Golok Sakti Chapter 44

NIC

Pertandingan makin lama makin seru. Sepasang tongkatnya Hui Seng Kang bertubi-tubi menyerang lawan, hingga Kong soe Jin kelihatan kewalahan menangkisnya. Mengingat akan beratnya genggaman musuh, maka Kong Soe Jin tidak mau membenturkan pedangnya.. sepuluh jurus dengan cepat sudah dilewatkan-

Hui Seng Kang penasaran belum juga dapat menjatuhkan musuhnya maka ia mendesak lebih keras Kong Soe Jin sebisa-bisanya berikan perlawanan dan menjaga diri jangan sampai kena dijatuhkan-

Suatu ketika Hui Seng Kang menyerang dengan gaya serangan "Seng hong Bo lang. atau Menuruti angin memecah ombak. tongkatnya yang satu dimalangkan sedang yang satunya lag menyerang lurus. Untuk menghindari serangan hebat ini, Kong soe Jin melesat tinggi keudara.

Hui Seng Kang ketawa gelak-gelak. lalu membarengi dengan serangan dahsyat sebelumnya Kong soe Jin sempat menancapkan kakinya dilantai luitay.

Para penonton kaget dibuatnya. Mereka menduga Kong Soe Jin kali ini akan melayang jiwanya. Tapi orang she Kong itu sudah berlaku nekad kali ini menyambuti serangan tongkatnya Hui Seng Kang dengan pedangnya dipalangi.

Satu benturan dari dua senjata terdengar trang nyaring sekali. Tubuh Kong Soe Jin tampak melayang tinggi lagi dludara kemudian jatuh diatas luitay. ia masih bisa merang kang dan mengumpulkan, kemudian sudah bisa bangun lagi untuk menghadapi musuh

Penonton yang menyaksikan kejadian itu telah perdengarkan tampik soraknya yang riuh, sementara Hui Seng Kang sendiri merasa sangat heran melihat Kong Soe Jin tidak apa-apa menyambuti serangan hebatnya tadi.

"Saudara Kong, hayo maju lagi kita bertempur" Hui Seng Kang menantang.

Kong Soe Jin anggukkan kepalanya, kemudian pedangnya im-kiam mulai menari-nari lagi diantara samberan sepasang tongkatnya Hui Seng Kang yang berat. Perlahan-lahan dari kedesak Kong Soe Jin telah dapat balik mendesak musuhnya.

Diluar dugaan semua penonton, pertandingan telah mengasih lihat gambaran yang dapat membikin para penontonnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dengan tentu Hai Seng Kang yang tadi begitu agresif, kini sudah mulai terlihat keletihannya, sedang Kong Soe Jin masih kelihatan segar dan merangsek pada musuhnya, setirnya Hui Seng Kang tidak berdaya dan menyerah kalah.

Suatu kesudahan yang membuat Khoe Cong melongo dan merah padam mukanya.

Kini ia tidak berani membuka suara besar lagi kepada Kong Soe Tek. Dengan hati cemas ia menghampiri pada kawannya dan menanyakan, kenapa sang kawan sudah jadi kalah, sedang menurut perhitungannya dapat menang dari Kong Soe Jin?

"Khoe Pocu, kau keliru melihat. Kong Soe Jin sebenarnya ada achli pedang yang pandai, tidak kecewa namanya tersohor dikalangan sungai telaga. Kalau semula kelihatannya ia berikan perlawanan yang lembek itulah ia hanya main main saja dan dengan sengaja mau kuras aku punya tenaga. Aku si tolol bermula tidak tahu, terus-terusan menyerang dengan mengeluarkan tenaga besar, hingga enak saja orang she Kong itu permainkan aku.

Tanpa merasa aku telah masuk dalam perangkapnya. Kau lihat, setelah ia melihat aku sudah kehilangan banyak tenaga, ia telah mencecar aku dengan ilmu pedangnya yang luar biasa, hingga aku menjadi kewalahan dan kalau aku tidak siang-siang menyerah kalah terang aku akan menjadi korbannya pedang, kena di-"sate" diatas punggung, maka aku dapat melihat gelagat, maka aku sudah menyerah kalah, meskipun aku tahu perbuatan itu akan memalukan"

Hui Seng Kang berkata-kata dengan paras guram dan menyesal sekali untuk apa yang ia telah perbuat diatas panggung. Sama sekali ia tidak nyana orang she Kong itu pandai memancing tenaga orang, hingga peroleh kemenangannya dengan mudah.

Cocok dengan kata kata Seng Giok Cin. bahwa Hui Seng sudah mendemontrasikan tenaganya yang kuat. Siang-siang ia sudah banyak menghamburkan tenaganya, sehingga dimenit- menit paling akhir melawan Kong soe Jin yang gesit dan lincah tidak berdaya karena kehabisan "bensin".

Tempik sorak terdengar riuh ketika Pek Boe Taysu naik keatas luitay.

Kini gilirannya ia yang menjadi Taycu, untuk menggantikan Hui Seng Kang wakil Tay-cu-nya yang pecundang.

orang menduga-duga akan kekalahannya Kong soe Jin mengingat Pek Boe Taysu ada satu jago tua yang sudah banyak pengalaman, lagipula hweshiotua itu ada sangat telengas.

Kong Soe Jin menjura dengan hormat pada Pek Boe Taysu, ketika mereka sudah berhadapan

"Tidak dikira Taysu yang hari ini menjadi Taycu, mereka sebentar kalau aku sitolol mengunjukkan

kebodohanku, harap Taysu suka memaafkan dan sukalah memberi banyak petunjuk akan

kesalahannya "

"Ha ha " Pek Boe Taysu memotong dengan ketawanya yang bergelak-gelak "Sicu ada jago

pedang dari Ngo bie-pay, mana aku si hweshio bangkotan dapat memberi petunjuk apa-apa. Harap sicu jangan terlalu merendah. Nah, marilah kita mulai bertanding "

"Baiklah" kata Kong soeJin dengan tak sungkan-sungkan ia menghunus pedangnya.

Pek Boe Taysu genggamannya aneh, baru pernah orang melihatnya. Bentuknya seperti sekop. diujungnya ada sepasang gigi tajam dan lingkaran dari baja kecil kecil, hingga senjata itu kalau digoyangi akan perdengarkan saara kerincingan ramai.

Ketika Pek Boe Taysu mempersilahkan menyerang lebih dulu. K^ong Soe Jin tidak sungkan-sungkan lagi dan mulai membuka serangan dengan satu tipu serangan yang indah dari perguruannya. Lawannya menangkis sambil perdengarkan ketawanya yang aneh

Kemudian Pek Boe Taysu balas menyerang dengan gaya. Dengan tongkat menaklukkan setan, ia memalangkan dan melempengkan tongkatnya menyerang musuhnya dengan hebat sekali yang dapat mengugurkan gunung.

Tapi Kong Soe Jin gesit dan lincah, ilmu pedangnya pun mahir, maka dengan indah sekali sudah meluputkan diri dari serangan lawannya yang berat.

Kali ini menghadapi musuh kawakan, Kong Soe Jin tidak main-main- Ia mencurahkan betul-betul perhatiannya pada ilmu pedangnya yang dimainkan itu, hingga Pek Boe Taysu dengan genggaman beratnya tidak bisa berbuat banyak terhadap jago muda dari Ngo-biepay itu.

Penonton di bikin kagum oleh permainan pedangnya.

Berkali-kali terdengar sorakan penonton. Kalau Kong soe Kek merasa masih kuatir akan kekalahannya sang engko adalah Khoe cong diwajahnya yang jelek mengunjukkan perasaan dengki. Bibirnya saban menjebi yang membikin wajahnya jadi semakin jelek saja.

Meski Pek Boe Taysu mencoba dengan sungguh untuk menjatuhkan lawan mudanya, ternyata tidak berhasil. Kesudahannya lima belas jurus telah dilewati dan pertandingan dinyatakan seri, hal mana telah disambut dengan suatu tampik sorak yang ramai sekali oleh penonton-I Hadiah telah diberikan kepada Kong Soe Jie oleh Seng Pocu sendiri.

Seng Giok Cin berseri-seri. sedang Kim Hong Jie juga tampak merasa puas dengan kesudahan pertandingan itu. Diam diam nona Kim yang nakal teluh mengutik lengannya nona seng. "Encie Giok betul-betul kau banyak untung hari ini. Si orang she Kong sebentar lagi akan menghadiahkan barang yang diperolehnya itu kepadamu. Kenapa kau tidak cepat-cepat bangun berdiri untuk menyambutnya."

"Adik Hong. kau nakal betul, paling bisa memang kau menggoda orang." ia berkata sambil mencubit tangannya yang dicubit tadi.

Nona Kim lucu sekali membuang aksinya hingga mau tidak mau nona Seng ini menekap mulutnya yang mungil untuk menahan ketawanya. Berdua mereka bersenda gurau dengan gembira.

Tampak Kong Soe Jin jalan menghampiri mereka, lewat didepannya Hui Seng Kang yang duduk disitu, terhadap pecundang ini Kong Soe Jin melirik sejenak dan tidak memandang mata.

Seng Giok Cin menyambut dengan gembira ketika Kong Soe Jin menghadiahkan barangnya.

"Nona Seng. " katanya. "barang ini kudapatkan bukan secara mudah, aku harap kau menerimanya dengan segala senang hati."

"Terima kasih, kau sungguh baik sekali saudara Kong." jawab Seng Giok Cin sambil bersenyum girang dan melirikan matanya yang jeli. Kong Soe Jin merasa girang dan bangga kelihatannya.

Seng Giok Cin kemudian berpikir dan berkata kepada sekalian pemuda yang ada di-sekitarnya.

"Saudara saudara, adik Hong Jie bersedia menerima hadiah untuk yang ada minat, aku di anjurkan untuk mengunjuk kepandaiannya agar mendapat hadiah sutera lagi untuk dihadiahkan kepada adik Hong Jie. Ayo, lekas, aku anjurkan-.. "

Kim Hong Jie pelototkan matanya, mulutnya yang mungil berkemak kemik seperti yang mau mengatakan apa-apa kepada Seng Giok Cin, tapi nona Seng hanya ganda ketawa saja kelakuannya Kim Hong Jie.

Tapi kemudian Kim Hong Jie sudah unjuk senyumannya yang ramai pula diparasnya sujennya memain memikat hati. Tidak heran kalau banyak pemuda sudah ketarik hatinya dan ingin unjuk kepandaiannya diatas panggung untuk merebut barang hadiah dan diberikan kepada nona Kim yang cantik jelita.

Pertama-tama Kong soe Tek yang berdiri disusul oleh in Kie Seng.

Khoe cong juga kelihatan bangkit berdiri, dengan muka tidak enak dilihat ia perdengarkan ejekannya kepada Kong Soe Tek.

"Hmm, perkara memberi hadiah kepada perempuan sudah biasa. Tidak mengherankan, tapi janganlah unjuk kelakuan sendiri yang tidak tahu diri hingga ditertawai orang." Khoe cong sangat memandang rendah kepada Kong soe Tek.

In Kie Seng menambahkan- "Kau benar saudara Khoe, pertandingan diatas luitay ini dilakukan bukan karena napsu menghadiahkan barang kepada seseorang." Kong soe Tek melotot matanya terhadap In Kie Seng.

Posting Komentar