"Locianpwe, harap ceritakan kepada kami dan maafkanlah sikap Sumoi yang selalu tegas dan singkat. Perlu saya berutahukan bahwa memang amatlah penting artinya bagi kami kalau ada urusan yang menyangkut Pulau Es."
Tee-tok menarik napas panjang.
"Kalau dibicarakan sungguh membuat orang menjadi penasaran sekali. Ji-wi (Anda Berdua) tentu telah mendengar nama besar Bu-tong-pai, bukan? Nah, semua orang gagah dari dunia kang-ouw bersepakat untuk menentang Bu-tong-pai mati-matian."
"Haiii....? Mengapakah? Maaf kalau aku mencampuri, akan tetapi sungguh hatiku penasaran sekali mendengar Bu-tong-pai dimusuhi orang kang-ouw. Bukankah anak murid Bu-tong-pai adalah orang-orang gagah yang dihormati oleh dunia kang-ouw? Mengapa sekarang hendak dimusuhi?"
Kwee Lun berseru lantang, matanya terbelalak lebar karena penasaran.
"Ha-ha-ha, agaknya gurumu, Si Tua Bangka Lam Hai Sengjin masih belum mendengar berita karena dia selalu bertapa dipulaunya sehingga engkau pun belum tahu, orang muda yang gagah, Bu-tong-pai telah beberapa bulan ini dikuasai oleh seorang ketua baru!"
"Soal pengangkatan ketua baru Bu-tong-pai, kurasa adalah urusan dalam Bu-tong-pai sendiri!"
Kata pula Kwee Lun.
"Memang demikian kalau ketua baru itu orang dalam Bu-tong-pai pula. akan tetapi, ketua baru itu mengaku dirinya sebagai Ratu Pulau Es dan telah melakukan perbuatan sewenang-wenang, melanggar peraturan kang-ouw, mengalahkan banyak tokoh kang-ouw dan kabarnya bahkan bersekutu dengan pemberontak!"
"Ihhh...!"
Swat Hong berseru.
"Kiranya dia di sana....!"
Sin Liong juga berseru. Mendengar seruan dua orang muda sakti dari Pulau Es itu, Tee-tok cepat memandang penuh selidik.
"Ji-wi mengenal wanita itu?"
Sin Liong mengangguk tenang.
"Agaknya begitulah. Dan sekarang juga kami berdua minta diri, karena kami harus segera berangkat ke Bu-tong-pai."
"Tapi biarlah kami membantumu, dan kalau perlu kita memberitahukan teman-teman di dunia kang-ouw agar...."
"Tidak usah, Locianpwe. Ini adalah urusan antara kami sendiri. Bukankah begitu Sumoi?"
"Benar! Harus kami berdua saja yang berangkat ke sana. Kwee-koko, terima kasih atas bantuanmu mencari Suheng dan setelah kini aku bertemu Suheng dan kami ada urusan yang amat penting, terpaksa aku akan meninggalkanmu. Kita berpisah sampai di sini, Kwee-koko."