"Setidaknya kita perlu memberikan bantuan, kalau pihak Hong bie pang datang menyerang. Dengan umpatkan diri kita menjadi seorang pengecut .. ," Coa Giok Seng berkata lagi seperti mendesak mengajak pergi.
“Pihak Hong bie pang tidak akan menyerang pihak Kay pang, lain halnya kalau mereka mengetahui bahwa kita berada dimarkas Kay pang .." Sin Cu menyatakan pendapatnya.
Coa Giok Seng segera menjawab perkataan dara Oey Sin Cu. Didalam hati dia mengakui bahwa Ma Tay Him memang sengaja memusuhi dia; sedangkan dara Oey Sin Cu merupakan seorang pelarian yang dianggap sudah berhianat.
"Pihak Ma Tay Him tidak berani menyerang pihak Kay pang, sebelum mendapat perintah dari pusat. Lain halnya kalau pihak Kay pang yang mulai menyerang, dan Ma Tay Him melakukan pertahanan atau bela diri ..." dara Oey Sin Cu lagi yang bicara; dan sekali lagi Coa Giok Seng mengakui bahwa perkataan dara Oey Sin Cu mengandung kebenaran. Waktu itu pihak Kay-pang memang merupakan persekutuan yang besar pengaruhnya, terutama dikalangan masyarakat orang-orang cina, sehingga meskipun pihak pemerintah kerajaan Mongolia mencurigai dan memusuhi orang-orang Kay pang, namun secara resmi mereka belum dibubarkan atau diperlakukan sebagai persekutuan yang dilarang.
"Sebaiknya kau memikirkan daya mencari tenaga bantuan, kalau kau bermaksud membasmi Ma Tay Him dan Hong bie pang cabang kota Soan hoa. Sudah lebih dari setahun aku menyusup kedalam tubuh Hong bie-pang dengan memaksa diri menjadi anggota mereka. Dan sampai sedemikian lamanya, aku terpaksa harus menahan kesabaran mencari saat buat aku melepas dendam ..."
Bertambah perlahan suara dara Oey Sin Cu waktu dia mengucapkan perkataannya itu, bahkan kelihatan ada bintik-bintik air mata yang membasahi sepasang matanya; dan Coa Giok Seng yang sedang mengawasi dengan perasaan heran, segera dia mengajukan pertanyaan :
"Kau berjanji hendak menceritakan tentang kau ...”
Dara Oey Sin Cu memaksa diri buat bersenyum, akan tetapi dia tak kuasa membendung air mata yang semakin banyak berlinang keluar. Agaknya dia menghadapi suatu peristiwa sedih yang menyebabkan dia kesudian menjadi anggota Hong bie pang.
Ternyata dara Oey Sin Cu ini adalah muridnya Leng ie siancu dari atas gunung Leng siauw san.
Untuk belasan tahun lamanya dara Oey Sin Cu mengikuti gurunya belajar ilmu silat, sementara ibunya yang sudah menjadi janda sejak Sin Cu masih kecil; hanya ditemani oleh kakaknya yang bernama Oey Sin Hong.
Karena arus pergaulan yang menuntun, maka pemuda Oey Sin Hong kemudian ikut menjadi Hong bie pang cabang kota Soan-hoa. Akan tetapi akhirnya pemuda itu sadar bahwa dia telah memasuki suatu persekutuan yang sesat, dan dia berusaha hendak meninggalkan persekutuan itu, namun orang-orang Hong bie pang kemudian mendatangi rumahnya, dan Oey Sin Hong berdua ibunya dibinasakan secara keji dan kejam.
Sudah tentu dara Oey Sin Cu menjadi sangat dendam, waktu dia pulang dan mengetahui adanya peristiwa itu. Waktu dia menemui pamannya, maka dia mengetahui bahwa kematian kakak serta ibunya adalah menjadi korban keganasan orang-orang Hong-bie pang.
Dara Oey Sin Cu yakin bahwa dia tidak akan sanggup seorang diri menentang persekutuan Hong bie pang, dari itu dia memikirkan suatu daya; sampai kemudian dia memasuki persekutuan itu dan lambat laun dia mendapat kepercayaan sehingga cukup banyak dia mengetahui tentang rahasia persekutuan dan akhirnya terjadi pertemuannya dengan pemuda Coa Giok Seng yang langsung telah menambat hatinya.
"Aku mempunyai harapan terhadap diri kau, toako; dari itu aku segera menyusul kau mendatangi markas Hong bie pang, waktu aku mengetahui kau berani menghadapi mereka seorang diri. Aku merasa sudah tiba saatnya buat aku menuntut balas dendam setelah itu aku akan mengikuti kau, kemana saja kau pergi ..." dara Oey Sin Cu menyudahi perkataannya sambil dia menundukkan kepala. Mukanya kelihatan merah dan basah dengan air mata.
COA GIOK SENG mengawasi dengan terpesona, bagaikan dia tidak mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Sejenak dia tidak mampu mengucap apa-apa, sampai sesaat kemudian baru dia berkata dengan suara perlahan :
"Akan tetapi, aku adalah orang yang sebatang kara, hidupku bagaikan tanpa tujuan "
"Aku juga sebatang kara, twako. Aku yakin kita saling membutuhkan, dan tanpa kau aku takut bahwa aku akan tersesat " Sekali lagi Coa Giok Seng menjadi terdiam ketika mendengar perkataan dara yang lincah dan manja itu, yang ternyata menyimpan kepedihan hati serta dendam yang membara. Setelah sejenak hening tak ada yang bersuara, maka akhirnya Coa Giok Seng berkata :
"Aku tidak dapat menjanjikan kau apa-apa. Aku pikir sebaiknya kita mencari daya dulu buat menghadapi orang- orang Hong bie pang!"
Mulut dara Oey Sin Cu membuka bagaikan dia hendak mengucapkan sesuatu, namun batal dia melakukannya.
Dilain saat, sepasang insan muda itu memasuki rumah paman Oey, yang sudah siap menyediakan makan siang buat mereka.
oooo( X )oooo
SIANG ITU markas Kay pang sedang didatangi oleh delapan orang utusan dari Hong bie pang, dan pada saat itu pula pihak Kay-pang justru sedang kedatangan para tamu terdiri dari dara Tan Hong Lan, kakak seperguruan yang pertama dari Pouw Keng Thian yang bersama dengan kedua adik seperguruannya yang bernama Soen Bian Hee dan Kiang Cun Gee (si mahasiswa muda berbaju putih) serta seorang laki laki setengah baya bernama Tio Kang Ho dan seorang pemuda bermuka hitam, murid Tio Kang Ho yang bernama Sie Peng An.
Dara Tan Hong Lan mendapat berita perihal terjadinya penculikan terhadap kaum wanita muda yang katanya dilakukan oleh pihak orang-orang Hong bie pang, dan berita itu selanjutnya mengatakan bahwa para wanita muda korban penculikan itu dikirim ke pulau Hay cu, yang dilakukan oleh pihak persekutuan Hong bie pang cabang kota Soan hoa. Ditengah perjalanan menuju kekota Soan-hoa, maka dara Tan Hong Lan teringat dengan salah seorang rekan mereka, yakni Kanglam Liehiap Soh Sim Lan; oleh karena pada waktu itu mereka bertiga kebetulan sedang menginap di dusun Oey-kee-cip, maka dara Tan Hong Lan meninggalkan pesan melalui pengurus rumah penginapan, agar dara Soh Sim Lan langsung menyusul ke kota Soan hoa, dan pesan itu secara tidak disengaja telah didengar oleh pemuda Pouw Keng Thian, sehingga rencana perjalanan pemuda itu menjadi berubah, bahkan Pouw Keng Thian sampai mendapat pengalaman yang sangat mengesankan dari kedua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu, yang diluar tahu Pouw Keng Thian justeru merupakan anggota perempuan dari persekutuan Hong bie pang.
Sementara itu kedelapan orang utusan dari pihak Hong bie pang itu berlaku sangat tidak sopan, waktu mereka bicara dengan pangcu Dywa Sin Hok. Mereka memaksa pihak Kay pang menyerahkan pemuda Coa Giok Seng berdua Oey Sin Cu, yang dikatakan telah melarikan diri dari tawanan pihak Hong bie pang.
Pemuda Sie Peng An yang bermuka hitam, tidak dapat menahan sabar lagi melihat sikap orang orang Hong bie pang itu. Dia tampil dan dengan suara lantang dia berkata: "Kalian anjing-anjing penghianat, apakah kalian anggap kami takut terhadap kalian...!"
Pangcu Dywa Sin Hok tidak sempat mencegah perbuatan anak muda itu. Juga Tio Kang Ho tidak sempat merintangi muridnya, sementara dipihak para utusan dari Hong bie pang, seorang yang bermuka bengis dan berusia setengah tua maju mendekati pemuda Sie peng An; lalu setelah saling berhadapan dia berkata : "Bocah muka hitam yang harus mampus, perkenalkan siapa nama kau ...!"
"Tak ada harganya buat aku memberitahukan namaku kepadamu,..!" pemuda Sie Peng An membentak, dengan suara yang keras.
"Hmm,..!" geram laki laki setengah tua itu; lalu secara mendadak dia memukul dada Sie Peng An dengan kepelan tangan kanannya; akan tetapi untung pemuda Sie Peng An cukup waspada dan pemuda itu mengangkat tangan kirinya membuat menangkis. Maksudnya dengan tangan kanannya dia hendak membarengi menyerang, namun diluar dugaannya tenaga laki-laki setengah tua itu amat dahsyat, karena dia segera terdorong mundur sementara lengan kirinya terasa sangat sakit sekali.
Laki laki garang itu hendak lompat menyusul pemuda Sie Peng An, namun dia menunda gerakan karena mendengar suara seseorang yang membentak dia :
“Kam Cong Hin, di utara kau boleh merajalela dan mengganas, akan tetapi di selatan, sudah tersedia liang kubur buat kau,,. !"
Kam Cong Hin atau laki laki setengah tua yang garang itu menjadi sangat terkejut karena yang menegur dia mengetahui namanya. Dia mengawasi namun dia tidak pernah merasa kenal dengan Tio Kang Ho yang membentak tadi.
"Bagus, kalau kau sudi mewakilkan bocah itu mampus . ,
. !" Kam Cong Hin balas memaki, dan dia bahkan hendak langsung menyerang; akan tetapi Tio Kang Ho mencegah dan berkata:
"Tunggu! tempat ini kurang bebas buat kita bergerak mari kita menguji ketangkasan diruang tempat latihan ..." Sehabis mengucapkan perkataannya, maka Tio Kang Ho menghadapi Dywa Sin Hok dan berkata lagi:
''Dywa pangcu, maafkan aku; akan tetapi aku bersahabat dengan Boe sie hengtee, Boe Hong Kin dan Boe Hong Giap. Biarlah aku mewakilkan mereka menuntut balas terhadap si penghianat Kam Cong Hin ini ...”
Dywa Sin Hok terkejut. Boe sie hengtee atau dua bersaudara Boe Hong Kin dan Boe Hong Giap adalah anggota anggota Kay pang yang banyak jasanya. Kalau Boe sie hengtee bermusuhan dengan Kam Cong Hin, maka wajib dia yang harus menghadapi Kam Cong Hin; dari itu cepat cepat dia berkata: