Sim Lan Ci yang masih merangkul pute ranya, te rkejut mendengar suara suaminya
Ia menoleh dan te rbelalak melihat suaminya roboh mandi darah
Sim Lan Ci menje rit sambil memondong putranya, meloncat ke dekat tubuh Siang Lee yang sudah te was, menubruk tubuh itu dan menje rit
Akan te tapi pada saat itu, ujung sulingnya bergerak cepat dua kali dan ibu dengan pute ranya lalu roboh pingsan
Can Hong San adalah seorang yang amat cerdik
Melihat betapa anak itu mampu membunuh Gulana dan Thio Ki Lok, dia dapat menduga bahwa anak itu te ntu memiliki suatu keane han dan mungkin menggunakan racun, maka dia merobohkannya dengan suling
Andaikata dia tidak berhati-hati dan mencoba untuk menotok Thian Ki dengan tangan, mungkin diapun akan menjadi korban dan keracunan
Di lain saat, Hong San sudah memondong tubuh ibu dan anak itu dan meloncat ke dalam gelap sambil berte riak kepada Gan Lui
Mari kita pergi!
Kiu-bwe-houw Gan Lui juga khawatir karena munculnya pasukan, maka mendengar ajakan ini diapun cepat meloncat dan mereka berdua menghilang di dalam kegelapan malam, meninggalkan mayat dua orang rekan mereka yang tak dapat ditolong lagi
Andaikata dua rekan itu matinya wajar, mungkin mereka masih dapat membawa je nazah mereka
Akan tetapi mereka te was dalam keadaan keracunan yang aneh
Amat berbahaya untuk menyentuh tubuh yang keracunan seperti itu
Setelah pasukan keamanan datang menyerbu dan dua orang itu melarikan diri, pertempuran te rhenti dengan sendirinya
Dan mulailah hujan tangis
Lebih dari tigapuluh orang anggota Hekhouw-pang te was dalam perkelahian itu, dan saking marahnya, sis a anak buah He k houw-pang menghujani mayat Thio Ki Lok dan Gulana dengan senjata tajam sehingga dua buah mayat itu yang sudah hangus menjadi hancur lebur! Sungguh kasihan sekali melihat Kam Cin atau Cin Cin
Anak ini juga keluar dari kamar bersama Thian Ki
Kalau Thian Ki segera lari menyerang Gulana untuk menolong ibunya, Cin Cin lari ke arah mayat ayahnya, menubruk dan menangisi mayat itu tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya
Setelah pertempuran berhenti dan dia ditolong, kembali anak ini menangis karena ibunya le nyap, apa lagi dia mendengar bahwa ibunya ditangkap penjahat dan dibawa lari
Dusun Ta-bun-cung berkabung
Tiga puluh enam orang anak buah He k-houw pang dimakamkan, diiringi tangis sanak keluarga mereka
Lebih dari setengah jumlah anak buah He k-houw-pang tewas, bahkan ketuanya juga te was dan istri ketua le nyap
Lebih dari itu, Coa Siang Lee juga tewas, isteri dan pute ranya juga dilarikan penjahat
Pukulan ini terlalu hebat bagi kakek Coa Song yang usianya sudah tujuh puluh sembilan tahun
Berkali-kali kakek ini jatuh pingsan dan setelah siuman, dia tidak mampu lagi bangkit dari te mpat tidurnya
Ketika dia minta Cin Cin dibawa kepadanya, dia merangkul cucu buyutnya itu dan mereka bertangisan
Kakek itu jatuh sakit payah
Sebelum dia meninggal dunia, dia mengumpulkan sisa anak buah He k-houw-pang
Cin Cin duduk di te pi pembaringan dengan mata merah dan bengkak
Kakek itu lalu meninggalkan pesan
Dia menugaskan seorang cucu murid bernama Lai Kun, yaitu seorang sute (adik seperguruan) mendiang Kam Seng Hin, untuk mengantar Cin Cin pergi mencari Si Han Beng, Si Pendekar N aga Sakti Sungai Huang-ho di dusun Hong-cun di tepi sungai Huang-ho dan menyerahkan Cin Cin untuk menjadi murid pendekar sakti itu
De ngan tangan gemetar, untuk terakhir kalinya kakek itu menulis surat singkat kepada Si Han Beng
Dia sendiri tidak mengenal Si Han Beng secara langsung, akan te tapi cucunya, Coa Siang Lee telah menceritakan kepadanya bahwa pendekar sakti Si Han Beng adalah adik angkat cucunya itu
Maka, dia mengambil keputusan untuk mengirim cucu buyutnya, Kam Cin kepada pendekar sakti itu agar menjadi muridnya dan kelak dapat membalaskan kematian ayahnya dan mencari ibunya yang dilarikan penjahat
Juga di dalam suratnya dia menceritakan bahwa Coa Siang Lee tewas di tangan penjahat yang sama, dan istri Siang Lee juga dilarikan penjahat
Setelah membuat surat itu, kakek Coa Song lalu berpesan kepada semua anak buah Hek-houw-pang bahwa mulai hari itu, He k-houw-pang dibubarkan dan semua murid boleh mengambil jalan hidup masingmasing
Semua harta milik Hek-houw-pang dibagibagikan kepada para murid
Sete lah meninggalkan semua itu, kakek Coa Song menghembuskan napas terakhir, ditangisi Kam Cin yang seolah telah kehabis an air mata, sehingga anak ini hanya merintih dan mengeluh dengan bingung
Semua murid Hek-houw-pang patuh pada pesan te rakhir kakek Coa Song
Setelah mengurus je nasah kakek Coa Song, Lai Kun yang menerima tugas mengantar Kam Cin ke dusun Hong-cun, segera mengajak anak itu berangkat
Cin Cin meninggalkan dusun Ta-bun-cung dengan menangis memilukan
Dia menangisi kematian ayahnya, kehilangan ibunya, dan kematian kakek buyutnya
Keberangkatan anak ini diantar sampai ke luar dusun oleh semua bekas anggota He khouw-pang, dan tak seorangpun yang tidak ikut menangis saking terharu dan kasihan melihat nasib Kam Cin, anak yang baru berusia lima tahun dan yang bias anya lincah jenaka dan periang itu
oo000oo Can Hong San dan Gan Lui, dengan tubuh le su karena lelah, menghadap Pangeran Cian Bu Ong di te mpat persembunyian pangeran itu sambil membawa Sim Lan Ci dan Thian Ki yang masih pingsan, karena setiap kali mereka siuman, Hong San menotok mereka dengan seruling membuat mereka pingsan kembali
Dia menyuruh Gan Lui untuk memanggul tu buh Thian Ki, sedang dia sendiri memanggul tubuh Lan Ci
Rekannya itu mengomel panjang pendek
Pemuda itu memanggul tubuh wanita yang hangat dan cantik sedangkan dia harus memanggul tubuh seorang laki-laki, tubuh yang amat berbahaya karena beracun! Tadinya dia ingin membunuh saja anak itu yang hanya menjadi beban, akan tetapi Hong San melarangnya
Jangan tolol,
demikian Hong San menegur rekan yang menjadi pembantu atau bawahannya itu
Tugas yang kita lakukan biarpun berhasil membasmi Hek houw-pang, akan te tapi juga mengalami kegagalan besar dengan te wasnya Thio Ki Lok dan Gulana
Bagaimana kita harus membela diri di depan pangeran kalau kita tidak membawa anak ini hidup- hidup
Biar pangeran melihat sendiri bahwa dua rekan kita itu te was oleh anak setan ini
Kalau engkau membunuhnya dan meninggalkannya, apa yang kaujadikan alas an kepada pangeran?
Mendengar ucapan itu, Gan Lui hanya cemberut, akan te tapi dia tahu bahwa memang alas an yang dlkemukakan Hong San itu masuk akal
Dia dapat membayangkan betapa Pangeran Cian Bu Ong akan kecewa mendengar betapa dua orang pembantunya te was, dan seorang lagi yaitu Lie Koan Tek bahkan melarikan diri membawa seorang wanita keluarga Hek houw-pang
Setelah mereka membawa ibu dan anak itu ke depan Pangeran Cian Bu Ong dan menceritakan hasil pelaksanaan tugas mereka, pangeran itu menjadi marah dan menggebrak meja di depannya
''Bodoh, sungguh bodoh sekali! Menghadapi perkumpulan kecil seperti Hek-houw-pang saja kalian sampai kewalahan dan dua orang tewas
Dan ke mana perginya Lie Koan Tek?
Hong San dan Gan Lui saling pandang, lalu Hong San berkata,
Tadinya kami mengira bahwa dia telah pulang lebih dulu membawa tawanannya, seorang wanita cantik
Kalau tidak salah istri ketua He k-houw-pang
Kalau dia tidak kembali ke sini, berarti dia te ntu melarikan diri dan membawa wanita itu
Memang sejak semula aku tidak percaya kepada murid Siauw-lim-pai itu, pangeran!
Pangeran Cian Bu Ong mengerutkan alisnya
Hem, kalau benar dia melarikan diri dan mengkhianatiku, masih ada waktu untuk mencarinya dan dia akan menyesali perbuatannya! Akan te tapi, bagaimana Thio Ki Lok dan Gulana sampai tewas, dan mengapa pula kalian tidak membawa mayat mereka, sebaliknya membawa wanita dan anak ini?
Karena takutnya, Kiuw-bwe-houw Gan Lui diam saja hanya menundukkan kepala, membiarkan Hong San yang menghadapi pangeran yang sedang kecewa dan marah itu
Hong San bersikap tenang saja
Tidak seperti para pembantu lainnya, dia tidak pernah merasa gentar terhadap pangeran itu
Kalau dia merendahkan diri menjadi pembantu, hal itu dilakukannya karena pangeran itu telah menolongnya keluar dari penjara
Juga karena dia mengharapkan kelak akan mendapat jas a kalau pangeran itu berhasil dalam perjuangannya
Hendaknya paduka ketahui bahwa dua orang rekan kami itu te was keracunan sehingga amat berbahaya untuk membawa mayat mereka ke sini, bahkan menyentuhnyapun berbahaya
Mereka te was secara tidak wajar dan yang membunuh mereka adalah anak ini
Maka aku menangkap dia dan juga ibunya, kemudian terserah keputusan paduka, pangeran.
Pangeran itu te rbelalak
Anak ini
Membunuh Thio Ki Lok dan Gulana
Hong San, siapa dapat percaya laporanmu
Jangan bohong?
Akan te tapi Hong San menentang pandang mata pangeran itu dengan berani
Aku tidak pernah berbohong, pangeran
Ketika Gulana berhasil menangkap tangan wanita ini yang memiliki ilmu silat lumayan, anak ini muncul dan meloncat ke punggung Gulana, menggigit tengkuknya dan Gulana roboh dan tewas dengan tubuh menghitam
Thio Ki Lok mencengkeram anak ini dan tangannya sendiri yang keracunan, dibuntunginya tangan itu namun racunnya sudah menjalar ke seluruh tubuh dan diapun te was keracunan
Karena kami ingin membawa bukti, kami menangkap ibu dan anak ini untuk dihadapkan paduka.
Ehhhh......?
Pangeran Cian Bu Ong turun dari kursinya dan menghampiri ibu dan anak yang masih pingsan itu
Dia mula-mula memeriksa tubuh Thian-Ki, meraba dadanya, nadinya, membuka mulutnya dan memeriksa kuku tangannya, lalu meletakkan telapak tangan di pusar anak itu
Hanya sebentar karena dia sudah melepaskan tangannya dan meloncat ke belakang, matanya te rbuka lebar
Anak ini.......dia.....dia Tok-tong (Anak Beracun)!
serunya
Tok-tong
Apa artinya itu, pangeran?
Biarpun dia sendiri berpengalaman luas, namun selama hidupnya belum pernah Hong San mendengar te ntang Anak Beracun
Akan tetapi pangeran itu tidak menjawab karena dia sedang memeriksa keadaan Sim Lan Ci yang masih rebah pingsan
Wanita berusia tigapuluh dua tahun ini memang memiliki kecantikan yang khas, manis dan je lita
Pangeran Cian Bu Ong bukan seorang mata keranjang yang mudah te rtarik kecantikan wanita
Di waktu mudanya, sebagai seorang pangeran, adik tiri mendiang Kaisar Yang Ti, wanita manapun yang dikehendakinya tentu dapat diperoleh