“Menunggu , .." sahut dara binal itu sambil dia bersenyum; namun sayangnya senyum yang menawan hati itu tidak dapat dilihat oleh Coa Giok Seng, oleh karena dia berada didalam ruangan yang gelap.
"Menunggu .. ?" Coa Giok Seng mengulang perkataan dara binal itu, karena dia merasa heran tidak mengerti.
"Ya, kita menunggu sebab mereka tentu tidak membiarkan kita mati kelaparan, sedangkan cara untuk menghukum orang-orang semacam kita biasanya hanya dilakukan pada malam hari. Katanya untuk menyembah dewa-dewa mereka . , , ," "Dewa dewa ?" sekali lagi Coa Giok Seng mengulang perkataan dara binal itu. "Ya; orang orang Hong bie pang mempunyai dewa-dewa sendiri, yang mereka sembah dan puja ., , ."
"Persekutuan apa sebenarnya Hong bie pang itu, dan siapa sebenarnya ketua mereka .,,?"
"Eh ! Kau mau aku menceritakan tentang nio-cu yang telah memikat hatimu, atau kau mau aku bercerita mengenai Hong bie pang?" tanya dara binal itu, sedangkan nada suaranya terdengar menggoda.
"Dua-duanya "
"Hmm ! Aku benci dengan sifat serakah."
Coa Giok Seng tidak menghiraukan perkataan dara binal itu, dia menunggu dan menunggu, akan tetapi dara binal itu tak mengucap sesuatu.
"Hey ! Mengapa kau diam saja ?"
"Aku benci dengan sikap orang serakah. Lebih baik aku diam dan kau tidak mendapat apa-apa.,,"
"Baik, aku mengalah. Kau ceritakan aku tentang Hong bie pang "
"Nah, itu baru benar. Kau harus mau sering-sering mengalah, supaya hubungan kita tidak mudah retak. Dahulu ibuku seringkali mengatakan bahwa aku anak yang manja. "
“Hmm ..”
''Kenapa hemm…?"
"Kagak apa apa ... " sahut Coa Giok Seng yang mulai merasa tobat menghadapi dara binal yang ternyata bisa berlaku manja itu. "Eh, apa kau sudah tahu siapa namaku -- ?" dara manja itu yang berkata lagi; lupa menceritakan soal persekutuan Hong bie pang.
"Bagaimana aku tahu kalau kau tidak memberitahu ?" sahut Coa Giok Seng dengan nada suara ganti menanya.
"Mengapa kau tidak menanya ...?"
"Sekarang aku menanya ..." terasa habis kesabaran Coa Giok Seng; akan tetapi dara manja itu justeru menjadi tertawa tiga kali 'hi', “Hi hi hi! namaku Sin Cu, Oey Sin Cu.”
“Hmmm ..."
“Kenapa hemmm ...?"
"Sebuah nama yang bagus ... !”
"Hi hi hi ! terima kasih.."
Dara binal itu kemudian diam dan terus tidak bersuara, sampai Coa Giok Seng menegur dia :
"Hey! mengapa kau belum mau bercerita...?”
"Kau belum memberitahukan namamu.."
“Hayaaa, bukankah kau sudah mengetahui... ?" benar- benar menjadi tobat Coa Giok Seng menghadapi Oey Sin Cu yang manja dan sekaligus binal !
"Hayaaa ! aku kepingin kau sendiri yang memberitahukan .." sahut dara Oey Sin Cu yang semakin berlaku manja jenaka.
"Coa Giok Seng .." sahut Coa Giok Seng yang memberitahukan namanya.
"Umurmu ..?" masih Oey Sin Cu menanya. "Dua puluh tujuh tahun .." “Hmm , ,”
"Kenapa hmmm , ," ganti Coa Giok Seng menanya. "Aku dua puluh satu tahun. Aku mempunyai seorang
kakak laki laki yang telah berumur dua puluh tiga tahun, sebaiknya aku memanggil kau 'toako' dan kau harus memanggil aku moay-moay .. "
"Hmm .. "
"Kenapa hmm ..?"
“Kagak apa-apa .." sahut Coa Giok Seng yang tertawa didalam hati.
"Panggil aku moay-moay., “
"Moay-moay .. " Coa Giok Seng menurut; tapi selekas itu juga dia menelan ludahnya.
"Hi hi hi , . " tawa dara manja itu; lalu mulai dia menceritakan tentang persekutuan Hong bie pang :
"Barangkali kau juga sudah mengetahui bahwa persekutuan itu merupakan persekutuan para penghianat bangsa yang bekerja sama dengan pihak pemerintah bangsa Mongolia."
"Dan kau kesudian menjadi anggota Hong bie pang ?” Coa Giok Seng bersuara menggerutu, memutus perkataan dara Oey Sin Cu secara tidak disengaja.
"Hei, kau mau aku bercerita tentang Hong bie pang atau kau mau mengetahui tentang aku? Sudah barang tentu ada beberapa sebab yang membikin aku kesudian menjadi anggota Hong bie oang. Panjang untuk aku menceriterakan kalau kau mau mengetahui tentang sebab-sebab aku kesudian menjadi anggota Hong bie pang ..." sahut dara Oey Sin Cu dan kali ini agaknya dia benar-benar merasa tersinggung perasaannya. "Baik..baik; aku minta maaf dan kau teruskan ceritamu
..." sekali lagi Coa Giok Seng mengalah. "Hi hi hi! cerita yang dulu...?"
"Mengenai Hong bie pang ..." sahut Coa Giok Seng menegaskan.
"Kau tidak berminat mengetahui tentang diriku?” tanya
dara Oey Sin Cu dengan nada suara manja.
"Pada giliran berikutnya, kau ceritakan tentang urusan kau..."
Lagi lagi dara Oey Sin Cu perdengarkan suara tawa yang merdu dan manja, setelah itu dia bercerita lagi;
"Hong bie pang dipimpin oleh Hong bie kauwcu dan Hong bie niocu, kegiatan mereka antara lain...”
"Tunggu dulu, aku ingin mengetahui nama lengkap dari Hong bie kauwcu dan Hong bie niocu itu.." Coa Giok Seng memutus perkataan dara Oey Sin Cu.
"Nama Hong bie kauwcu adalah Gan Hong Bie; dan nama Hong bie niocu adalah Lie Bie Nio."
"Hayaaa ! Ternyata mereka !" seru Coa Giok Seng yang menjadi terkejut.
"Kau kenal mereka ?” dara Oey Sin Cu menanya dan merasa heran, sebab setahu dia, nama ketua Hong bie pang itu tidak banyak dikenal oleh orang orang.
Sementara itu Coa Giok Seng memberikan jawaban : "Suami isteri itu cukup terkenal sebagai Kay hong
siangkoay, sepasang jejadian dari kota Kay hong."
"Benar, jadi kau sudah kenal mereka ?" "Tidak, tetapi ada salah seorang adik seperguruanku yang dendam dengan mereka. Jadi untuk menghadapi Hong bie kauwcu berdua Hong bie niocu itu, adalah menjadi tugas dan kewajiban adik seperguruanku itu."
Dara Oey Sin Cu membiarkan Coa Giok Seng menyelesaikan perkataannya, setelah ia meneruskan keterangannya mengenai Hong-bie pang :
"Hong bie pang mempunyai banyak cabang-cabang diberbagai kota. Kegiatan mereka sedang melakukan penculikan-penculikan terhadap kaum wanita muda dan wanita-wanita muda itu mereka seberangkan keperbatasan atau tepatnya kepulau Hay ciu dan penyeberangan melalui laut dilakukan dari kota Soan hoa ini; sebaliknya ..."