Manusia Aneh di Alas Pegunungan Chapter 07

Maka tahulah kini semua orang dengan pasti bahwa kedua mata orang aneh itu memang sudah buta, cuma anehnya sebab apakah selalu Lou Jun-yan yang di-uber2 saja ? Dan dari sebab itu juga dapat ditarik kesimpulan bahwa tadi dengan menggunakan ilmu ngekang yang dahsyat menerobos beberapa lapis tembok kuil dari belakang kedepan, nyata tujuannya juga disebabkan mendengar suara tertawa si gadis yang terkikih-kikih tadi.

Maka sambil menghalang-halangi Jun-yan, sebelah tangan Jing-ling-cu berjaga-jaga didepan dada, lalu dengan sungguh2 dan jujur ia berkata .

Sobat, sebenarnya siapakah kau ini ? Kenapa tak mau kau berterus terang ? Kami sekali-kali tiada bermusuhan, hal ini harap kau jangan kuatir! Namun orang itu tetap membisu, kepalanya meleng dan termangu-mangu sejenak, habis itu, kedua tangannya memegang mukanya, sesaat kemudian, tiba-tiba ia menengadah sembari bersuara pilu, lalu secepat kilat tubuhnya melesat keluar pintu.

Hai, seru Jun-yan tiba-tiba, jangan kau pergi, aku ingin bertanya dulu padamu! Begitu cepat cara tubuh orang aneh itu melesat pergi, tapi aneh, demi mendengar suara teriakan Jun-yan, di mana angin berkesiur, tahu2 orangnya melesat balik, dan kedua tangannya terus me-rangsang2 dengan samberan angin yang keras.

Sungguh tak terduga oleh Lou Jun-yan bahwa orang bisa mencelat balik secara begitu cepat, hingga hampir saja ia kena ditangkap, untung ilmu entengi tubuh yang dipelajari dari sang guru tidak mengecewakan, dalam gugupnya, ia masih sempat mengegos kesamping Jing-ling-cu sembari sedikit menarik lengan orang.

Tapi karena tak ber-jaga2 lantaran tarikan itu, Jing-ling-cu kena diseret maju selangkah hingga se-akan2 memapaki si orang aneh, pada saat mana kelima jarinya yang bagai cakar sedang mencengkeram ke bawah.

Hihihi, maaf, Jing-ling-Totiang! Jun-yan terkikih-kikih senang.

Nyata ia anggap kejahilannya itu sebagai lelucon.

Tentu saja Jing-ling-cu yang serba berabe, lekas2 ia gunakan kepandaiannya yang gesit untuk menghindarkan cengkraman si orang aneh, lalu ia pelototi si gadis yang nakal itu.

Hahaha, budak ini benar2 telah menurunkan segala kelicinan gurunya! seru Tai- lik-kim-kong terbahak-bahak.

Emangnya aku muridnya suhu! sahut Jun-yan tertawa.

Karena suaranya itu, kembali orang aneh itu menubruk kearahnya meninggalkan Jing-ling-cu.

Tapi Jun-yan sudah bersiap-siap, segera ia melompat pergi, cuma sekali ini tidak kebelakangnya Jing- ling-cu, melainkan kesampingnya Tai-lik-kim-kong Tong Po.

Tong Po, simalaikat bertangan raksasa itu, memangnya seorang polos, ia anggap kelakuan si gadis itu licin menarik, sama sekali tak terpikir olehnya bahwa selama belajar silat pada Thong-thian-sin-mo Jiau Pek-king, sampai-sampai kesukaan menggoda orang dari gembong persilatan itupun sudah diwarisi si gadis.

Lebih jail lagi, meski tahu betapa lihaynya setiap gerakan orang aneh itu, namun gadis nakal itu ternyata tidak ambil perduli, ketika ia berkelit kesamping Tai-lik-kim- kong, ia berterak .

Aku tak ingin hidup lagi! dan kepalanya terus menumbuk keperisai baja Tong Po yang besar itu.

Keruan si raksasa itu kena dikejutkan, lekas-lekas ia angkat senjatanya itu kesamping, tapi sebab inilah ia telah kena diakali si gadis, ketika secara gesit tubuhnya mendekati Tong Po mendadak jarinya yang lentik itu terus menjojoh kesamping iga tempat Thian-coan-hiat .

Dengan kepandaian ngekang yang dilatihnya hingga pada tingkat tertinggi itu, sekali ia himpun tenaganya, tempat hiat-to atau jalan darah seluruh tubuhnya seketika tertutup semua, maka tak nanti Tong Po takut ditutuk si gadis.

Cuma celakanya pada saat itu juga tiba-tiba terdengar Jing-ling-cu dan Bok Siang-hiong telah berteriak.

Awas, Tong-heng! Berbareng itu dari belakang terasa angin keras menyambar datang, ia tahu tentu si orang aneh yang sedang menyerangnya sebab hendak menubruk Lou Jun-yan.

Tadi perisainya yang hendak digunakan buat mengemplang orang aneh itu telah kena disengkelit hingga senjatanya itu mencelat ke angkasa, maka ia sudah cukup kenal akan lihaynya orang aneh itu, segera ia bermaksud memutar tubuh untuk menghalau serangan.

Tapi pada saat itu pula, tutukan Jun-yan sudah tiba, meski jalan darahnya tidak sampai tertutup hingga badannya kaku, tapi tempat thian-coan-hiat yang tertutuk itu terasa kesemutan juga.

Ia berseru tertahan, habis itu, cepat tangan kiri menahan kebawah, lalu sebelah tangan lain lantas hendak disodokan.

Tatkala mana si orang aneh itu lagi menguber Jun-yan menuruti suaranya, tapi karena gadis itu masih berada dibelakang Tong Po, maka rangsangan si orang aneh menjadi seperti ditujukan kepada Tong Po.

Melihat raksasa bertenaga sakti itu lagi sibuk melayani Jun-yan, lekas2 Jing-ling-cu dan Bok Siang-hiong turun tangan menolong, mereka melompat maju dari kanan kiri terus menangkis keatas hingga kedua orang merasa ditumbuk oleh suatu tenaga yang maha besar, cuma tenaga itu lunak kuat, beda sekali dengan angin pukulannya yang keras.

Sebagai ahli, Jing-ling-cu dan Bok Siang-hiong saling pandang dengan ter-heran2 oleh ilmu kepandaian orang aneh itu, bukan saja segala macam ilmu silat dipahaminya, bahkan ilmu Iwekang dari berbagai cabang pun dimahirinya.

Mereka tak berani ayal, masing-masing segera balas menyerang sejurus.

Melihat kedua kawannya sudah turun tangan membantunya, Tong Po menjadi lega.

Sebaliknya Lou Jun-yan benar2 gadis jail, ketika jarinya dapat menutuk tubuh Tong Po dan merasa badan orang keras bagai baja hingga jarinya sendiri yang kesakitan, mendadak dari menutuk ia ubah menjadi mencengkeram, tiba2 ia mencengkeram tepat sekali dibawah iga Tai-lik-kim-kong Tong Po.

Keruan mendadak Tong Po menjadi geli, tak tertahan lagi ia bergelak tertawa.

Dan yang menjadi heran adalah Jing-ling-cu dan Bok Siang hiong, mereka tak mengerti sebab apa tiba2 Tong Po ketawa terpingkal-pingkal.

Sementara itu Jun-yan sudah melompat minggir, dengan tepuk tangan ia berkata sambil tertawa .

Hihi, ternyata Tai-lik-kim-kong seorang yang takut bini! Kiranya menurut dongeng rakyat, katanya orang yang merasa geli bila dikitik2 iganya, maka orang itu tentu takut pada bininya! Kini dikatai takut bini oleh Lou Jun-yan, seketika muka Tai-lik-kim-kong menjadi merah, ia ber-kaok2 lucu .

Budak cilik, biar kuhajar kau ! Ai, jangan galak2! goda Jun-yan sembari lelet2 lidahnya.

Lalu katanya pula .

Jing- ling Totiang, Bok-locianpwe, dan Tai-lik-kim-kong yang takut bini, karena disini tiada urusan lagi, sekarang juga aku hendak pergi! Melihat si gadis akan mengeloyor pergi begitu saja, tentu saja Tong Po masih penasaran.

Sekali tubuhnya melesat, bagai malaikat penjaga pintu saja, tiba2 tubuhnya yang besar sudah menghadang diambang pintu.

Namun Jun-yan hanya tersenyum, tahu2 kakinya menutul perlahan, mendadak tubuhnya mencelat keatas.

Ternyata ia tidak perlu menembusi rintangan Tia-lik-kim kong itu, tapi terus menerobos keluar kelenteng melalui lubang atap yang jebol oleh perisainya tadi.

Melihat itu, Tong Po menjadi melongo, tapi segera ia hendak mengejar keluar.

Namun Jing-ling-cu keburu melerainya.

Sudahlah, Tong-heng, buat apa kau mesti gusar pada seorang anak dara ? Tapi tidak pantas ia bilang aku takut bini ! sahut Tong Po masih penasaran.

Mendengar itu, diam2 Jing-ling-cu dan Bok Siang-hiong menahan rasa geli mereka.

Kiranya istri Tai-lik-kim-kong Tong Po juga seorang pendekar wanita yang dikenal orang sebagai Thay-jing-sian-cu, she Cio bernama Ham, asalnya adalah sumoay atau adik seperguruan Tong Po sendiri.

Dalam hal ilmu silat, Tong Po ada sedikit lebih rendah, maka memang rada2 takut pada sang istri, hal ini sudah bukan rahasia lagi bagi orang kang-ouw.

Pantas kalau ia marah2 dikatai takut bini, sebab tepat kena boroknya.

Namun sesudah dihibur Jing-ling-cu, perlahan-lahan rasa gusarnya Tai-lik-kim-kong pun menjadi reda.

Heran juga, seperginya Lou Jun-yan, orang aneh tadi masih terus miringkan kepalanya untuk mendengarkan, belang wajahnya yang mengerikan itu ber-kerut2, matanya yang buta tiada hentinya mengerling.

Bedanya tadi ia terus mengubar jejaknya si gadis, adapun sekarang orangnya berdiri tegak bagaikan patung.

Melihat keadaan orang, Jing-ling-cu menghela napas kasihan, katanya pada Tong Po dan Bok Siang-hiong.

Bicara tentang ilmu silat, terang sobat ini jauh lebih tinggi dari kita.

Cuma sayang ia sudah buta, pula bisu, boleh jadi dimasa dulu hatinya pernah kena pukulan yang hebat sehingga tindak-tanduknya menjadi abnormal.

Untuk selanjutnya diharap kalian mengingat akan sesama orang persilatan sukalah meng-amat2i dan mencari tahu siapakah gerangan dia ini serta adakah sanak pamilinya.

Adapun kini terpaksa biarkan dia tinggal sementara dikelentingku ini ! Habis berkata, lalu ia mendekati orang aneh itu.

Tak terduga, tiba-tiba dilihatnya pada pipi orang aneh yang jelek itu sedikit basah, nyata air matanya sudah meleleh.

Hati Jing-ling-cu tergerak, diam2 ia menduga pasti dimasa yang lalu orang aneh ini tentu mengalami sesuatu peristiwa yang amat menyakiti hati dan menggetarkan sukma.

Cuma sayang, keadaan orang aneh ini kini dalam keadaan tidak waras hingga susah untuk ditanya.

Yang mencurigakan ialah kejadian tadi sebab apakah mendadak Siau- yau-ih-su menjerit kaget, lalu berlari pergi begitu saja ? Dan mengapa bila mendengar suara si gadis, Lou Jun-yan, lantas mengubar terus ? Apakah mungkin dengan kedua orang tersebut belakangan ini memang pernah ada hubungannya ? Dasar watak Jing-ling-cu memang simpatik, ia pikir orang aneh itu ia sendiri yang ketemukan, maka urusan apa yang menyangkut diri orang aneh itu, sudahlah pasti ia takkan bisa tinggal diam.

Maka kembali ia tutup muka orang dengan kain selubung hitam tadi dan katanya ramah .

Sobat, marilah kembali kekamar mengaso dulu ! Orang itu tetap diam saja, maka Jing-ling cu lantas menarik tangannya dan dibawa masuk keruangan belakang.

Besok paginya sesudah Tong Po dan Bok Siang-hiong memohon diri pulang kekediamannya masing2, dalam keadaan seorang diri Jing-ling-cu terus memikirkan teka-teki yang menyelubungi diri orang aneh itu.

Tiba2 ia menjadi ingat, kalau tak bisa buka suara, bukankah dapat menulis, dan kenapa kemarin tidak diberikan pena dan kertas suruh menulis jawaban apa yang ditanyakan itu ? Diam2 Jing-ling-cu mengomeli dirinya sendiri yang kenapa begitu goblok hingga tidak ingat akan akal ini.

Maka lekas2 ia mendatangi kamar si orang aneh.

Posting Komentar