Naga Beracun Chapter 03

NIC

Thian Ki mendengarkan dengan alis berkerut, tidak mengerti mengapa neneknya bicara seperti itu

Sejak kecil, ayah ibunya selalu menekankan bahwa hidup haruslah lemah lembut dan menjauhi kekerasan dan baginya, orang gagah perkasa yang mempergunakan kekerasan adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dan karenanya jahat

Kenapa kini neneknya mengatakan bahwa dia akan menjadi seorang yang kokoh kuat dan gagah perkasa

Lihat pula pohon-pohon itu, cucuku.

Lo Nikouw menuding ke arah pohon-pohon yang tumbuh di kebun

Angin pagi itu masih bertiup kuat membuat pohon-pohon itu bergoyang-goyang dnn banyak daun rontok

Nah, biarpun sama-sama tidak melakukan perlawanan, namun daun-daun yang kokoh kuat tidak gugur, sebaliknya daun yang ringkih akan rontok te rtiup angin

Apakah engkau tidak le bih suka menjadi batu karang yang kokoh daripada menjadi lumpur, tidak lebih senang menjadi daun yang kokoh daripada daun yang lemah

Hujan dan angin badai itu tidak ada artinya kalau dibandingkan dengan angin dan badai kehidupan yang akan menerjangmu, cucuku.

Tentu saja anak berusia lima tahun itu belum dapat membayangkan makna dari ucapan nenek itu

Aku akan mentaati nasehat ayah dan ibu, nek, yaitu aku akan menentang setiap terjangan angin dan badai, namun bukan dengan kekerasan.

Percakapan terhenti karena terdengar suara Lan Ci memanggil-manggil putranya

Thian Ki......! Sudah bangunkah engkau......?

I buuuu......!

Thian Ki berseru dan berlari keluar

Kiranya ayah dan ibunya sudah datang menjemputnya seperti biasa kalau dia bermalam di kuil

Lo Nikouw juga menanggalkan sikap yang tadi bersungguh-sungguh dan ia melangkah keluar perlahan-lahan dengan wajah tersenyum lembut

Siang Lee dan Lan Ci memberi hormat kepada Lo Nikouw yang mempersilakan mereka duduk di dalam

I bu.

kata Lan Ci

kami ingin pamit dari ibu karena kami akan berkunjung ke Ta-bun-cung.

Lo Nikouw memandang kepada puterinya, lalu kepada mantunya, dengan sinar mata tak mengerti

Sudah bertahun-tahun saya tidak berkunjung ke Hek-houw-pang di Ta-bun cung, ibu

Saya ingin menengok keadaan kakek saya dan para paman.

Lo Nikouw mengangguk-angguk

Teringatlah ia bahwa mantunya adalah cucu ketua He k-houwpang

Hemmm, bukankah kalian pernah bercerita bahwa ketua He k-houw-pang yang menjadi kakek Siang Lee tidak merestui perjodohan kalian?

Benar, ibu itu dahulu

Sekarang setelah kami mempunyai seorang pute ra saya yakin bahwa kong-kong (kakek) akan menerima kami dengan baik

Saya te lah rindu sekali kepada kampung halaman, dan saya juga ingin bersembahyang di makam ayah.

kata Siang Lee

Kembali nikouw itu termenung

Ia tahu benar siapa mendiang ayah mantunya ini

Nama ayah Coa Siang Lee adalah Coa Kun Tian, putera ketua He k-hou-pang, seorang pria yang tampan dan ganteng dan berwatak mata keranjang

Adik kandungnya yang bernama Phang Hui Cu telah menikah dengan Sin-tiauw (Rajawali Sakti) Liu Bhok Ki, akan te tapi adiknya itu te rgoda oleh Coa Kun Tian sehingga terjadi hubungan gelap di antara mereka

Ketika penyelewengan Phang Hui Cu itu diketahui ole h Sin-tiauw Liu Bhok Ki, maka pendekar itu menjadi marah dan membunuh isterinya sendiri dan Coa Kun Tian, kekasih isterinya

Ia boleh merasa tidak suka kepada Coa Kun Tian

Akan tetapi orang itu sudah meninggal dunia, dan bagaimanapun juga, mantunya adalah pute ra kandung Coa Kun Tian

Sudah sewajarnya kalau sekarang mantunya ingin bersembahyang di makam ayahnya

Apakah kalian hendak mengajak Thian Ki

Lebih baik tinggalkan saja dia di sini bersamaku, perjalanan itu jauh dan te ntu akan melelahkan dia.

Akan te tapi, ibu

Justru kami pergi ke sana untuk memperkenalkan Thian Ki kepada keluarga nenek-moyangnya, keluarga Coa dan ju ga kepada He k-houw-pang,

kata Siang Lee

lsterinya mengangguk membenarkan

Melihat sikap pute ri dan mantunya itu, Lo Nikouw hanya menghela napas panjang

Omitohud..........kalau begitu terserah kepada kalian

Akan tetapi berhat-hatilah menjaga Thian Ki

Cucuku itu kelak akan menjadi orang yang hebat I

Suami isteri itu tidak dapat menangkap makna yang te rsembunyi di balik kata-kata itu, akan tetapi mereka girang mendengar pujian Lo N ikouw

Mereka berpamit lalu mengajak Thian Ki pulang ke dusun

Dan pada keesokan harinya, mereka bertiga meninggalkan dusun Mo-kim-cung melakukan perjalanan jauh menuju ke Ta bun-cung, yang menjadi kampung halaman Siang Lee

oo0dw0oo Tiga tahun yang lalu terjadi peristiwa hebat dalam Kerajaan Sui

Kaisar dinasti Sui, yaitu Kaisar Yang Ti, terlalu suka berperang dan mendirikan is tana yang indah-indah

Semua ini makan biaya yang amat besar dan tentu saja sumber biaya itu didapat dari penghis apan te rhadap rakyat jelata

Ditambah lagi dengan pembangunan Terusan Besar yang menghubungkan Sungai Huang-ho dan Yang-ce, maka kehidupan rakyat je lata semakin tertindas

Hal ini menimbulkan ketidaksenangan, dan te rjadilah pemberontakan-pemberontakan di mana-mana

Pemberontakan yang paling hebat dan yang akhirnya menghancurkan dinasti Kerajaan Sui adalah pemberontakan yang dilakukan ole h Li Si Bin, pute ra Li Goan, kepala daerah Shan-s i

Sebagal seorang perwira tinggi, Li Si Bin pernah berjas a besar terhadap Kais ar Yang Ti

Yaitu ketika dalam petualangannya memimpin pasukan untuk memerangi semua negara te tangga dan menundukkan suku-suku bangsa, pernah Kaisar Yang Ti te rjebak dalam perangkap musuh di daerah Shan-si utara

Dalam keadaan te rancam bahaya inilah muncul Li Si Bin bersama pasukannya yang menyelamatkan Kaisar Yang Ti

Akan tetapi, di samping kegagahannya

L i Si Bin juga te rkenal sebagai seorang yang keras dan dia berani menentang kebijaksanaan kaisar dengan menegur peraturan yang mencekik le her rakyat

Sikap ini membuat Kaisar Yang Ti tidak suka kepadanya, bahkan mencurigainya

Apa lagi kalau diingat bahwa biarpun ayahnya seorang Han, namun ibu dari Li Si Bin adalah keturunan Bangsa Turki di utara

Pada tahun 617, Li Si Bin mengadakan persekutuan dengan Bangsa Turki dan dia melakukan penyerbuan ke Tiang-an (Tiongkok)

Pemberontakan ini berhasil

Kaisar Yang Ti melarikan diri ke selatan, ke Yang-couw akan tetapi di te mpat ini, Kaisar Yang Ti disambut oleh para pemberontak sehingga dia te rbunuh dalam perte mpuran

Adapun kotaraja diduduki oleh Si Bin

Untuk menarik dukungan para pembesar yang masih setia kepada dinasti Sui, Li Si Bin mengangkat seorang cucu dari Yang Ti untuk dijadikan kaisar

Akan tetapi sesungguhnya, dialah yang berkuasa dan kaisar itupun hanya menjadi kaisar boneka

Dan kedudukan inipun hanya beberapa bulan saja

Setelah suasana mereda dan semua kekuasaan mutlak berada di tangannya, semua pejabat tinggi diganti dengan orang yang mendukungnya, Li Si Bin membujuk ayahnya sendiri untuk menjadi kaisar dan menurunkan kaisar boneka cucu Yang Ti itu

Ayah Li Si Bin itu menjadi kaisar dan berjuluk Tang Kao Cu sebagai kaisar pertama dari dinasti Tang (Kais ar Tang Kao Cu 618-627)

Akan te tapi karena dia menjadi kaisar karena pengaruh pute ranya, maka biarpun dia menjadi kaisar selama sembilan tahun, tetap saja yang berdiri di belakang layar sebagai pengaturnya dan pemegang kekuasaan adalah pute ranya sendiri yang menjadi pute ra mahkota! Cerita ini dimulai dalam tahun 620 dan sudah dua tahun Kaisar Tang Kao Cu menduduki tahta Kerajaan Tang

Adapun Li Si Bin sendiri selain menjadi pangeran atau putera mahkota, juga masih melanjutkan kedudukannya yang semula, yaitu mengepalai seluruh angkatan perang dinasti Tang

Di bagian manapun di dunia ini, peperangan menimbulkan kekacauan

Bukan saja kekacauan karena pertempuran antara kedua pihak, dan dilandanya kota-kota dan dusun-dusun oleh perte mpuran, akan tetapi terutama sekali munculnya para penjahat dari dunia sesat yang melihat kesempatan baik sekali untuk merajalela

Dalam perang, pemerintah tidak dapat lagi mengendalikan keamanan

Apalagi tempat-tempat yang jauh dari pasukan pemerintah, menjadi medan pesta pora bagi para penjahat, seolah-olah semua tikus keluar karena tidak ada kucing

Celakanya, dalam waktu perang, agaknya setan dan iblis merajalela menguasai benak kebanyakan manusia sehingga pasukan kedua pihak yang berperangpun tiba-tiba saja berubah ganas dan kejam, membunuhi penduduk tanpa alas an yang kuat

Sedikit saja sebuah pasukan mencurigai sebuah desa yang dianggap berpihak kepada lawan, te ntu disikat habis

Banyak pula yang mempergunakan kesempatan selagi keadaan kacau seperti itu untuk bertindak sendiri-sendiri membalas dendam

Hanya mereka yang te guh imannya kepada Tuhan sajalah yang masih selalu s adar untuk tetap berdiri di jalan yang benar

Bahkan para pendekar bermunculan seolah menjadi imbangan dari munculnya para tokoh sesat

Para pendekar ini yang menentang kejahatan yang terjadi di manamana

Ada pula para pendekar yang membentuk perkumpulan di te mpat masing-masing untuk menjaga keamanan penduduk, menggantikan tugas pasukan keamanan pemerintah yang tidak ada pada waktu perang itu

Perkumpulan orang gagah He k-houw-pang (Perkumpulan Harimau Hitam) merupakan satu di antara perkumpulan-perkumpulan orang gagah yang mengerahkan anggotanya untuk menjaga keamanan penduduk di dusun mereka, bahkan siap pula membantu penduduk dusun-dusun di sekitarnya

Kakek Coa Song yang selama puluhan tahun menjadi ketua Hek-houw-pang, kini berusia tujuhpuluh sembilan tahun, sudah te rlalu tua untuk aktif dalam perkumpulan

Karena kakek ini hanya mempunyai seorang pute ra yang sudah lama tewas, yaitu Coa Kun Tian, dan tidak mempunyai anak laki-laki lainnya kecuali tiga orang anak perempuan, maka dia lalu menunjuk Kam Seng Hin untuk menggantikannya, semenjak kerajaan Sui jatuh dan diganti Kerajaan Tang tiga tahun yang lalu

Kam Seng Hin berusia empatpuluh tahun, tinggi besar dan gagah

Dia juga murid He k-houw pang yang menikah dengan seorang cucu perempuan dari Coa Song, maka biarpun dia bukan keturunan Coa, diapun bukan orang luar

Pertama masih murid He k-houw-pang

Kedua masih cucu mantu dari kakek Coa Song

Karena hanya pendekar inilah yang dianggap mampu, diapun diangkat oleh Coa Song untuk memimpin Hek-houw-pang

Dan memang pilihan kakek Coa Song ini tidak keliru

Posting Komentar