Dan pada malam harinya, pemuda Coa Giok Seng mendatangi tempat penginapan buat dia mengambil barang bawaannya ditemani oleh dara Oey Sin Cu yang tidak mau ditinggalkan. Mereka tidak menghadapi rintangan oleh karena penjagaan dari pihak Hong bie pang sudah ditarik pulang.
Setelah mengambil barang bawaannya dan meninggalkan uang perak sebagai uang sewa kamar, maka Coa Giok Seng memaksa mengajak dara Oey Sin Cu singgah dimarkas Kaypang dan kedatangan mereka hampir saja mengakibatkan terjadinya pertempuran sebab pihak orang orang Kay pang menganggap bahwa dara Oey Sin Cu dari pihak musuh.
Coa Giok Seng sangat girang waktu dia bertemu dengan ketiga saudara seperguruannya, dan dia lalu menceritakan tentang kisah dara Oey Sin Cu sedangkan dara Oey Sin Cu waktu mengetahui bahwa dipihak Hong bie pang telah kedatangan Bhok leng siangjin dari markas pusat Hong bie pang, maka dia menjadi teringat dengan paman gurunya, yang memang bermusuhan dengan Bhok leng Siang jin; namun baru pada hari itu diketahui oleh dara Oey Sin Cu bahwa orang yang menjadi guru agama ternyata adalah Bhok leng siangjin.
Paman gurunya dara Oey Sin Cu itu bernama Leng In Liang, adik kandung dari Leng ie siancu. Leng In Liang membuka rumah perguruan ilmu silat didusun Leng in cung, kemudian pada suatu hari Leng In Liang sedang bepergian; maka ditempatnya telah kedatangan seorang imam yang mengaku bernama Bhok Leng siangjin, dan kedatangan imam itu disambut sebagaimana layaknya oleh Gak Cun Ho, murid tertua dari Leng In Liang, yang menerangkan bahwa gurunya pada saat itu sedang bepergian.
Akan tetapi imam yang garang itu tidak percaya dengan keterangan Gak Cun Ho, dan dia memaksa masuk hendak mencari Leng In Liang. Perbuatan si imam itu sudah tentu telah membangkitkan kemarahan Gak Cun Ho, bahkan semua murid-muridnya Leng ln Liang. Dengan sikapnya yang gagah Gak Cun Ho berusaha merintangi perbuatan imam yang garang itu, akan tetapi tanpa mempunyai rasa belas kasihan, si imam telah melakukan pukulan 'pek-kong ciang' atau pukulan udara kosong, satu ilmu pukulan yang dapat digunakan pada jarak yang terpisah cukup jauh dengan mengerahkan tenaga dalam yang sakti.
Sudah tentu Gak Cun Ho bukan tandingan si imam, dan pemuda itu tewas seketika dengan mulut mengeluarkan banyak darah segar !
Semua murid-muridnya Leng In Liang menjadi sangat gusar, mereka tidak gentar meskipun mereka menyadari bahwa imam itu memiliki ilmu sakti, serentak mereka meluruk mengepung si imam, namun Bhok leng siang jin atau si imam yang galak itu menjadi tertawa bagaikan hantu yang kegirangan, lalu setelah itu terjadi penjagalan manusia secara besar-besaran, dan hancur berantakan rumah Leng In Liang diubrak abrik oleh Bhok leng siangjin berhubung si imam yang garang itu merasa dendam terhadap Leng In Liang, yang dianggap menjadi biang keladi sehingga terjadi pengusiran atas dirinya dari perguruan Kun-lun.
Lewat beberapa hari setelah terjadinya perusakan dan penjagalan itu, maka Leng In Liang pulang dan menjadi sangat terkejut, waktu mengetahui peristiwa yang telah terjadi dirumahnya itu.
Leng In Liang kemudian memasuki rumah yang telah hancur berantakan itu, sampai kedatangannya diketahui oleh pemuda Su Bun Liong, murid termuda yang berhasil menyelamatkan diri dan bertekad hendak menuntut balas dendam atas kematian saudara seperguruannya. Pemuda Su Bun Liong kemudian menceritakan peristiwa yang telah terjadi, sehingga Leng In Liang mengetahui perbuatannya Bhok leng siangjin, dan semenjak hari itu guru berdua murid itu merantau, mencari jejak Bhok-leng siangjin sampai jauh perjalanan mereka mencapai gunung Kun lun san, namun mereka tidak berhasil menemui Bhok- leng siangjin, sebaliknya Leng In Liang jadi mengetahui bahwa Bhok leng siangjin sudah diusir dari golongan Kun lun pay.
“Kalau mereka sedang merantau, kemana kau hendak menyusul buat minta bantuan mereka…?” tanya pemuda Coa Giok Seng, sehabis Oey Sin Cu selesai bercerita.
“Justeru karena susiok belum berhasil menemui musuhnya, maka susiok sekarang menetap didusun Liok hap cung, dan aku pernah mengunjungi tempatnya, waktu dulu aku mendapat perintah dari suhu....." sahut dara Oey Sin Cu.
"Perjalanan dari sini ke dusun Liok-hap-cung memerlukan waktu tiga-hari, aku khawatir kalau kalau pihak Bhok leng siangjin sudah mendahului menyerang kita. Namun demikian, aku rasa tiada salahnya kalau Oey kouwnio sudi berangkat buat mencari bala bantuan !"
Wie Keng Siang ikut bicara.
"Dan sebaiknya sutee ikut mengantarkan... " dara Tan Hong Lan menyarankan kepada Coa Giok Seng, sebab sang suci ini mengetahui bahwa dara Oey Sin Cu sudah merupakan seorang pelarian dari pihak Hong bie pang.
Dipihak dara Oey Sin Cu, didalam hati dia menjadi girang karena dia akan melakukan perjalanan dengan pemuda tambatan hatinya, akan tetapi saat itu wajah mukanya kelihatan berobah menjadi merah, merasa malu sebab menganggap Tan Hong Lan sudah mengetahui rahasia hatinya.
Sementara itu, mengingat bahwa Oey Sin Cu berdua Coa Giok Seng merupakan orang orang pelarian dari pihak Hong bie pang, maka Wie Keng Siang menyarankan supaya sepasang insan muda itu berangkat malam ini juga, sebelum kedatangan mereka dimarkas Kay pang diketahui oleh pihak musuh.
Dengan demikian malam itu juga Coa Giok Seng berdua dara Oey Sin Cu meninggalkan kota Soan hoa memakai dua ekor kuda menuju kedusun Liok hap cung.
Esok paginya sepasang muda mudi itu sudah jauh meninggalkan kota Soan hoa, namun Coa Giok Seng berdua Oey Sin Cu tetap kaburkan kuda mereka, sebab mereka ingin melakukan perjalanan yang cepat, supaya mereka dapat mengejar waktu, sebelum pihak musuh melakukan penyerangan terhadap pihak Kay pang.
Akan tetapi, pada waktu mereka sedang menyusuri suatu jalan yang sunyi; mendadak dari arah dekat mereka melihat adanya seseorang yang sedang mendatangi, juga dengan menunggang kuda.
Terpaksa Coa Giok Seng berdua Oey Sin Cu perlambat lari kuda mereka, namun di saat mereka hampir berpapasan maka Oey Sin Cu kelihatan menjadi terkejut sebab dia mengenali bahwa si penunggang kuda itu adalah seorang pemuda yang menjadi kesayangan Ma Tay Him suami isteri, dan pemuda itu adalah Oey Cin Eng yang dianggap banyak jasanya terhadap persekutuan Hong bie pang.
Di pihak pemuda Oey Cin Eng, dia juga kelihatan terkejut karena tidak menduga dapat menemui dara Oey Sin Cu ditempat itu. Sudah sejak lama pemuda Oey Cin Eng memang mempunyai niat buruk terhadap dara Oey Sin Cu yang hendak dia ajak bermain cinta. Akan tetapi pemuda Oey Cin Eng takut perbuatannya diketahui oleh Hong bie niocu alias Lie Bie, sebab pemuda Oey Cin Eng merupakan salah seorang pemuda yang sering mendapat 'perlakuan istimewa' dari Hong bie niocu Lie Bie Nio yang saat itu justeru sedang membawakan peranan sebagai istri dari Ma Tay Him!
Jelas meskipun dara Oey Sin Cu mengetahui bahwa ketua Hong bie pang adalah Hong bie kauwcu dengan Hong bie niocu, namun dia belum pernah bertemu dengan Hong bie kauwcu maupun dengan Hong bie niocu alias Lie Bie Nio. Oleh karena itu Oey Sin Cu tidak mengetahui kalau perempuan muda yang katanya menjadi isterinya si beruang raksasa Ma Tay Him justeru adalah Hong bie niocu atau Lie Bie Nio.
Iblis wanita yang haus cinta itu memang gemar orang- orang muda buat dia ajak bermain cinta, mungkin itu pula yang menjadikan dia tetap kelihatan muda dan pandai merawat kecantikannya.
Hong bie niocu Lie Bie Nio tidak menghiraukan orang- orang menganggap dia isteri Ma Tay Him, sedangkan hal yang sebenarnya dia sedang memperalat Ma Tay Him atau si beruang raksasa, yang sengaja dia jadikan kauwcu atau ketua cabang Hong bie pang di kota Soan hoa dan dikota Soan hoa itu justeru pihak Hong bie pang sedang melakukan pekerjaan penting, dengan mendapat dukungan dari pangeran Kim Lun Hoat ong yang hendak merebut pemerintahan dari tangan ayahnya sendiri.
Di kota Soan hoa itu Hong bie niocu Lie Bie Nio membeli sebuah rumah yang besar dan luas, sampai kemudian dia mengetahui bahwa didalam kota itu terdapat seorang okpa yang kejam yang bernama Ma Tay Him, dan sebagai seorang tuan tanah yang kejam, sudah tentu si beruang raksasa Ma Tay Him mempunyai harta kekayaan yang berlimpah-limpah.
Dengan muslihat yang telah direncanakan, maka Hong bie niocu Lie Bie Nio segera menghubungi si beruang raksasa Ma Tay Him, dan hanya dengan sedikit senyum merayu, maka beruang raksasa Ma Tay Him tidak berdaya dibawah telapak kaki perempuan yang haus cinta itu; dan beruang raksasa Ma Tay Him bahkan tidak berdaya, meskipun Lie Bie Nio melakukan perbuatan maksiat didepan matanya !
Sementara itu, disamping menjadi 'boneka permainan' dari Hong bie niocu Lie Bie Nio, si pemuda Oey Cin Eng juga merupakan murid dari Bhok leng siangjin; oleh karena itu Ma Tay Him juga tidak berani sembarangan bertindak terhadap pemuda itu meskipun dia mengetahui bahwa pemuda itu merupakan salah seorang kesayangan dari Hong bie niocu Lie Bie Nio, yang tidak pernah bosan bosan mengejar laki laki muda.
"Eh, moay-moay, tidak kusangka kita bertemu ditempat ini ... " pemuda Oey Cin Eng menyapa, sementara sepasang matanya sempat melirik kearah pemuda Coa Giok Seng dengan sikap menghina.