"Ciam Gwat adalah seorang pendekar yang berwatak aneh dan keji. Karena barang siapa yaug telah melihat wajahnya maka orang itu akan binasa ditangannya, maka aku . . .” kata-kata Shin Kai Lolo terputus, nenek itu menghela nafas sejenak. "Maka bagaimana ?” desak Kiam Ciu dengan perasaan tidak sabar.
"Hem, aku tidak ingat lagi pada tahun apa saat itu. Aku pernah sangat membencinya saat itu, dia adalah seorang yang sangat ajaib dan saat itu benar aku tidak dapat berbuat apa-apa terhadapnya. Namun aku masih dapat memberikan sedikit petunjuk kepadamu, jika seandainya dia berhasil kau cari dan lagi dia sudi mengatakan bahwa dia itu adalah Ciam Givai, maka pada saat itulah kau akan mengetahui bagaimana sifatnya dia!” seru Shin Kai Lolo merangkak, kemudian nenek itu memandang Kiam Ciu sejenak dan menarik napas. Suasana sesaat lamanya menjadi hening, mereka berdua terdiam sedang air telaga masih terus berombak dengan tenang karena hembusan angin perlahan, sedangkan bulan masih timbul tenggelam diselubungi oleh mega di langit. Bintang-bintang berhamburan dan hawa terasa sejuk, suara angin menghembus tali temali menimbulkan suitan-suitan panjang seolah-olah bagaikan rintihan. "Apakah ka n peria', dengar rentang Kim leng Ji-*u ?” tanya nenek nu sambil menian daug wajah Kiam ( 'm "Angkatan tua. bukankah kau pada waktu dua puluhan tahun silam telah banyak dikenal dan dimalui di kalangan Kang-ouw, bersama dengan Kim-leng Ji-su ?” sambung Kiam Ciu ganti menanya.
Mendengar kenyataan jawaban Kiam Ciu itu, maka nenek itu mengangguk dan tersenyum. Kemudian meneruskun berbicara lagi.
"Pada sekira dua puluh tahun yang silam, dia tinggal di sebuah tempat di propinsi Yun-nan dutas puncak Jit Tiauw Hong di pegunungan Tiam-cong-san.
Mungkin juga saat ini dia masih tinggal ditempai itu. Kim-leng Ji-su terpaksa tinggal seorang diri dan terpencil ditempai yang sepi itu juga disebabkan oleh Ciam Gwat. Jika kau telah berhasil dapat menjumpai Kim-leng Ji-su maka kau akan mendapatkan keterangan yang jelas tentang keadaan dari siapa adanya Ciam Gwat itu” Shin Kai Lolo menerangkan dan memberikan sedikit gambaran betapa pengaruh yang tidak baik pernah disebarkan oleh Ciam Gwat di kalangan Kang-ouw. Tong Kiam Ciu setelah mendengar keterangan itu lalu menarik napas panjang. Dia merasakan bingung dan penyesalan yang mana dia harus menepati sebuah janjinya kepada sinenek di lembah Si kok. Juga dia harus berbuat sesuatu untuk segera menemui Kim-leng Ji-su di puncak Jit-tiauw-hong. Dua masalah yang mempunyai arti besar bagi hidupnya. Yang satu sebuah janji dan yang satunya lagi untuk keperluan pribadi.
Sebenarnya semuanya untuk kepentingan pribadinya juga kelakuannya.
Demi kepuasan dan tercapainya apa yang dimauinya. Untuk kepentingan pribadi.
Tetapi sama beratnya dan diatur seluruhnya agar dapat dilaksanakannya semua. Dalam keadaan sepi dan tenang lenggang itu, tiba-tiba Shin Kai Lolo mengerutkan kening dan sambil memutar wajahnya kearah Kiam Ciu dia bertanya. "Barusan apakah kau tidak mendengarkan sesuatu yang laur biasa !” tanya Shin Kai Lolo dengan suara berbisik.
Tong Kiam Ciu menggelengkan kepala, kemudian dia mencari-cari pula kalau matanya menemukan sesutu pemandangan luar biasa atau mencurigakan Tong Kiam Ciu merasa heran dengan kecepatan Ho Beng menghilang. Bahkan sampai saat itu dia belum melihat kelebatan Ho Beng yang katanya akan menyelidiki keadaan tadi ketika bersama-sama keluar dari ruang pertemuan. Tetapi Kiam Ciu sampai saat ini sama sekali belum melihat bayangan Ho Beng. Maka mata Kiam Ciu mengamati ke tempat-tempat gelap dibalik-balik bayangan kalau-kalau melihat sesuatu bayangan maupun hal-hal yang patut dicurigai.
"Aku sudah menduga kalau Ho Beng itu bukanlah seorang jujur. Oh, celaka ayolah kita cepat-cepat memberitahukan kepada kawan-kawan kita !” seru Shin Kai Lolo dan tampaklah nenek itu gugup.
Begitu telah selesai dengan kata-katanya itu maka Shin Kai Lolo dan Kiam Ciu segera pergi meninggalkan tempat itu menuju kearah ruangan pesta. Tetapi mereka tertahan sejenak, karena dikejutkan oleh sebuah bayangan yang bersifat mengejek. "Sayang sudah terlambat ! Ha ha ha ha !” suara itu menggelegar bagaikan guruh yang menggoncangkan bumi.
Tong Kiam Ciu terperanjat, pemuda itu menahan langkahnya dan melihat keadaan sekitarnya. Dia berusaha menemukan bayangan atau orang yang telah melontarkan kata-kata yang mengejeknya itu.
Ketika kabut diatas telaga itu tersibak tertiup angin dan tampaklah sebuah perahu besar yang berjarak kira-kira hanya tiga puluh meter jauhnya dari kapal Ouw Hin Lee. Diatas tiang mengintai tampaklah seorang laki-laki bertubuh tegap dan kuat. Oraag itu tengah mengamati kearah Tong Kiam Ciu.
Tidaklah pangling lagi Kiam Ciu, bahwa orang yang mengintai dan tadi melontarkan ejekan itu adalah Kwi Ong. Kwi Ong yang berhaii kejam dan jahat itu. Kemudian melihat pula Ho Beng wakil ketua partai Ouw-ki-pang. Menurut keterangan Shin Kai Lolo bahwa Ho Beng telah berkhianat kepada partainya dan memihak kepada Kwi Ong. Dia telah sampai hati untuk membunuh serta akan meracuni semua tokoh-tokoh yang sedang dijamu oleh Ouw Hin Lee kemudian akan membinasakan orang-orang dari partai Ouw-ki-pang dan partai Kim-sai.
Maka Tong Kiam Ciu segera melompat kearah kapal Kwi Ong dan akan menyerbu orang-orang yang akan berbuat tidak baik itu. Sedangkan Shin Kai Lolo telah lari masuk kedalam ruang pesta untuk bertindak dan menyelamatkan mereka yang berada didalam ruang pertemuan itu, Kapal layar besar milik Kwi Ong lelah merapat pada kapal layai milik Oow Hin Lee, Sedangkan Kiam Ciu telah berada diatas dek kapal Kwi Ong, maksudnya akan membinasakan Kwi Ong dan menghajar Ho Beng. Tetapi begitu Kiam Ciu tiba diatas dek kapal tampaklah air telaga berbuih.
Ternyata dari buihan itu kemudian tampak warna merah darah. Ternyata Ho Seng telah mulai membantai orang-orang dari partai kim-sai dan orang-orang dari partai Ouw-ki-pang. Ketika Kiam Ciu akan memanjat tiang magun, maka tampaklah Kwi Ong telati meluncur dari tiang itu melayang kemudian mencebur kedalam telaga. Menyaksikan hal itu maka Kiam Ciu segera terjun kedalam telaga pula untuk mengejar Kwi Ong, kemudian akan membinasakan Ho Beng yang telah berlaku tidak senonoh dan keji membantai orang-orang bekas anak buahnya sendiri. Ho Beng berkhianat dan berpaling kepada Kwi Ong dengan maksud untuk menduduki tahta kepemimpinan partai Ouw-ki-pang.
Kemudian Ho Beng rela dan sampai hati untuk merebut dari tangan pemimpinnya sendiri. Pemimpin yang telah memberikan kemuliaan dan kebahagiaan kepadanya selama puluhan tahun. Tetapi iblis lelah merasuki benak Ho Beng maka semua kebaikan dan kemanusiaan telah dilupakannya. Yang terngiang dibenaknya hanya bisikan iblis keji untuk merebut kedudukan.
Rupa-rupanya Ho Beng telah memberikan isyarat siap untuk membinasakan orang-orang perkumpulan dari partai Kim-sai dan Ouw-ki-pang. Maka Kwi Ong telah mengerahkan anak buahnya dari suku bangsa Biauw untuk dengan diamdiam menggasak orang-orang dari kedua partai yang sedang lengah dan berpesta diatas kapal Ouw Hin Lee itu.
Hati Kiam Ciu menjadi sangat gusar dan benci sekali dengan orang yang berhati curang dan khianat. Maka ketika dia melihat Ho Beng berkelebat meloncat naik keatas kapal Kwi Ong, kembalilah kemarahan pemuda itu meluapluap Dia telah mengerahkan ilmu Ceng-teng-pa-cui atau capung melompat dari permukaan air. Langsung Kiam Ciu melompat kearah perahu Kwi Ong.
Namun kelebatan tubuh pemuda itu terlihat oleh Kwi Ong. Segeralah orang kejam itu membentak dan mengirimkan serangan tangan mendorong kearah tubuh Kiam Ciu yang tengah melayang.
"Kiam Ciu mengapa kau tergesa-gesa merat !?” bentak Kwi Ong.
Dalam pada itu Kiam Ciu telah melesat, tubuhnya telah melayang diatas geladak perahu Kwi Ong. Tanpa menduga datangnya serangan itu, maka ketika dirasakan angin pukulan yang mendampar tubuhnya, Kiam Ciu tidak sempat lagi mengelak. Maka tiada ampun lagi tubuhnya telah terkena hembusan tenaga pukulan yang hebat sekali.
"Hait!” terdengar seruan Kiam Ciu. Tetapi pemuda itu tidak berdaya dan tidak dapat mengegosi serangan Kwi Ong. Maka ketika Kiam Ciu telah menginjakan kakinya diatas papan geladak segeralah terjatuh.
Tubuhnya terasa bagaikan dicopoti tulangnya. Dengan tubuh hancur pemuda itu jatuh terduduk dan lunglai Semangatnya telah hilang dan napasnya jadi sesak sekali, Sebentar kemud an dia telah memuntahkan darah kental berwarna hitam. "Celaka. iblis itu lelah meracuniku.” pikir Kiam Ciu.
"Hahaha anak kemarin sore yang berlagak mau berbuat apa kau dihadapan tuan besarmu ini hah?!” seru Kwi Ong yang tiba-tiba telah berada didebat Kiam Ciu. Begitu juga beberapa orang dari partai bangsa Biauw itu telah berdiri mengepung tubuh Kiam Ciu. Juga dalam deretan orang-orang itu Kiam Ciu telah ada beberapa orang yang dikenalnya, misalnya Pa Nu dan begitu juga si penghianat hidung besar Ho Beng juga berada ditempat itu.
Kiam Ciu tidak dapat berbuat apa-apa karena tubuhnya terasa sangat lemah.
Karena dia tidak berhasil juga mengejarkan ilmu Bo-kit-sin-kong untuk menghalaukan pengaruh pukulan beracun Kwi Ong.
Pemimpin suku bangsa Biauw itu tertawa dengan bangga dan memandang rendah diri Kiam Ciu. Panas sebenarnya hati pemuda itu diperlakukan seperti itu, namun apa boleh buat dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Hanya terdengar kekuatan gigi-gigi pemuda itu pertanda menahan amarahnya. Kwi Ong juga mengagumi sikap gagah pemuda itu.
"Kwi Ong, Bukankah kau datang di telaga ini akan mencari kitab pusaka Pekseng Ki-su ? Peta tempat penyimpanan kitab pek-seng itu berada ditanganku !”
seru Kiam Ciu. Mendengar keterangan Kiam Ciu itu akhirnya Kwi Ong berpikir juga: "Tanpa peta pek-seng itu akan takkan dapat menemukan kitab pek-seng kisu. Maka aku harus merebut peta itu terlebih dahulu dari Kiam Ciu".
Ia telah mengetahui bahwa kitab pusaka pek-seng ki-su tersimpan disekitar telaga Ang-tok-ouw, maka dia telah memimpin orang-orangnya ke telaga itu. Dia telah bersekutu dengan Ho Beng pembantu Ouw Hin Lee itu yang berambisi untuk menjadi pemimpin dan merebut kedudukan Ouw Hin Lee. Kwi Ong telah menjanjikan untuk membantu Ho Beng merebut kedudukan ketua partai Ouw-kipang.
Sebelum Kwi Ong turun tangan maka dia sempat mengetahui pula bagaimana partai Kim-sai dan Ouw-ki-pang menggempur partai Kong-tong diatas telaga Ang-tok-ouw itu.
Selelah Kwi Ong memperhitungkan bahwa dia mampu untuk menggempur dua partai itu dan mendapat bantuan pula dari dalam ialah Ho Beng yang telah berpaling itu. Maka Kwi Ong segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu partai Kim-sai dan Ouw-ki-pang Kini setelah dia berada di telaga Ang-tok-ouw dan telah membinasakan banyak orang2 dari partai baik Ouw-ki-pang maupun dari partai Kim-sai dan kini telah berhadapan dengan Kiam Ciu lagi. Maka kini dia akan mengambil jalan terdekat dan termudah untuk menemukan kitab Pek-seng-ki-su. Setelah dia pikirkan lebih dalam maka dia harus dapat merebut peta Pek-teng yang kini disimpan oleh Kiam Ciu. Maka kini dia tertawa sendirian, hingga menimbulkan kengerian dihati orangorang yang berada disekitarnya. Karena tawa pemimpin suku bangsa Biauw itu sangat seram dan bergidikan bulu kuduk siapapun yang mendengarkannya.
"Kiam Ciu jiwamu berada ditanganku, sedangkan peta pek-seng di tanganmu hayo sekarang serahkan peta itu kepadaku !"seru Kwi Ong dengan wajah seram dan mata melotot. Namun Kiam Ciu yang kini tidak berdaya dan seluruh tubuhnya lemah itu tetap tenang. Dia memandang kearah mata Kwi Ong Kemudian tersenyum, sebenarnya Kiam Ciu ingin bangun, tetapi tidak berhasil.
"Kau dapat mengambil sendiri didalam saku bajuku! "seru Kiam Ciu.