Warisan Jendral Gak Hui Chapter 45

NIC

seru Teng Siok Soat dengan mata membelalak.

"Hah ? Mengapa kau berkata begitu ? Jika aku mencintai gadis itu, mengapa aku mencari-cari kau sampai berbulan-bulan ?” sambung Yun Leng.

"Ah bohong” sambung Teng Siok Soat.

"Betul-betul aku hanya mencintai kau seorang” seru Yun Leng. Tetapi katakata itu terpatahkan oleh kedatangan Shin Kai Lolo dan Kuk Kiat ditempat kedua orang itu. Kedua remaja itu memandang kearah ke datangan kedua orang tokoh yang yang telah beridi disamping mereka. Teng Siok Soat masoh tampak cemberut, sedangkan Ceng Yun Leng tampak tegang dan keningnya masih berkerut.

Namun ketika pandangan matanya bertemu dengan nenek Shin Kai Lolo, pemuda itu memaksakan diri untuk tersenyum.

"Hee-he-hee, kalian anak muda.., hem.. pandai benar mengambil kesempatan untuk berduaan hee..hee. hee..hee” seru Shin Kai Lolo.

Namun Teng Siok Siat tamhah cemberut dan memandang suhunya.

"Suhu, aku akan pergi kalau suhu menggodaku terus !” seru Teng Siok Siat dan akan melangkahkan kakinya.

Tetapi nenek itu menyandak lengan muridnya dan tertawa-tawa.

"Hee.. . hee kau anak aleman kita memang perlu cepat-cepat pergi dan menemui tamu agung kita. He hee hari ini kita akan makan lezat bersama-sama dengan tamu agung . . . hee he !” sambung Shin Kai Lolo.

Sambil mengakhiri kata-katanya itu mereka telah meninggalkan tempat itu menuju kearah kapal layar milik Ouw Hin Lee.

Wajah Teng Siok Soat masih tampak kuyu dan mulutnya masih jemberut.

Sebenarnya dia adalah seorang gadis remaja yang sangat jelita seandainya dia mengenakan pakaian wanita dan tambutnya disanggul dengan rapi. Tetapi memang keadaannya saat itu memang disengaja, karena gadis itu memang sengaja mengenakan samaran sebagai seorang pemuda, maksudnya agar memudahkan dirinya dalam mengembara dikalangan Kang-ouw.

Sepanjang perjalanan menuju ke tempat pertemuan itu mereka diam membisu, hanya mata Ceng Yun Leng yang selalu melirik kearah kekasihnya dan tiap lirikan mereka bertemu, hati pemuda itu berdebar. Memang Ceng Yung Leng sebenarnya sangat mencintai Teng Siok Soat dengan sepenuh hati, hanya gadis remaja itu menaruh syak wasangka dan cemburu buta terhadap kekasihnya. Dia menyangksikan bahwa antara Yun Leng dan putri ketua partai Kim-sai ada hubungan cinta.

Adapun pada saat itu memang adalah hari yang sangat luar biasa. Hari-hari yang paling bahagta selama Kiam Ciu mengembara karena saat ilu dia telah dipertemukan oleh Thian kepada orang-orang yang sangat diciniai. Bukan saja adiknya dan kekasihnya yang selalu dirindukan itu ialah Ji Tong Bwee tetapi juga Ji Han Su dan Pek Giok Bwee kedua orang tua angkat yang telah dianggap seperti orang tuanya sendiri juga kehadiran paman angkatnya ialah Siauw Liang.

Tong Kiam Ciu tidak dapat berbicara apa-apa, karepa menahan keharuan.

Pemuda perkasa itu telah berlutut dihadapan ketiga Sin-ciu-sam-kiat. Dia telah menghaturkan sembah dan selanjutnya hanya diam.

Ditempat itu juga tampak hadir Cit siocia. Tetapi kehadirannya seolah-olah tidak mendapat perhatian mereka. Gadis jelita itu seolah-olah tidak ada ditempat itu. Tapi Cit siocia juga tidak merasa sakit hati, karena gadis jelita dan liehay itu telah memaklumi bahwa mereka sedang meluapkan kerinduan dan keharuan setelah lama saling berpisah.

Tetapi ketenangan dan kemesraan itu tiba-tiba telah dirusakan oleh kehadirannya Shin Kai Lolo ditempai itu.

"Hee-hee-hee-kita ketemu lagi anak muda hehehe". seru Shin Kai Lolo sambil tertawa gembira sekali. "Oh, Shin Kai Lolo . . . .” sambung Kiam Ciu sambil menghormat.

Kemudian Tong Kiam Ciu memperkenalkan kedua orang tua serta pamannya. Mereka berempat telah saling berkenalan. kemudian Shin Kai Lolo telah mengetengahkan bahwa dia telah menyuruh sahabatnya ketua partai Ouw ki-pang untuk mengadakan perjamuan.

"Aku sudah minta kepada Ouw Hin Lee ketua partai Ouw-ki-pang untuk mengadakan perjamuan” kalian Sin-ciu-sam-kiat menjadi tamu kehormatan kami, ayohlah kita menemui Ouw Hin Lee” seru Shin Kai Lolo selesai bicara itu sudah mau beranjak dari tempat itu.

Tetapi ketiga pendekar dari daerah Shin Ciu itu tampak ragu-ragu.

"Tetapi".” sambung Ji Han Su ragu.

"Sudahlah! Meskipun kita belum pernah berjumpa sebelum pertemuan ini, tetapi nama kalian telah banyak kami dengar dikalangan kangouw. Cobalah tanyakan kepada Tong Kiam Ciu. Ayolah kita berangkat sekarang !” seru Shin Kai Lolo mengajak yang berada ditempat itu semuanya dengan tersenyum.

Semuanya mengikuti nenek itu. tetapi Cit Siocia tidak mau turut.

"Cit cici ayolah kita turut juga !” ajak Jt Tong Bwee.

Cit Siocia menggelengkan kepalanya seraya berkata : "Tidak, kau sajalah yang pergi !” seru Cit Siocia kemudian gadis jelita itu mengajak Tong Bwee untuk menghadap Tong Kiam Ciu.

"Kiam Ciu. meskipun kita pernah berselisih, tetapi akhirnya kuakui bahwa aku telah jatuh cinta padamu. Entah mengapa aku dengan begitu saja telah sangat mencintaimu.. . .” Cit Siocia berbicara dengan berterus terang kepada pemuda yang sangat didambakan itu tanpa tendeng aling-aling lagi.

Sesaat lamanya mereka saling berpandangan, kemudian Kiam Ciu menundukkan kepala dan Cu Siocia menarik napas panjang.

"Karena kau, aku telah banyak menghamburkan waktu untuk memancing dirimu. Karena kau pula aku telah salah tangan melukai adikmu ini. tetapi aku juga sudah mengobatinya. Kemudian aku telah menyadarinya bahwa Ji Tong Bwee lebih mencintaimu dan dialah yang berharga untuk mendampingimu Dia telah mengampuiniku dan kita telah bersumpah untuk bersaudara". Sekarang aku menyerahkan Tong Bwee kepadamu, kuharapkan kau menjaganya dengan baik-baik. Aku senantiasa mendoakan kebahagian untuk kalian berdua, Nah, kukira perjumpaan ini kita akhiri dulu, aku akan segera pergi dan mudahmudahan kita akan berjumpa lagi kelak” Cit siocia mengakhiri kata-katanya.

"Cici bukankah kita telah berjanji selalu akan berkumpul dan tidak akan berpisah?” seru Tong Bwee.

"Kau jangan timbulkan urusan begitu lagi. Sudahlah kau ikut dia dan aku akan segera pergi!' sambung Cit siocia sambil tersenyum.

"Tetapi cici, kau sudah berjanji!” Ji Tong Bwee mendesak terus.

"Ikut dia” Cit siocia membentak sambil dilambari ilmu Pan-yok-sin-im, karena pengaruh ilmu Pan-yok-sin-im itu, maka mereka tidak benarnya seperti orang linglung. Mereka meninggalkan Cu Siocia seorang diri.

Ketika mereka sampai diatas kapal Ouw Hin Lee, Ji Han Su menanyakan apa sebenarnya Cit Siocia tidak ikut serta.

"Mengapa Cit Siocia tidak turut datang ?” tanya Ji Han Su kepada Tong Bwee.

"Dia telah pergi!'“ jawab Tong Bwee dengan wajah keruh.

Maka orang tua itu tidak melanjutkan pertanyaan. Mereka membisu.

Sementara itu awan tipis telah tertiup angin dan menyelubungi bulan. Angin berhembus halus dan hawa terasa sangat sejuk.

Bertepatan dengan itu pula, kapal layar yang indah milik Cit Siocia telah mulai bergerak. Indah sekali tampaknya. Sedangkan suasana sangat tenang.

Telaga Ang-tok-ouw tenang sekali, hanya sesekali air tertiup angin dan bergelombang halus menuju ketepian.

Cit Siocia tampak menyendiri, menatap ke langit. Bulan yang berselubung mega angin halus berhembus, kericikan air telaga yang menghantam lambung perahu besar itu. Semuanya itu telah membuat hati gadis jelita itu bertambah sepi dan hanyut, pikirannya telah hancur luluh berkeping-keping rasanya. Ia telah melakukan pengorbanan yang besar, tetapi luhur. Seumur hidupnya dia belum pernah mendapat siksaan yang berat seperti kali ini. Bukankah semua laki-laki tunduk dihadapannya serta menuruti semua perintah dan kehendaknya ? Sekarang suatu kenyataan yang baru saja dialaminya, dia telah benar-benar terpukul hatinya. Dia mencintai seorang pendekar muda, cinia yang luar biasa hingga dia banyak mengorbankan waktunya hanya untuk mengejar pemuda itu. Tetapi dia telah berani berkorban pula demi cintanya kepada pemuda itu.

Cit siocia telah berani berkorban dan menderita karena cintanya kepada pemuda itu juga tanpa disadarinya dia menaruh rasa sayang pula kepada gadis saingannya. Dia telah menyerahkan semuanya, menyerahkan harapannya kepada Tong Bwee. Kemudian membiarkan hatinya sendiri luluh karena cinta yang kandas. Dia telah bersumpah tidak akan mencintai laki-laki lain ! Tetapi apakah sumpah itu dapat dipenuhinya ? Entahlah keadaan yang akan menentukan nanti! Dengan hati luluh dan hancur itu Cit Siocia menatap kelangit memandangi bulan yang telah menyembul dari balik awan. Angin halus bertiup sejuk dan air telaga bergelombang kemudian terdengar riakan air membentur lambung perahu. Gadis itu tampak bertambah ayu parasnya karena tertimpa sinar rembulan. Siapapun yang memandangnya akan terhanyut dalam godaan asmara. Cit Siocia. Tapi saat itu dia sedang duka. Risau dan hancur luluh ha tinya. Diatas kapal layar milik Ouw Hin Lee tampak sangat sibuk dan diliputi suasana kegembiraaan. Karena diatas perahu besar itu sedang diadakan perjamuan dan pesta kemenangan dari partai Ouw ki-pang dan partai Kim-sai yang lelah berhasil menundukan partai Kong-tong. Tampaklah mereka bergembira dan tertawa gelak-gelak seria menyanyikan lagu kemenangan bahkan ada yang menari-nari pula. Pesta yang sangat meriah itu diikuti oleh semua orang yang berada diatas perahu besar itu.

Kalau mereka itu merayakan kemenangan dalam peperangan, tetapi lain halnya dengan Teng Siok Soat dan Ceng Yun Leng Kedua remaja ini tampak guratan hambar diwajahnya, sedangkan tertawanyapun hambar pula. Begitu pula Kiam Ciu dan Tong Bwee. Mereka bercanda dalam berpikir bukan saja dalam pertemuan itu yang mereka pikirkan. tetapi mereka mempunyai kesibukan pikiran sendiri. Kacau dan bingung meliputi hati mereka. Hal itu hanyalah orang-orang arif yang mengetahuinya.

Tampaklah Shin Kai Lolo sangat bergembira, nenek itu rupa-rupanya telah banyak minum tuak hingga beberapa mangkuk maka terdengarlah dia telah banyak berbicara dan tertawa. Memang kalau nenek itu sedang mabuk dia lelah banyak tertawa dan bicaranya sangat ringan tak terkendali. Kemudian tampak Shin Kai Lolo mendekati Kiam Ciu dan mengajak pemuda itu untuk bersamasama dia mengangkat mangkuk arak.

Posting Komentar