbuatan tercela yang memalukan ini? Bagaimana pula Lu Giok yau bisa terpulas diatas ranjang Lou Jin cin? Apakah Cin Liong-hwi bocah ini sudah tersesat dan menyeleweng? Menjadi begundal Lou Jin cin?" belum lenyap jalan pikirannya, terasa angin keras menyampok dating, kiranya Lou Jin cin sudah menubruk tiba sambil kirim pukulan dahsyat, belum lagi orangnya tiba kim khong ciang sudah menggetar mundur tubuhnya. "Biarlah aku melibatnya disini." demikian pikir Sip It-sian, setelah ambil keputusan dengan gaya Ui-ho-cong-sian (bangau terbang menembus langit) kakinya menjejak tanah, tubuhnya lantas melambung tinggi melampa di atas rumah untuk menghindari pukulan Lou Jin-cin ini.
Lou Jin cin membentak lagi, "Maling kecil menggelundunglah!" berbareng tangannya mencomot sebuah genteng terus dicengkeramnya hancur beberapa keping kontan ia sambitkan senjata rahasia cadangan ini ke arah Sip It sian, Ginkang Sip It sian memang hebat, kepandaiannya sejati justru sangat rendah diatas atap ia kembangkan kelincahan tubuhnya meski tidak kena kesambit tak urung kakinya jadi tidak bisa berdiri tegak, akhirnya terpaksa harus loncat ketanah kembali.
Setelah melihat tegas yang dihadapi ini adalah Sip It sian, Lou Jin cin sendiri juga terkejut batinnya, "Keparat ini sangat lihay selulup timbul laksana dewa elmaut kalau tidak ungkulan tinggal lari, mungkin aku tidak mampu meringkus dia, tapi bagaimana juga aku pantang membuatmu lolos meninggalkan rumahku ini."
Sebaliknya Sip It-sian juga sedang berpikir, "Untuk melawan jelas aku bukan tandingannya, siapakah yang harus kupanggil untuk membantu?" betapapun ia masih sayang dan prihatin pada Cin Liong hwi bila sampai diketahui perbuatan puteranya yang tercela ini oleh Cin Hou Siau, mungkin beliau bisa memukulnya sampai mampus. Akhirnya, ia berkeputusan pura-pura hanya menemukan jejak Lu Giok-yau seorang, dan memanggil ayahnya yaitu Lu Tang-wan. Disaat ia berteriak memanggil Lu Tang wan supaya lekas datang itulah bertepatan pula dengan teriakan Lou Jin-cin memanggil orang minta bantuan.
Begitu mendengar suara Sip It-sian yang sedang memanggil Lu Tang-wan, serasa arwah Cin Liong-hwi copot dari badan kasarnya, takutnya bukan main. Pikirnya, "Jangan sampai aku kepergok olehnya ayahnya disini. Apalagi bila sampai mereka ayah beranak bertemu bualanku tentu terbongkar, bagaimanakah baiknya?" sebetulnya otaknya cerdik berpikir, sedikit mengerut kening segera terpikir sebuah akal olehnya. Disaat Lou Jin-cin mengundak dan menempur Sip It sian, dan Lu Tang-wan belum memburu tiba segera ia jinjing tubuh Lu Giok-yau yang masih tertidur pulas itu terus meloncat keluar dari jendela belakang, dengan berindap-indap ia melompat keluar dari kebon belakang terus melarikan diri.
Pekarangan gedung Lou Jin-cin ini sangat luas ada beberapa gunung gunungan palsu yang tersebar dimana-mana dengan lari mengitari gunung-gunungan palsu ini ia ajak Lou Jin cin bermain petak. Sebagai maling sakti nomor satu diseluruh dunia sudah tentu Sip It sian sangat jeli kupingnya tajam luar biasa. Malam ini cuaca sangat gelap anginpun berembus agak keras ada gunungan palsu pula yang mengelilingi pandangan matanya dia tidak melihat bahwa Cin Liong-hwi sudah membolos keluar dan melarikan diri tapi Cin Liong-hwi lari sambil memanggul seorang derap langkahnya yang berat itu jelas terdengar oleh ketajaman kupingnya, tapi dia tidak berani pastikan apakah benar Cin Liong hwi adanya.
Tengah ia berusaha membebaskan diri dari libatan Lou Jin-cin dan mengejar kesana, bantuan pihak Lou Jin-cin sudah keburu tiba. Itulah isyarat Lou Jin cin dan empat dayangnya. Nyonya bawel ini bersama Thio Jay-giok, asalnya seorang begal perempuan pula. Sebelum menikah dan menjadi gundik Lou Jin-cin, pernah satu kali bekerja sama dengan Sip It-sian, melakukan dagang tanpa modal (merampok), yang dirampok adalah penjabat korup.
Begitu melihat Sip It-sian, Thio Jay-giok lantas cekikak cekikik tertawa genit serunya, "Kukira siapa, ternyata kau, ketika sama golongan dan sehaluan kenapa kau malah menggerayangi milik suamiku malah?"
Sip It-sian tertawa dingin, jengeknya, "Aku hanya mencuri harta benda, tak seperti kalian suami istri, bisa mencuri perawan orang lain."
"Jadi kau bukan jadi maling malam ini. Membongkar rahasia maksudmu?"
"Benar, bila kau bicara demi kepentingan golongan, lekas kau serahkan putri Lu Tang-wan padaku ! Hm, kau tahu tidak, lawan sudah datang."
Thio Jay-giok pura kaget dan sesambatan seperti penasaran, serunya, "Sip It sian darimana kau dengar kabar angin ini. Seumpama nyaliku setinggi langit juga tidak berani mencari perkara dengan Lu Tang-wan."
"Kabar angin apa ?" semprot Sip It-sian gusar. "mata kepalaku sendiri yang melihat kenyataan."
Thio Jay-giok menggeleng kepala, sahutnya, "Tak pernah terjadi, mungkin kau salah lihat orang."
Sip It-sian tersentak sadar, pikirnya, "Mungkinkah perempuan bawel ini main ulur waktu untuk memberi kesempatan kaki tangannya menyembunyikan nona Lu serta suruh Cin Liong hwi melarikan diri ?" rekaannya ini memang benar separo.
Cin Liong-hwi melarikan diri menggondol Lu Giok yau meski bukan mendapat petunjuk mereka suami istri, namun memang mendapat bantuan perempuan bawel ini secara diam diam. Dia tahu bahwa Cin Liong-hwi melarikan diri, dan karena ia memberi perintah sehingga Cin Liong-hwi dapat leluasa melarikan diri tanpa mengalami rintangan sedikitpun. Kalau tidak mengandal Ginkang Cin Liong hwi, memanggul seorang lagi, mana mungkin dia berhasil lolos keluar dari Lou keh ceng !
Dapat membongkar kelicikan orang, Sip It sian tertawa dingin, jengeknya, "Baik, kau kata aku salah lihat orang. Kalau begitu ingin aku melihat lebih tegas malah."
Terdengar angin menderu kencang kiranya Thio Jay giok telah mengirim cemeti panjang ditangannya merintangi jalannya, serunya, "Kau tidak percaya ucapanku, jangan salahkan aku tidak bicara mengenal aturan lagi. Hehe, kau sendiri yang tidak menurut aturan, setelah datang kau tidak bertandang secara wajar malah menyelundup mencari perkara. Masa aku harus membiarkan kau seenaknya saja pergi datang? Kalau kau tahu diri silakan turun dan minum arak dan istirahat didalam suka mari bicara secara blak-blakkan." Mulutnya bicara namun tangannya tetap menggerakkan senjata, serangannya semakin gencar malah. Bila hanya menghadapi salah satu diantara suami istri Lou Jin-cin untuk meloloskan diri, dan lari bagi Sip It sian adalah semudah membalikkan tangan namun di bawah kerubutan kedua orang ini dia menjadi kerepotan dan tidak mampu lari lagi.
Namun Sip It-sian pandai mencari kesempatan dan dapat bergerak lincah dalam suatu kesempatan diperolehnya suatu lobang kelemahan musuh, ia berhasil bolos keluar dari celah-celah kelemahan serangan kedua suami istri ini. Tak duga baru saja ia berhasil loncat turun dari gunung-gunungan palsu, tampak bayangan orang berkelebatan, bebareng beberapa buah pecut panjang rnenari-nari disekitar badannya. Menerobos ketimur kebarat keselatan atau ke timur selalu kebentur oleh libatan pecut panjang musuh, suara cemeti saling bersahutan ditengah udara menambah suasana pertempuran semakin riuh rendah. Kiranya keempat dayang Thio Jay giok sejak tadi sudah sembunyi di empat penjuru, memang mereka khusus disiapkan untuk merintangi Sip It-sian bila dia berhasil lolos.
Keempat dayang ini memiliki kepandaian yang lumayan, biasanya mereka terdidik langsung olek suami istri Lou Jin cin, keempat pecut panjang mereka dapat bergerak begitu tapi bekerja sama rapat sekali, tiada sedikit pun lobang kelemahannya. Dalam waktu dekat betapapun tinggi Ginkang Sip It-sian, ia menjadi mati kutu tak mampu melarikan diri lagi.
"Ikan sudah masuk jala, masih ingin lari lagi?" terdengar Lou Jin cin mengejek dari luar kalangan. Cepat mereka suami isteri merabu lagi bersama, keempat dayangnya segera mundur dan berpencar keempat penjuru lagi. Tapi pecut masing-masing masih dimainkan secepat kitaran untuk mengepung jalan keluar Sip It sian seolah-olah mereka sudah membentuk sebuah barisan pecut panjang. Pertempuran kali ini dilakukan ditanah lapang, tak bisa menggunakan alingan gunung-gunungan palsu lagi, sekejap saja kepungan semakin diperketat.
Dilain pihak, dari teriakan Sip It sian itu, tahu Lu Tang-wan bahwa dua orang telah menemukan putrinya disana, keruan kaget dan gugup benar hatinya. Kejutnya bukan karena tidak tahu cara bagaimana putrinya bisa disarang Lou Jin cin, yang dia gugup justru karena musuh ternyata begitu tangguh meski dikeroyok bersama Cin Hou-siau, paling paling mereka baru sedikit diatas angin.
Liong siang Hoatong ini sungguh hebat, bila dirinya tinggal pergi kesana mungkin Cin hou siau tak mampu bertahan lagi.
Tapi Cin Hou-siau tahu akan kegugupan orang, segera ia berkata, "Menolong putrimu lebih penting, lekaslah pergi !" Sekonyong konyong ia gertak gigi beruntun ia melancarkan tiga gelombang pukulan Bi-lek-ciang, sungguh dahsyat perbawa kekuatan pukulan tiga berantai ini, seolah-olah angin topan dari prahara telah memberondong tiba sekaligus, betapapun liehay dan dalam Lwekang Liong siang Hoatong, ia tak kuasa menyambut ketiga pukulan dahsyat ini, beruntun ia tersurut mundur tiga langkah.
Kesempatan tidak boleh disia-siakan, sebat sekali Lu Tang-wan segera melompat mundur dari kalangan pertempuran, tanpa pikir ia berseru, "Saudara Cin, aku pergi sebentar, segera aku kembali!"
Cohaptoh sedang berlari kencang kedepan. Sekonyong-konyong Lu Tang wan memberosot lewat dari sampingnya sembari memukulkan telapak tangannya kebelakang, Cohaptoh mana kuat menahan kekuatan pukulannya, kontan ia terjengkang roboh terguling, untung tenaga dalamnyapun tidak lemah, Lu Tang-wanpun hanya menggunakan Bik-khong-ciang lat, meski bantingannya cukup keras, untung ia tidak terluka berat.
Sementara Cohaptoh merangkak bangun, terdengar Liong siang Hoatong berteriak, "Umong, lekas kalian susul ke sana!" karena melihat Umong kewalahan melawan Hong-thian lui, dia sangka dengan kekuatan dirinya kiranya cukup berkelebihan menghadapi keroyokan Cin Hou-siau dan Hong-thian lui. Sebaliknya belum tentu Lou Jin-cin kuat melawan Lu Tang wan maka segera ia perintahkan Umong menyusul kesana memberi bantuan.
Sebenarnya Umong memang sedang terdesak dan keripuhan, sungguh sangat kebetulan pesan gurunya ini gesit sekali ia mengundurkan diri. Disebelah sana Liong siang Hoatong telah lancarkan pula Liong-siang kang sampai tingkat kesembilan. Cin Hou siau dan Hong-thian lui segera terlibat dalam lingkungan kekuatan angin pukulannya yang hebat itu.
Kedatangan Lu Tang-wan tepat pada waktunya, melihat Sip It sian terkepung dalam barisan pecut musuh segera ia melabrak dengan kedua pukulannya. Bentaknya, "Lou-Jin cin, berani kau aniaya putriku ya?" seiring dengan suaranya angin pukulannyapun memberondong tiba, sekali hantam ia serang kearah Lou Jin-cin.
Lou Jin-cin membalikkan tangan mencengkeram kebelakang. Cengkeramannya ini mengandung delapan macam perobahan termasuk tekan tepuk telikung jelentik cengkeram sobek dan cengkeram, sewaktu-waktu dapat diubah menurut kemauan dan keadaan. Sungguh merupakan Tay-kim-na-jiu hoat dari pecahan Eng-jiau jiu yang sangat lihay sekali.
Waktu pukulan Lu Tang wan mendadak merubah sasaran di tengah jalan, ia ganti pukulan In ciang menjadi pukulan Yang ciang yang kokoh kuat dan kasar, telapak tangannya terarah kedepan dan jari-jari terkembang, seperti menatap laksana mengunci, diam-diam jari tengahnya teracung kedepan, tepat mengarah jalan darah Lou khong hiat ditelapak tangan musuh. Kontan segulung tenaga lunak yang mengandung kekuatan dahsyat mengalir keluar dan menerpa kedepan tanpa bersuara kearah musuh.
Namun Lou Jin-cinpun seorang ahli silat yang cukup punya pengalaman luas, sudah tentu cengkeramannya tidak berani dilanjutkan.
Ternyata Lu Tang wan sudah lancarkan pukulan Ban-ciang yang sudah sempurna latihannya, kelihatannya jurus serangannya itu sepele dan gampang saja seperti main kembangan dibanding cengkeraman Lou Jin cin yang mengandung delapan macam perubahan yang rumit itu. Tapi permainan yang sepele ini justru sangat lihay dan menakjubkan, cukup dengan sejurus tipu yang sederhana ini, berkelebihan untuk mengatasi rangsakan balasan Lou Jin cin yang mengandung delapan perubahan itu.
Pukulan Lan ciang bila dilatih sempurna sampai tingkat yang tertinggi, sekali tepuk saja cukup membuat batu keras menjadi tepung. Lou Jin-cin memaklumi kelihayan ini. Bila adu kekerasan seumpama dirinya kalah tenaga dalam akibatnya justru lebih parah, seumpama tidak tewas juga pasti luka parah. Maka sebat sekali iapun tunjukan permainan pukulan tangannya yang lihay, dengan sodokan sikut dan kebasan lengan bajunya ia punahkan serangan tenaga musuh terus mundur beberapa langkah dan berdiri diam menanti dengan siap siaga.