Naga Beracun Chapter 09

NIC

Setelah mendapat perkenan ayah ibu mereka, dua orang anak ini pergi menangkap katak hijau di tepi sungai

Cin Cin sudah hafal te mpat di mana te rdapat katak gemuk dalam jumlah bes ar, yaitu di te pi sungai yang merupakan rawa

Sebuah kantung kain yang mereka bawa sudah hampir penuh katak hijau

Ketika Cin Cin ingin mengajak Thian Ki pulang, tiba-tiba dia mendengar saudara misannya itu berteriak kesakitan

Dia cepat meloncat ke dekat Thian Ki

Ada apa, Thian Ki?

tanyanya sambil mengangkat obornya tinggi-tinggi agar dapat melihat lebih jelas

Ah, kakiku.......agaknya digigit sesuatu....

kata Thian Ki yang tadi melepaskan obornya

Dia mengambil obornya yang masih menyala, lalu mereka berdua melihat ke arah kaki Thian Ki

I hhhhh! Ular.......!

teriak Cin Cin yang melihatnya lebih dulu

Thian Ki juga melihat seekor ular melilit betisnya dan menggigit betis bagian bawah

Dia menggerakkan tangan hendak menangkap ular itu

Jangan sentuh!

Cin Cin berseru

Itu ular belang hitam, beracun sekali!

De ngan mendekatkan obor, Cin Cin hendak menggunakan kayu pemukul katak untuk melepaskan ular itu dari kaki Thian Ki

Akan tetapi, dia merasa heran karena ular itu agaknya sudah menempel di kaki Thian Ki dan sama sekali tidak bergerak-gerak biarpun sudah ia congkelcongkel dengan kayu

Ehhhhhh......

Ular ini sudah mati!

teriaknya heran

Tapi jangan pegang, Thian Ki

Lebih baik mari le kas pulang, lapor kepada orang tua kita

Engkau dapat berlari?

Dapat.......!

Dan keduanya berlari-larian pulang, meninggalkan kantong te risi katak yang sejak tadi mereka kumpulkan

Dan ular itupun masih menempel di kaki kiri Thian Ki

Tentu saja keluarga itu terkejut ketika dua orang anak itu datang berlari-larian, apalagi ketika Cin Cin berteriak

ular, ular!

setelah memasuki perkampungan mereka

Dapat dibayangkan betapa kaget hati mereka ketika melihat ular yang membelit betis kiri Thian Ki

Jangan sentuh! Itu ular belang hitam yang amat berbahaya!

teriak kakek Coa Song ketika melihat ular sebesar ibu jari kaki dan yang panjangnya hanya satu setengah kaki itu

Wajah kakek ini pucat ketika melihat betapa kepala ular itu masih menempel di betis cucu buyutnya, masih menggigit! Dia tahu bahwa gigitan ular itu boleh dibilang tidak ada obatnya! Dia cepat mengambil kain, menggunakan kain untuk melindungi tangan dan menangkap ular itu pada le hernya lalu dia menarik

Ular itu terlepas dan kakek itu terbelalak

Ular ini sudah mati!

Lan Ci sudah merangkul pute ranya dan Siang Lee juga memegang pergelangan tangan puteranya

Dia juga pucat dan khawatir sekali karena sebagai penduduk dusun itu diapun tahu bahwa gigitan ular belang hitam ini berarti maut

Kakek Coa Song, Kam Seng Hin dan Poa Liu Hwa juga merasa gelisah sekali

Mereka cepat mengambilkan air panas dan obat anti racun

Akan tetapi tiba-tiba Lan Ci berseru

Harap mundur dan biarkan aku memeriksa anakku

Minta lampu yang te rang, air panas dan pis au tajam!

Siang Lee maklum bahwa iste rinya adalah puteri Ban-tok Mo-li, karenanya isterinya te ntu ahli te ntang racun

Kakek Coa Song ingat akan hal itu, demikian pula Kam Seng Hin dan is te rinya yang sudah mendengar tentang toa-so mereka

Cepat mereka mundur dan memper siapkan semua yang diminta Lan Ci

De ngan tenang namun sigap Lan Ci mengangkat tubuh anaknya dan merebahkannya di atas meja

Lampu-lampu di dekatnya sehingga semua orang dapat melihat ular itu dengan jelas

Lan Ci cepat membalurkan obat bubuk kuning pada tangannya, lalu dengan berani ia memegang ular yang tadi sudah ditarik lepas dari kaki pute ranya

Ia harus memeriksa dulu racun macam apa yang ada pada ular itu agar dapat menentukan obat penawarnya

Akan tetapi ia terbelalak ketika memandang ular mati di tangannya itu

Tubuh ular itu seperti te rbakar hangus! Ia memandang kepada Cin Cin

Apakah engkau tadi membakar ular itu, Cin Cin

Membakar dengan obormu?

tanyanya sambil menoleh kepada Cin Cin

Tidak, supek-bo!

Siang Lee juga mendekat untuk memeriksa

Ular itu benar sudah mati, mati te rbakar! Karena sukar memeriksa racun dari ular yang sudah gosong itu, Lan Ci lalu memeriksa luka di betis Thian Ki

Dan kembali ia terbelalak! Tidak nampak keracunan pada luka itu

Hanya luka kecil yang mengeluarkan sedikit darah

Bekas gigitan itu tidak ada tanda keracunan, seperti tertusuk duri saja! Ia memandang kepada Thian Ki yang juga memandangnya

Siang Lee kembali memeriksa te kanan nadi anaknya

N ormal!

Thian Ki....

Lan Ci memanggil anaknya

Kenapa, ibu

Tidak apa-apa, bukan?

Lan Ci menggeleng kepalanya,

Bagaimana rasanya

Apakah panas

Atau ada perasaan nyeri yang luar biasa, apakah kepalamu pening dan jantungmu berdenyut keras?

Thian Ki tersenyum, menggelengkan kepala dan bangkit duduk

Sama sekali tidak, ibu

Aku tadi hanya te rkejut dan rasa gigitan itu hanya perih sedikit, akan tetapi sekarang sudah sembuh lagi

Ular apakah itu, ibu?

Tentu saja semua orang menjadi terheran-heran, akan tetapi juga gembira bukan main

Kakek Coa Song seperti tidak percaya dan dia bahkan kini memeriksa sendiri

Akhirnya dia tersenyum le bar penuh kelegaaan hati

Cucu buyutnya itu memang sama sekali tidak keracunan, betapapun tidak mungkinnya hal itu

Apakah ular itu sudah kehilangan racunnya ketika menggigit anakmu?

tanyanya kepada Lan Ci

Nyonya muda itu mengambil ular itu, lalu sebatang tusuk sanggul perak dicabutnya dari sanggulnya

Di bawah pandang mata semua orang, nyonya muda itu menggosok-gosok ujung tusuk sanggul perak itu ke mulut ular, di antara taringtaringnya

Dan semua orang mengeluarkan seruan ngeri karena segera tusuk sanggul yang tadinya putih bersih itu tiba-tiba menjadi kehijauan lalu menghitam! Lan Ci juga terbelalak menoleh kepada pute ranya yang hanya ikut memandang tidak mengerti

Racun di mulut ular ini cukup kuat untuk membunuh sepuluh orang dewasa!

kata Lan Ci

Aku akan memeriksa apa yang membuat binatang ini mati terbakar.

Lan Ci menggunakan pis au menyayat tubuh ular itu, memeriksa di bawah sinar lampu yang te rang

Dan iapun memandang kepada suaminya dengan mata terbuka le bar, penuh keheranan dan kekagetan

Ada apa?

Siang Lee bertanya khawatlr

Ular ini......

terserang racun yang amat hebat!

Tentu saja ucapan ini membuat semua orang te rkejut dan terheran-heran dan bertanya-tanya

Lan Ci diam saja, hanya mengerling sejenak kepada suaminya lalu kepada puteranya

Bangkai ular ini harus dikubur yang dalam

Kalau ada anjing makan dagingnya, anjing itu akan mati.

Kam Seng Hin lalu menyuruh seorang anggota He k-houw-pang untuk melakukan penguburan itu di kebun belakang

Peristiwa ini membuat semua orang bertanya-tanya

Akan tetapi mereka semua memaklumi ketika Lan Ci mengajak pute ranya itu memasuki kamar

Siang Lee yang masih berkhawatir mengikuti dari belakang

Kini Cin Cin yang dirubung semua orang dan anak ini menceritakan te rjadinya peristiwa yang mengejutkan dan menggelisahkan tadi

Setelah semua orang memasuki kamar masingmasing, Kam Seng Hin memberi nasehat kepada Cin Cin,

Anakku, engkau lihat tadi sikap Thian Ki

Biarpun nyawanya te rancam maut, dia begitu te nang, begitu tabah

Engkau harus mencontoh sikapnya itu

Menjadi seorang gagah haruslah te nang dan tabah, biar menghadapi maut sekalipun

Jangan cengeng seperti seorang perempuan lemah.

Benar kata ayahmu, Cin Cin

Engkau harus menjadi orang yang gagah perkasa dan sikap Thian Ki tadi memang mengagumkan sekali

Sungguh heran kalau anak seperti itu tidak diajar ilmu silat,

kata Poa Liu Hwa

Sementara itu, setelah Thian Ki tidur pulas , Lan Ci memberi is yarat kepada suaminya

Mereka turun dari pembaringan dan bercakap-cakap dengan suara berbis ik di sudut kamar, menjauhi pembaringan itu

Tadi mereka berdua melakukan pemeriksaan lagi dengan teliti kepada tubuh putera mereka, sampai mereka merasa yakin benar bahwa Thian Ki tidak keracunan

Aku khawatir sekali,

kata Sim Lan Ci dengan suara berbisik

Hemm, kenapa

Bukankah dia sama sekali tidak keracunan

Kita sepantasnya bersyukur, kenapa engkau malah khawatir?

tanya Siang Lee, juga berbisik

Lan Ci mengerutkan alisnya

Tadinya aku sendiri merasa heran melihat gigitan ular yang amat berbisa itu tidak membuat dia keracunan

Akan tetapi setelah aku memeriksa keadaan ular itu, mengertilah aku dan akupun merasa khawatir bukan main.

Apa yang kaukhawatirkan?

Siang Lee yang melihat wajah isterinya berubah pucat, merangkulnya dengan penuh sayang

Jangan membikin aku bingung, katakan apa yang mengkhawatirkan hatimu.

Dan begitu dirangkul suaminya, Lan Ci menangis di dada suaminya! Tentu saja Siang Lee menjadi semakin kaget dan heran

Didekapnya isterinya dan diusapnya air matanya

Aih, e ngkau membikin aku menjadi semakin bingung

Kenapakah, sayang?

Lan Ci mengeraskan hatinya dan membiarkan suaminya mengusap air matanya

Kemudian ia berhasil menenangkan hatinya dan beberapa kali ia menghela napas panjang

Dahulu, sebelum aku ikut denganmu, ibuku pernah bercerita bahwa ibu senang mempelajari cara membuat seorang anak menjadi Tok-tong (Anak Beracun)

Aku tidak begitu memperhatikannya dan sudah melupakan hal itu lagi ketika ibu menjadi nikouw

Akan tetapi melihat keadaan Thian Ki, aku tahu bahwa anak kita telah menjadi Tok-tong!

Ahh.....!!!

Siang Lee te rbelalak memandang kepada is terinya, lalu ke arah Thian Ki yang tidur pulas di pembaringan

Tok-tong.....

Apa artinya itu.....?

Artinya, anak kita yang kita ingin didik menjadi orang yang tidak mengenal ilmu silat itu kini telah memiliki tubuh yang membuat dia menjadi orang yang amat berbahaya! Engkau lihat saja tadi buktinya

Seekor ular berbisa yang amat berbahaya, setelah menggigit dia, tidak membuat Thian Ki keracunan, bahkan ular itu sendiri yang keracunan dan mati seperti terbakar

.Apalagi kalau ada manusia yang menyerangnya!

Aduhh.......! Ba.....Bagaimana ini......?

Siang Lee menjadi pucat dan dia memandang ke arah pute ranya

Dia harus disembuhkan

Racun itu harus dibuang dari tubuhnya!

De ngan sedih Lan Ci menggeleng kepalanya

Tidak mungkin

Aku te ringat sekarang semua keterangan ibu

Anak yang akan dijadikan Toktong itu bukan saja diberi minum racun, juga tubuh digodok dengan air beracun, kemudian ditusuki jarum beracun dan dimasuki hawa beracun yang hanya dapat dilakukan oleh ibu

Otomatis badan anak itu menjadi beracun, seperti binatang beracun lainnya dan tidak ada yang dapat menghilangkan racun itu dari tubuhnya.

Celaka! Ya Tuhan, kenapa ia melakukan itu kepada anak kita?

Siang Lee mengepal tinju dan mukanya berubah merah karena marah

Posting Komentar