Di tengah heningnya hutan yang berselimut kabut pagi, seorang pemuda bernama Song Ki San menjalani hari-harinya dengan semangat yang membara. Seorang murid setia yang tinggal bersama gurunya di tepian hutan, Ki San menghabiskan waktu dengan mencari kayu bakar dan berlatih silat. Ketangkasannya dalam memungut dan mematahkan dahan serta gerakan silatnya yang memukau menggambarkan sosoknya yang tangguh dan penuh dedikasi.
Namun, kedamaian di hutan itu tidak berlangsung lama. Dalam sebuah pagi yang cerah, Ki San dipanggil oleh gurunya yang tengah terbaring lemah. Sang guru, seorang mantan panglima perang, mengungkapkan rahasia masa lalunya yang kelam dan menyimpan dendam mendalam terhadap seorang musuh bernama Kwan Ciu Ek. Sebelum menghembuskan napas terakhir, sang guru memohon kepada Ki San untuk menuntut balas atas kehormatan yang direnggut darinya. - Tertekan oleh permintaan terakhir gurunya, Ki San terperangkap dalam pergulatan batin. Ajakan untuk membalaskan dendam berseberangan dengan ajaran gurunya yang selama ini menentang kebencian dan pembunuhan. Namun, kisah tragis sang guru mendorongnya untuk bersumpah akan menuntaskan misi tersebut.
Setelah kematian gurunya, Ki San harus menghadapi kenyataan pahit hidup sebatang kara. Dalam kesendiriannya, dia merenungkan arti kehidupan dan kematian, dan menyadari bahwa air matanya mengalir bukan hanya untuk sang guru, melainkan karena rasa kehilangan yang mendalam.
Dengan tekad yang bulat, Ki San memutuskan untuk meninggalkan hutan yang telah menjadi tempatnya berteduh, menuju Wi-keng di selatan Sungai Kuning, tempat musuh gurunya tinggal. Berbekal ilmu silat yang diwariskan gurunya, perjalanan Ki San bukan hanya untuk membalaskan dendam, tetapi juga untuk menemukan jati diri dan makna dari kebaktian sejati.
📘 Informasi Cersil
Author: | Kho Ping Hoo |
Associated Names: | N/A |
Related Series: | N/A |
Status: | Completed |