Mestika Golok Naga Chapter 27

NIC

"Baik, kubuat perintah penangkapan Tan Tio ng Li!" kata Kaisar yang sedang sedih dan khawatir karena terculik nya Sung Hia ng Bwee.

Perdana Menteri Jin Kui memang cerdik sekali. Tentu saja dia tahu bahwa yang menculik Hiang Bwee bukan Tiong Li melainkan Si Muka Tengkorak, bahkan dia yang mengatur semua itu. Dan untuk memperkuat pengejaran terhadap Tio ng Li pertu sekali ada surat perintah Kaisar sehingga dia dapat mengerahkan seluruh tenaga pasukan.

Bagaimana kalau nanti Tiong Li tertangкар dan Hia ng Bwee tidak dapat diajak pulang? Mudah saja. Bunuh pemuda itu, habis perkara dan katakan kepada Kaisar bahwa Hia ng Bwee telah terbunuh oleh pemuda itu.

Mulailah Perdana Menteri Jin Kui melaksanakan semua rencananya untuk membalas kematian puteranya. Hiang Bwee yang menjadi gara-gara kematian puteranya sudah terbalas, dan sekarang tentu telah menjadi selir Panglima Besar Wu Chu, dan Tiong Li sudah dijadikan buronan pemerintah.

Kemudian dia mengerahkan pasukan yang dipimpin oleh Kui To Cin-jin dan dua orang sutenya yang sudah datang dari utara, yaitu kaкак beradik Ouw Yang, menyerbu ke Lembah Maut untuk membasmi Ban-tok Sian-li dan anak buahnya yang dianggap telah membantu pemberontak! Juga pasukan ini ditugaskan untuk mencari para gerombolan pemberontak dan membasminya, terutama sekali yang dipimpin oleh Gak Liu.

Dengan surat perintah penangkapan atas diri Tan Tiong Li dari Kaisar, maka kini di mana-mana terpasang pengumuman tentang pelaria n Tan Tio ng Li sebagai orang buruan. Pada saat itu Tiong Li sedang berkunjung ke dusun lereng Liong-san untuk bersembahyang didepan makam ayahnya dan juga untuk ber sembahyang di bekas pondok gurunya, Рек Hong San-jin yang dulu dibakarnya bersama jenazah kakek itu.

Setelah selesai bersembahyang dia meninggalkan pegunungan Liong-san dan beberapa hari kemudian tibalah dia di kota Cun-keng. Begitu memasuki kola itu, dia melihat banyak orang berkerumun membaca sehelai pengumuman yang di tempel di dinding. Dia ikut berdesakan untuk membacanya dan betapa terkejutnya melihat wajahnya terpampang di pengumuman itu dan di situ disebutkan bahwa siapa yang dapat menangkap Tiong Li, pemberontak dan penculik puteri akan diberi hadiah oleh Kaisar!.

Tiong Li terkejut bukan main dan pada saat itu dia mendengar orang berteriak di sebelahnya. "Wah, ini dia orangnya, pemberontak dan penculik puteri itu!"

"Bukan! Aku bukan pemberontak apalagi penculik puteri!" bantah Tiomg Li.

Akan tetapi orang-orang itu sudah mengenalnya dari gambar yang terlukis di pengumuman dan banyak orang segera mengulur tangan untuk menangkaprnya. Tio ng Li tidak mau melawan mereka yang hanya bertindak karena pengumuman itu dia mengelak lalu melarikan diri dengan cepat keluar kota Cun-keng, dikejar orang banyak dan tak lama kemudian ada pasukan penjaga kota yang ikut mengejar. Akan tetapi dia telah lari jauh meninggalkan kota dan tiba dalam hutan di luar kota.

Dia berhenti berlari dan duduk di atas batu, termenung. Dia menjadi orang buruan. Dan kaisar sendiri yang mengumumkan bahwa siара dapat menangkapnya akan diberi hadiah. Puteri telah diculik orang.

Siapakah puteri itu? Apakah Hia ng Bwee kembali dicilik orang dan kaisar menyangka dia yang me lakukannya? Fitnah keji ! .

Kata fitnah ini mengingatkan dia kepada Jin Kui. Orang itu penuh dengari siasat licik dan fitnah keji. Dahulupun ketika dia menolong Hiang Bwee malah akan di fitnah sebagai penculik nya, dan ketika dia keluar kota, dia malah diserang puteranya dengan fitnah memberontak.

Perdana Menteri Jin Kui patut dicurigai sebagai pelempar fitnah dan kalau dia yang melempar fitnah, tentu dia tahu pula siapa yang menculik sang puteri. Tidak ada lain jalan, dia harus ke kota raja untuk melakukan penyelidikan. Akan tetapi karena gambarnya terpampang di mana-mana, tidak mungkin dia memasuki kota raja begitu saja. Dia akan ditangkap sebelum dapat melakukan apa-apa, baru memasuki pintu gerbang saja dia akan dikepung pasukan dan ditangkap.

Setelah mencari akal, Tio ng Li melanjutkan perjalanannya dengan menyamar sebagai pengemis. Dia mengotori muka dan tangannya, memakai sepatu butut, pakaiannya juga butut dan penuh tambalan, memakai sebuah caping butut: yang lebar menutupi mukanya. Dengan pakaian seperti itu, benar saja dia tidak diperhatikan orang dan dapat melakukan perjalanan dengan leluasa.

Siapa orangnya yang akan mencurigai seorang pengemis berpakaian. butut, bersepatu butut, memakai caping rusak pula dan kaki tangan dan mukanya kotor seperti orang yang sudah berhari-hari tidak pernah mandi? .

Demikian pula ketika Tiong Li memasuki pintu gerbang kota raja Hang-couw, para penjaga keamanan di pintu gerbang itu tidak memperdulikan, bahkan memandang jijik dan menghardiknya agar cepat pergi jangan terlalu lama berada di pintu gerbang! .

Akan tetapi tanpa setahu Tio ng Li, ada seorang yang memperhatikannya sejak dia memasuki pintu gerbang, bahkan ketika dia berjalan memasuki kota, orang itu membayangi nya dari jauh, tanpa sadar bahwa dia dibayangi orang karena yang berjalan di belakang nya, agak jauh itu adalah seorang pengemis yang memegang tongkat hitam. Orang itu masih muda dan wajahnya tampan gagah biarpun bajunya baju pengemis. Memang, pengemis muda itu bukan lain adalah Gan Kok Bu, putera ketua Hek-tung Kai-pang yang pernah menolong Bаn-tok Sian-li dan yang jatuh ci nta kepada The Siang Hwi. Ketika Kok Bu melihat seorang pengemis baju butut masuk ke pintu gerbang, orangnya tidak dikenalnya, dan juga tidak ada tanda-tanda dari sebuah perkumpulan pengemis, dia menjadi curiga dan membayangi. Dia menduga bahwa pengemis bercaping butut itu adalah seorang yang menyamar, dan dia tidak tahu orang itu berdiri di pihak mana.

Seorang pejuang ataukah seorang mata-mata Kerajaan Kin yang menyelundup masuk, Karena curiga, dia lalu membayangi. Kecurigaannya semakin bertambah ketika dia tidak melihat pengemis itu pergi ke pasar atau tempat-tempat ramai melainkan berjalan kelili ng kota dan beberapa kali melewati rumah gedung Perdana Menteri Jin Kui.

Kalau sedang lewat di depan gedung ini, pengemis muda itu memandang penuh perhatian. Juga ketika melewati papan pengumuman tentang pemberontak yang akan ditangkap, pengemis muda itu memandang dengan penuh perhatian. Gan Kok Bu semakin curiga dan dia kini mendekati, memandang penuh perhatian dan akhirnya matanya yang tajam mengenal pengemis muda itu seperti lukisa n orang yang diburu pemerintah, yang bernama Tan Tiong Li. Mengerti lah dia. 0rang ini adalah buruan itu, seorang pemberontak, berarti seorang pejuang! Dia harus memperingatkannya karena dalam kota raja disebar banyak mata-mata Oleh Perdana Menteri Jin Kui.

Tiong Li menjadi terkejut sekali ketika melihat seorang pengemis muda mendekatinya dan berbisik, "Saudara Tan Tio ng Li, mari kau ik uti aku dan kita bicara "

Karena orang itu jelas sudah mengenalnya, Tiong Li terpaksa mengikuti ke mana orang itu pergi. Dia tidak menyangka buruk, akan tetapi tetap bersiкар waspada sehingga kalau orang itu berniat buruk, dia sudah dapat menjaga diri. Orang itu mengajaknya keluar masuk 1orong-lorong sempit yang sunyi kemudian mengajaknya memasuki sebuah bangunan lama yang kosong. Di situ berkumpul banyak pengemis dari bermacam usia dan keadaan. Ada yang timpang, ada yang buta, dan ada yang membawa anak, ada laki-laki dan perempuan.

Ketika orang itu lewat, para pengemis itu kelihntan tunduk kepadanya dan mereka memberi jalan dengan siкар hormat, bahkan di sebuah ruangan sebelah dalam ketika orang itu masuk dan memberi isyarat, para pengemis yang tadinya berada di situ lalu menyi ngkir tanpa berkata apapun.

Dalam rumah gedung tua kosong itu terdapat sedikitnya duapuluh orang pengemis dan agaknya menjadi Semacam tempat berteduh atau bermalam mereka.

Setelah ruangan itu kosong, orang itu mempersilakan Tiong Li duduk di lantai, berhadapa n dengan dia. Sejenak mereka saling pandang dan Tiong Li ber kata dengan suara berbisik.

"Saudara siapakah dan bagaimana bisa mengenalku?"

"Namaku Gan Kok Bu, putera dari ketua Hek-tung Kai- pang. Aku dapat mengenalmu karena betapa baikpun penyamaranmu, kalau orang sudah menaruh curiga dan mengamati penuh perhatian, tentu akan dapat melihat persamaan antara saudara dengan gambar di papan pengumuman itu."

"Dan dengan maksud apa engkau mengundangku ke sini?" tanya Tio ng Li, memandang tajam.

Kok Bu tersenyum. "Tidak dengan maksud buruk, sobat. Ketahuilah bahwa kami semua bersimpati dan membantu perjuangan para pejuang."

"Akan tetapi aku bukan seorang pejuang " kata Tio ng

Li.

Gan Kok Bu tersenyum. "Orang yang disebut

pemberontak oleh Perdana Menteri Ji n Kui, adalah seorang pejuang."

"Perdana Menteri Ji n Kui?"

"Ya, tentu dia yang berdiri di belakang pengumuman itu. Entah kesalahan ара yang kau lakukan terhadap dirinya maka dia memasang pengumuman itu atas nama kaisar. Engkau berhati-hatilah,sobat, karena Perdana Menteri itu licik sekali dan dia telah menyebar banyak mata-mata di kota raja."

Maklumlah Tio ng Li bahwa orang ini tentu sudah lama tadi membayanginya dan meli hat dua kali dia lewat di depan rumah Perdana Menteri. Мака dia tidak perlu tagi pura-pura.

"Begini, saudara Gan Kok Bu. Memang benar bahwa aku hendak melakukan penyelidikan karena sesungguhnya aku, sama sekali tidak bersalah. Aku tidak menculik puteri istara. Nah, dapatkah engkau memberi keterangan kepadaku mengenai hal itu? Pertama, puteri siapakah yang diculik orang? Siapa namanya nya?"

"Puteri yang paling terkenal di kota raja, namanya Sung Hia ng Bwee. la diculik orang beberapa hari yang lalu, diculik di waktu malam oleh orang berkedok yang melumpuhkan para pengawal dan dayang."

Diam-diam Tiong Li merasa khawatir sekali. Kembali Sung Hiang Bwee di culik orang! Mungkin penculik nya yang dulu bergerak lagi. Memang orang itu lihai sekali, dan agaknya tidak sukar bagi orang itu untuk merobohkan рагa pengawal dan menculik sang puteri. Akan tetapi siapa berdiri di baliк Ini semua ? Melihat betapa Perdana Menter Jin Kui yang berdiri di belakang fitnah yang dilemparkan kepadanya, mungkin juga pembesar itu yang mengetahui perihal penculikan puteri itu.

"Agaknya kalau Perdana Menteri Jin Kui melakukan fitnah terhadap diri ku bahwa aku yang menculik sang puteri, dia tahu. siapa pelakunya."

Gan Kok Bu mengangguk-angguk sangat boleh jadi walaupun aku masih sangsi apakah dia yang mendalangi penculika n, Kalau benar demikian, untuk ара? Kalau yang mendalangi itu puteranya, Ji n Kiat, memang sangat boleh jadi karena puteranya itu mata keranjang. Akan tetapi Jin Kiat telah tewas oleh Pendekar Gak Liu, maka sulit lah menduga siapa dalangnya."

"Akan tetapi setidaknya Perdana menteri itu tentu mengetahui nya ," kata Tiong Li.

Posting Komentar