Sakit Hati Seorang Wanita Chapter 72

NIC

Dua orang perwira itu saling pandang lalu me nggeleng kepala. "Pui Ki Cong hanya me mberitahu kepada kami bahwa Kim Cui Hong adalah musuh besarnya."

"Baiklah, sekarang saya hendak menceritakan mengapa Kim Cui Hong bertindak sede mikian kejamnya terhadap mereka. Se mbilan tahun yang la lu, Kim Cui Hong adalah seorang gadis re maja berusia enam belas tahun, puteri dari guru silat Kim Siok di dusun Ang-ke-bun. Kim Siok adalah seorang murid Siauw-lim-pai juga, seperti Paman Su Lok Bu."

Su Lok Bu merasa tidak enak mendengar bahwa Iblis Betina itu puteri orang murid Siauw-lim-pai, berarti saudara seperguruan dengannya. "Ah, aku tidak mengenalnya sama sekali. Kalau dia benar murid Siauw-lim-pai, mengapa dia me mbiarkan puterinya menjadi jahat seperti itu?"

"Maaf, Paman Su Lok Bu, agaknya Paman belum mengenal benar orang-orang maca m apa Pui Ki Cong dan dua orang bekas tukang pukulnya itu, dan perbuatan apa yang mereka lakukan terhadap Kim Cui Hong."

"Ka mi berdua sudah mendengar bahwa mereka pernah berbuat jahat terhadap Kim Cui Hong. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh gadis itu untuk me mba las dendam sungguh di luar prike manusiaan. la me mbuat tiga orang itu menjadi manus ia- manusia cacat dan tidak berguna, hidup tidak mati pun bukan. Tan Siong, kalau engkau seorang murid Kun-lun- pai yang berjiwa pendekar, apakah engkau menganggap tindakan Kim Cui Hong itu benar? Ia menjadi begitu kejam seperti iblis, apakah pantas orang seperti itu dibela?" kata Cia Kok Han.

"Itu masih belum seberapa! Ia bahkan kini menjad i seorang pemberontak dan antek pemberontak Li Cu Seng! Dosanya benar-benar tak terampunkan!" ta mbah Su Lok Bu.

"Harap Pa man berdua bersabar dan me ndengarkan cerita saya. Sembilan tahun yang lalu, ketika Kim Cui Hong berusia enam belas tahun, ia menar ik perhatian Pui Ki Cong yang kemudian me minangnya. Akan tetapi pinangan itu ditolak oleh Paman Kim Siok, ayah Cui Hong karena pertama, dia tidak suka puterinya dijadikan selir. Kedua, karena pada waktu itu Cui Hong sudah ditunangkan dengan seorang suhengnya bernama Can Lu San, murid Ayahnya sendiri. Penolakan ini me mbuat Pui Ki Cong dan Ayahnya marah, dan menggunakan kekerasan. Akan tetapi para tukang pukul mereka dikalahkan oleh Kim Cui Hong, Can Lu San dan Kim Siok. Keluarga yang maklum bahwa urusan akan menjadi besar itu lalu me larikan diri dari dusun Ang-ke-bun. Ketika mere ka tiba di kaki Pegunungan Tai- hang-san, mereka dapat dikejar oleh Thian- cin Bu-tek Sa m-eng (Tiga Pendekar Tanpa Tanding dari Thian- cin) yang dibayar keluarga Pui Ki Cong untuk menang kap Cui Hong. Dalam perkelahian itu, Kim Siok dan Can Lu San tertawan. Kim Cui Hong ditangkap dan diserahkan kepada Pui Ki Cong. Paman tahu apa yang terjadi? Apa yang dialami oleh Cui Hong, gadis remaja berusia enam belas tahun yang tidak berdosa itu? la diperkosa oleh Pui Ki Cong di depan Ayah dan tunangannya sebelum mereka berdua mati dibunuh! Bukan hanya oleh Pui Ki Cong. Setelah puteri jaksa ini me mper kosa dan menghinanya sampai bosan, lalu Cui Hong diserahkan kepada Thian-cin Bu-tek Sa m-eng yang terdiri dari Gan Tek Un, Koo Cai Sun, dan Lauw Ti. Tiga orang yang mengaku pendekar ini pun secara buas melebihi iblis sendiri bergantian me mper kosa Cui Hong sekehendak dan sepuas hati mereka. Setelah mereka se mua merasa bosan, mereka me mbawa tubuh Cui Hong yang sudah seperti mayat hidup itu ke tengah hutan dan meningga lkannya di hutan begitu saja! Nah, ji-wi (Anda berdua) dapat membayangkan apakah ada siksaan bagi seorang wanita yang lebih menger ikan daripada apa yang dilakukan e mpat orang itu?"

Wajah Su Lok Bu dan Cia Kok Han berubah pucat. Mereka terbelalak saling pandang dan merasa benar-benar terkejut dan ngeri. Tak pernah mereka me mbayangkan bahwa Pui Ki Cong dan anak buahnya itu melakukan kebiadaban sehebat itu! Saking terkejut, bingung dan menyesal mereka tidak dapat mengeluarkan kata apa pun.

"Paman berdua, dalam keadaan ha mpir mati lahir batinnya itu, muncul Toat-beng Hek- mo dan orang tua yang sakti itu meno long Kini Cui Hong dan menga mbilnya sebagai murid. Setelah belajar selama tujuh tahun, Cui Hong lalu pergi dan me lakukan balas dendam kepada empat orang yang telah menghancurkan hidupnya itu. Nah, sekarang Paman berdua dapat menilai apakah balas dendam yang dilakukan Cui Hong itu lebih kejam daripada apa yang la derita dari empat orang itu?"

Su Lok Bu menghela napas panjang. "Hemm, sama sekali tidak pernah kusangka mereka me lakukan perbuatan biadab sekejam itu. Akan tetapi, engkau tentu hanya mendengar cerita itu dari Kim Cui Hong. Bagaimana kami dapat yakin bahwa cerita itu t idak bohong?"

"Sa ma sekali tidak bohong, Paman Su, karena saya mendengar cerita itu sejelasnya dari seorang di antara e mpat orang yang telah melakukan kebiadaban itu. Seorang diantara Thian-cin Bu-tek Sa m-eng itu adalah Gan Tek Un, Pa man saya sendiri. Dialah yang bercerita kepada saya sebelum dia men inggal dunia."

"Sungguh biadab! Mereka me mang pantas dihukum, akan tetapi mengapa Cui Hong tidak me mbunuh saja mereka me lainkan menyiksa mereka? Bukankah itu merupakan perbuatan yang kejam sekali?" kata Cia Kok Han.

"Cui Hong tidak me mbunuh mereka karena ia sudah berjanji kepada gurunya bahwa dalam me mba las dendam ia tidak boleh me mbunuh. Ia menaati pesan gurunya itu. Adapun tentang kekejaman itu, kita dapat me maklumi, Paman. Dendam sakit hati yang sedemikian hebat itu me mbuat ia menjad i mata gelap dan ingin me mbalas penderitaan yang ia rasakan selama hidupnya! Bahkan sampai sekarang Cui Hong masih menderita akibat kebiadaban mereka. Gadis itu tidak berani menikah karena merasa dirinya kotor. Pamanku sendiri, Gan Tek Un menghibur diri menjad i pendeta karena menyesali perbuatannya terhadap Cui Hong. Akhirnya, ketika Cui Hong datang, dia me mbunuh diri sebagai penebus dosanya terhadap Cui Hong. Sikap Pamanku ini masih baik karena dia mau bertanggung jawab dan menyesali perbuatannya. Akan tetapi, Pui Ki Cong, Koo Cai Sun, dan Lauw Ti tidak menyesali kebiadaban mereka, bahkan berusaha untuk menang kap Cui Hong. Kini, Pa man berdua menyerahkan Cui Hong kepada mereka. Dapat Paman bayangkan kekeja man yang lebih biadab lagi tentu akan mereka lakukan terhadap Cui Hong!"

Dua orang perwira itu terbelalak!

"Celaka, kalau begitu kita harus menolongnya!" kata Su Lok Bu.

"Nanti dulu!" kata Cia Kok Han. "Dalam urusan ini me mang kita harus men cegah Pui Ki Cong dan dua orang anak buahnya menyiksa Kim Cui Hong. Akan tetapi ada satu hai yang menyakit kan hatiku. Mengapa gadis itu menjad i antek atau pembela pe mberontak Li Cu Seng?"

Tan Siong me ngerutkan alisnya. "Untuk pertanyaan itu, Paman Cia, terus terang saja saya tidak dapat menjawabnya karena saya sendiri pun tidak atau beium mengerti. Bagaimana kalau sekarang kita tanyakan sendiri kepada Cui Hong untuk me mastikan apakah Pa man berdua tidak salah tangkap?"

Posting Komentar