Siang Lee, engkau baru datang
Dan itu isterimu yang dulu
Aku sudah berkenalan dengan pute ra kalian, Thian Ki
Aku girang sekali kalian sehat-sehat saja dan masih ingat untuk pulang ke sini..........
Mendengar suara kakeknya yang agaknya menyesali sikapnya yang dahulu itu
Siang Lee segera mengalihkan percakapan
Kong-kong, saya merasa girang sekali melihat kong-kong masih sehat
Semoga Tuhan selalu memberkahi kongkong dengan panjang usia dan sehat selalu.
Sudah lama sekali aku merindukanmu, Siang Lee
Dan sekarang engkau datang bersama isterimu dan puteramu yang tampan gagah ini
Ah, betapa gembira hatiku
Seng Hin, suruh buatkan masakan dan minuman, kita adakan pesta keluarga untuk menyambut Siang Lee!
Kakek itu kelihatan gembira bukan main
Tak lama kemudian, Kam Seng Hin dan isterinya meninggalkan Siang Lee dan Lan Ci bertiga saja dengan kakek mereka, sedangkan Thian Ki sudah diajak pergi ke taman oleh Cin Cin
Kakek Coa Song menghujani Siang Lee dengan pertanyaan dan suami isteri itu menceritakan semua pengalaman mereka semenjak berpis ah dari kakek itu
Ketika mendengar pengakuan Siang Lee dan Lan Ci bahwa mereka tidak mengajarkan ilmu silat sama sekali kepada Thian Ki, kakek Coa Song mengerutkan alisnya tanda tidak setuju
Eh, kenapa begitu
Aku tahu bahwa ilmu silatmu sudah maju pesat, tentu sekarang tingkat kepandaianmu tidak ada yang dapat menandinginya di Hek-houw-pang ini
Juga isterimu memiliki kepandaian yang tinggi
Kenapa kalian tidak mengajarkan ilmu silat kepada putra kalian?
Kong-kong, kami berdua sudah mengalami cukup banyak kesengsaraan yang disebabkan oleh kehidupan sebagai ahli Silat
Betapa di dunia ini penuh degan permusuhan dendam mendendam yang menjadi bunga kehidupan di dunia persilatan
Tidak, kong-kong, kami tidak ingin melihat pute ra kami te rlibat dalam dunia yang penuh kekerasan itu
Kami tidak sanggup membayangkan dia kelak menjadi orang yang hidupnya selalu te rancam bahaya, hidupnya dikelilingi oleh permusuhan, kekerasan, darah dan maut!
Kakek itu mengangguk-angguk
Sebagai seorang yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia kangouw, te ntu saja dia dapat merasakan kebenaran yang te rkandung dalam ucapan cucunya itu
Akan te tapi, cucuku yang baik
Justru karena dunia ini penuh kekerasan, penuh orang-orang jahat yang menggunakan kekerasan te rhadap orang lain untuk memaksakan kehendak mereka, maka kita perlu membekali diri dengan ilmu silat untuk membela diri sendiri dan untuk membela orang-orang le mah tertindas, untuk menentang kejahatan.
Kakek itu berhenti sebentar, lalu melanjutkan,
Apakah kalian ingin melihat putra kalian kelak menjadi seorang yang le mah dan menjadi korban penindasan orang-orang jahat?
Tidak, kong-kong
Justru karena tidak bis a silat maka dia akan hidup aman dan te nteram
Kami sudah mengalaminya sendiri
Semenjak kami berdua hidup sebagai petani di dusun kecil, kami tidak pernah mengalami kekerasan lagi
Orangorang yang hidup di dusun dan tidak mengenal ilmu silat, tidak pernah berkelahi, tidak pernah bermusuhan
Kami ingin anak kami kelak hidup berbahagia, tenteram dan aman.
Kakek itu menghela napas panjang,
Dia adalah anak kalian, tentu saja kalian yang paling berhak untuk menentukan
Akan te tapi, Siang Lee, ingatlah, Thian Ki satu-satunya pene rus keluarga Coa
Bagaimana kelak jadinya dengan He k-houwpang kalau tidak ada seorang she Coa yang melanjutkan
Bahkan engkau sendiri sepantasnya sekarang menggantikan sutemu untuk menjadi ketua Hek-houw-pang
Itu sudah menjadi hakmu, dan dalam hal ilmu silat, engkau le bih unggul darinya.
Aih, terima kasih, kong-kong
Akan tetapi, kami sudah mengambil keputusan untuk tidak lagi memasuki dunia persilatan
Kami hendak melupakan kehidupan yang lam pau, memulai dengan kehidupan baru yang bebas dari kekerasan dan ilmu silat.
Diam-diam kakek Coa Song merasa kecewa, akan tetapi dia tidak menyatakan hal ini
Sementara itu, selagi orang tuanya bercakapcakap dengan kakek buyutnya, Thian Ki diajak Cin Cin bermain-main di dalam taman yang cukup luas itu
Di tengah taman itu terdapat sebuah kolam ikan dan Cin Cin dengan bangga memperlihatkan ikan-ikannya yang beraneka warna di kolam itu
Setelah bosan melihat ikan, Cin-Cin lalu mengajak Thian Ki duduk di atas bangku yang dilindungi payon seperti payung bentuknya
Mereka segera jadi akrab sekali karena Cin Cin adalah seorang anak yang lincah je naka dan pandai bicara, pandai bergaul, beda dengan Thian Ki, yang biarpun juga cerdik sekali, namun Thian Ki lebih pendiam dibandingkan Cin Cin yang kalau bicara seperti air terjun yang tak kunjung putus
Thian Ki, mari kita latihan,
tiba-tiba Cin Cin berkata
Thian Ki memandang kawan barunya itu dengan heran
Latihan
Latihan apa?
Cin Cin tertawa
Aih, pakai tanya segala! Latihan apa lagi kalau bukan latihan silat
Kita adalah anak ahli silat, tentu saja aku mengajak latihan silat
Tentu engkau jauh le bih pandai daripadaku, karena aku dengar bahwa supek Coa Siang Lee dan supek-bo memiliki ilmu silat yang tinggi.
Thian Ki tersenyum dan menggeleng kepalanya
Aku tidak pernah belajar silat, Cin Cin.
Cin Cin memandang dengan sepasang matanya yang je rnih itu terbelalak le bar
Aih, tidak mungkin!
serunya heran
Thian Ki te rtawa
Apanya yang tidak mungkin
Ayah dan ibu tidak pernah mengajarkan ilmu silat kepadaku, dan akupun tidak suka mempelajarinya
Maka, sedikitpun aku tidak bisa bermain silat Cin Cin.
Tapi.....tapi.....mengapa?
Cin Cin tertegun heran, memandang kepada Thian Ki dengan sikap masih belum dapat percaya
Thian Ki tersenyum
Cin Cin, andaikata aku bisa silat, tentu kita sekarang sudah saling serang yang kaukatakan latihan tadi
Dalam latihan silat te ntu ada yang kena pukul dan hal ini bisa mendatangkan perasaan tidak senang dan dendam
Akan te tapi sebaliknya, karena aku tidak bisa silat, tentu engkau tidak bisa memaksa aku untuk berlatih
Kita tidak saling serang, tidak saling pukul, tidak saling tendang dan kita tidak mungkin merasa marah dan dendam, dan tetap bergaul dengan akrab
Nah, itulah sebabnya mengapa aku tidak diajar ilmu silat oleh ayah ibuku.
Cin Cin mengangguk-angguk, akan te tapi tetap saja masih merasa penasaran sekali
Dia akan menanyakan hal yang dianggapnya aneh ini kepada ayah ibunya
Ketika mereka semua menghadapi meja dan makan minum bersama, suasananya sungguh menggembirakan
Sudah lama kakek Coa Song tidak memperlihatkan diri dan kini dia nampak gembira sekali, bukan hanya kakek Coa Song, Kam Seng Hin dan anak is terinya yang menyambut kedatangan Siang Lee dan anak isterinyapun hadir dalam pesta keluarga itu
Juga para murid tingkat tinggi sebanyak enam orang ikut pula hadir
Dalam kesempatan ini Siang Lee memberi kete rangan te rhadap segala macam pertanyaan yang ditujukan kepadanya
Kemudian diapun bertanya akan perubahan s uasana di dusun itu kepada Kam Seng Hin
Kam-sute, ketika aku memasuki dusun Ta-buncung, aku melihat betapa para anak buah Hekhouw-pang melakukan penjagaan dengan ketat
Apakah yang telah terjadi
Seolah-olah ada bahaya mengancam dusun kita ini.
Mendengar pertanyaan ini, Kam Seng Hin memandang kepada kakeknya dan kakek Coa Song yang menjawab
Benar, memang ada bahaya mengancam kita, Siang Lee
Bukan hanya mengancam kita, akan tetapi mengancam seluruh penduduk dusun ini dan dusun-dusun di sekitarnya
Ketahuilah bahwa beberapa hari yang lalu, kami kedatangan pasukan Kerajaan Tang yang minta bantuan kami untuk ikut mencari seorang buronan pemerintah yang amat berbahaya
Buronan itu adalah seorang pangeran, masih keluarga dengan kaisar Kerajaan Sui yang sudah jatuh.
Akan te tapi, kong-kong
Bukankah selama ini He k-houw-pang tidak mencampuri urusan pemerintah?
Me mang benar, akan tetapi sekali ini kita tidak boleh tinggal diam saja, Engkau tahu betapa buruknya pemerintah Kerajaan Sui dan kita mendengar pula te ntang kegagahan Panglima Li Si Bin yang te lah menjatuhkan kaisar yan lalim itu
Kini, seluruh harapan rakyat digantungkan kepada kebijaksanaan dinasti Tang
Karena itu, kalau ada sisa keluarga Kerajaan Sui yang membuat kekacauan, sudah sepatutnya kalau kita membantu pemerintah baru yang hendak membasminya.
Kalau buronan itu hanya seorang pangeran saja, kenapa He k-houw-pang harus mengerahkan semua tenaga untuk melakukan penjagaan ketat?
Aih, engkau tidak tahu siapa buronan itu, Siang Lee
Bukan saja dia mempunyai anak buah dan pengikut, juga dia adalah seorang yang amat lihai, dulu merupakan seorang di antara jagoan istana Kerajaan Sui yang sakti.
Hemm, begitukah
Siapa dia, kongkong?
Dia adalah Pangeran Cian Bu Ong
Dia sendiri seorang yang memiliki kepandaian tinggi dan kita belum tahu berapa banyak pengikutnya dan orang macam apa adanya mereka
Kebetulan sekali engkau dan is terimu datang, Siang Lee., maka kuharap kalian akan dapat membantu sutemu untuk menangkap buronan yang berbahaya itu.
Siang Lee dan isterinya saling pandang, merasa aneh
Bertahun-tahun mereka hidup rukun dan damai di dusun mereka, dan kini, dalam perjalanan menengok kakek mereka, begitu tiba di situ mereka dihadapkan dengan kekerasan lagi
Diam-diam mereka merasa khawatir, bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk Thian Ki yang te rpaksa akan dihadapkan dengan kekerasan
Tentu saja kami akan membantu semampu kami, kong-kong
Hanya sudah bertahun-tahun kami tidak pernah berkelahi, tidak pernah berlatih,
kata Siang Lee
Mereka mengharapkan bahwa selama mereka berada di situ, yang mereka rencanakan beberapa hari lamanya, tidak akan terjadi sesuatu, dan mereka mengambil keputusan untuk tidak tinggal te rlalu lama di dusun itu
Mari ke sini, Thian Ki
Di si banyak kataknya dan besar-besar!
kata Cin Cin sambil menggerakgerakkan obor di tangannya
Thian Ki menghampiri, dengan obor di tangan kiri dan sebatang kayu pemukul di tangan kanan
Malam itu Cin Cin mengajaknya untuk menangkap katak hijau
Dalam bulan itu memang banyak katak hijau yang gemuk-gemuk dan Cin Cin suka sekali makan daging katak hijau yang le zat