Si Angin Puyuh Si Tangan Kilat Chapter 112

CSI

"Apa kau pun dilahirkan dalam keluarga miskin?" tanya Geng Tian.

Pek Kian bu tertawa, selanya: "Dia sih keturunan guru silat yang kenamaan, soal miskin sih tidak. Cuma sejak kecil sudah kematian ayahnya, keluarganya menjadi berantakan." Diluar tahunya bahwa gejolak hatinya Lo Hou wi jauh lebih rumit dan kacau dari apa yang mereka bayangkan.

Geng Tian mendongak melihat cuaca, dilihatnya hujan sudah reda, katanya: "Habis hujan cuacapun terang, lihatlah betapa indah rembulan. Biar aku keluar mencari hidangan untuk tangsel perut ya? Dua hari ini selalu makan rangsum kering sudah membosankan. Baik nanti bikin binatang panggang dan diiringi minum arak, semalam ini tidak usah tidur."

"Baru saja hujan keadaan diluar tentu sulit buat jalan."

"Benar, habis hujan, burung dan binatang liar sama sembunyi disarangnya, kukira tidak gampang buat menangkap mereka," demikian timbrung Pek Kianbu.

"Memburu burung atau binatang liar aku cukup berpengalaman," ujar Geng Tian, "Kalian tidak percaya nanti buktikan saja, biar kutunjukkan kepandaian khususku ini."

Pek Kian-bu tertawa, katanya: "Kongcu digelari San-tian jiu (tangan kilat). Ilmu ginkangmu mesti seenteng burung dara secepat angin masakah berani kami tidak percaya akan kepandaianmu! Tapi kalau kau yang harus mencari makanan untuk kami beramai, wah rasanya rikuh dan tak berani terima, biar kami saja yang pergi!"

"Persediaan air dalam kantong itupun hampir habis," sela Geng Tian. "Pek jiko silahkan kau cari air saja bagaimana? Lo-sam-ko mari kau temani aku berburu, Nyo-toako kau tinggal saja di tempat ini bersama Site."

"Memangnya aku tinggal gegares tanpa bekerja mana boleh jadi," kata Nyo Su-gi.

Lo Hou-wi tertawa katanya; "Sejak kecil memang akupun senang berburu. Toako jangan kau berebutan dengan aku lho."

Nyo Su gi tahu akan hubungan mereka yang lebih akrab, maka iapun mengalah agar tidak mengganggu kesenangan hati mereka.

Adalah timbul rasa jelus dalam hati Pek Kian bu katanya: "Samte memang pandai mengambil hati orang agaknya dalam pandangan Geng Kongcu cuma dia seorang saja. Hm, tugas berat mencari air diberikan kepadaku, tanpa sungkan sungkan losam terima saja pembagian tugas itu. Jika Geng Kongcu betul akan menjabat Ciangbun kita, mungkin Losam bakal menjadi perintangku yang terbesar dan berkedudukan lebih tinggi dari aku." meski rasa jelusnya amat menghayati pikirannya, katanya; "Samko kabarnya tahun yang lalu kau ada pergi ke Tay-toh pernahkah kau pergi ke Siok ciu?"

"Memangnya aku ini kelahiran Siok ciu."

"Kalau begitu diwaktu Gwakongku meninggal, meski kau belum lahir kukira pernah mendengar orang membicarakan beliau bukan? Tahukah kau akan kedua murid beliau?"

"Geng tian, ada sebuah persoalan seharusnya kuberi tahu kepada kau cuma maaf tadi tidak leluasa kukemukakan kepada kau."

"Soal apa?" "Soal ini tentu berada diluar dugaanmu. Orang yang sedang dicari cari adalah guruku!''

"Apa katamu?" tanya Geng Tian melengak.

"Bukankah kau hendak mencari orang-orang keluarga Nyo?''

"Bukankah paman Nyoku itu sudah meninggal, cara bagaimana kau bisa angkat guru kepadanya? Oya... aku paham, apakah kau murid dari bibi Nyo?''

"Keluarga Nyo Yan sing toh bukan hanya terdiri dari isterinya saja? Sudah lama keluar Nyo meninggalkan Siok ciu sampai detik ini juga aku belum pernah bertemu dengan Nyo hujin."

"Lalu siapa yang kau maksud? Apakah..." ia membatin dalam hati: "Apakah putra atau putrinya?" waktu dia meninggalkan rumah keluarga Nyo, anak dalam kandungan Nyo hujin belum lagi lahir maka seakan Geng Tian ini tidak dikemukakan.

"Kau tahu didunia persilatan terdapat seorang dijuluki Siau mo li?"

"Apakah In tiong yan maksudmu?"

"Munculnya rada akhir dari In tiong yan, kepandaian mesterius mereka sama sama membuat musuh meringkik dan ketakutan. Tapi ada semacam tindak tanduknya yang berlainan dengan In tiong yan. In tiong yan khusus membunuh buaya darat atau sampah persilatan belum pernah dengar dia membunuh kaum bangsawan Kim atau Tartar Mongol, sebaliknya Siau mo li ini pernah membunuh jago jago kosen dari negeri Kim pernah membunuh juga para Kim tiang Busu dari Mongol. Julukan Siau mo li (Iblis perempuan kecil) justeru diberikan oleh orang orang Mongol. Sepak terjang In tiong-yan masih sulit kita raba tapi tindak tanduk Siau mo li dapatlah kami pastikan bahwa dia berdiri pada golongan pendekar dan pejuang nusa dan bangsa!''

"Asal usul In tiong yan masih belum kau ketahui hanya secara diam diam ia bermusuhan dengan Wanyen Tiang ci, hal ini pun baru kuketahui dari penuturan Hek swan hong," demikian batin Geng Tian karena tidak leluasa membeber riwayat hidup In tiong yan kepada Lo Hou wi maka ia berkata: "Tak perlu kita membicarakan In tiong yan. Bahwa lihiap yang kau katakan ini bukan In tiong yan memangnya siapa dia sebenarnya?"

"Dia bukan lain adalah orang yang sedang kau cari yaitu guruku."

Heran dan kaget Geng Tian dibuatnya, tanyanya: "Maksudmu dia putri Nyo Yan sing? Bagaimana dia bisa menjadi gurumu?"

"Bukan guruku yang kuangkat secara resmi dia sih hanya mewakili gurunya mengajarkan Ngo hou toan bun to hoat kepadaku. Sudah tentu dia tidak mau mengakui sebagai guru namun didalam sanubariku dia kuanggap sebagai guruku berbudi disamping seorang teman yang baik hati."

Setelah mendengar cerita cara bagaimana Nyo Wan-ceng datang kerumah Lo Hou-wi dan mengajarkan ilmu golok itu, maka berkatalah Geng Tian : "Bukankah tahun ini dia baru genap berusia dua puluh tahun ?"

"Benar. Dari mana kau bisa tahu?"

"Waktu aku berusia empat tahun meninggalkan rumah keluarga Nyo, dari penuturan ibu katanya waktu itu bibi Nyo sedang mengandung. Dihitung-hitung jadi aku lebih tua lima tahun dari dia."

Posting Komentar