Golok Sakti Chapter 62

NIC

"Kau sudah ditahan disini sudah dua puluh tahun lebih, maka lebih dari pantas kalau kau dapat bagian ini. Maka harap lopek terima ini." sambil diberikan pada si kakek. Co Kang Cay tertawa bergelak-gelak pelahan sambil menerima barang tersebut.

"Hmm Tiong Jong memang betul katamu tadi, Aku harus

mendapat kerugian untuk tempoku yang ditahan disini. Tapi aku tidak mau harta ini, aku mau tempoku itu, Nah, karena sudah ketelanjur kau membawanya, maka kita bagi seorang separuh saja. Kau perlu gunakan untuk diperjalananmu kelak, untukku separph sudah cukup,"

Ho Tiong Jong menolak. tapi setelah dipaksa ia hanya menerima lima butir saja, yang ia anggap itu ada pemberian Co Kang Cay bukannya harta haram.

"Nah, sekarang sudah saatnya aku pergi menemui nona Seng, Aku sudah paham dengan jalanan rahasia disini, maka aku tidak sampai salah jalan- Harap kau baik-baik menantikan disini."

Ho Tiong Jong segera meninggalkan tempat itu sebentar saja ia sudah sampai dikamarnya nona Seng. ia lalu mengetuk jendelanya sampai dua kali, tapi tak kedengaran reaksi apa-apa dari dalam.

Ia sudah hendak meninggalkan tempat itu, tapi di pikirannya tak baik ia mengingkari janji, maka ia lalu mengetok pula sekali. Tapi tak juga mendapat jawaban, Ketika ia hendak pasang kupingnya meneliti, ia mendengar suara mengorok disebelah dalam. Kapan ia menyelidiki dari renggangannya jendela, ia dapat kenyataan yang tidur ngorok itu ada satu pelayan perempuan.

Ia sudah putar tubuhnya hendak kembali, tiba-tiba ia melihat ada berkelebat bayangan orang menuju kepinggir rumah, dimana ia menghilang.

Ho Tiong Jong bercekat hatinya, Apa ia Seng Eng? Badannya kurus dan ilmu mengentenGi tubuhnya bagus sekali.

Tertarik oleh penglihatannya, maka ia lantas mengejar, tidak jadi kembali kekamar rahasianya, ia melihat bayangan orang itu lompat melewati tembok pekarangan, maka ia juga menyusul lompati tembok tadi.

Diluar tembok pekarangan itu ternyata ada lapangan, dan sawah, sedang orang tadi entah kemana perginya tidak kelihatan bayangan-nya. Tapi ia terus mengejar pula beberapa li, tiba-tiba ia hentikan tindakannya karena mendengar seperti ada orang yang sedang bertempur.

Dari suara bentakan-bentakan, ia kenali suaranya Li-lo sat Ie Ya, "Apakah Ie Ya terjebak disini?" tanyanya dalam hati sendiri.

cepat-cepat ia pergi ketempat pertempuran disana, dibelakangnya kebun buah, ia melihat ada tiga orang sedang bertempur. Dua lelaki melawan satu perempuan-

Perempuan yang dikerubuti itu ia kenali betul ada Li lo-sat Ie Ya, sedang yang mengeroyoknya juga ia kenali ada oet-ti Kang dan oet-ti Koen.

Dilihat jalannya pertandingan kelihatan tak menguntungkan untuk le Ya. ia ini menggunakan selendang sutra sebagai senjata, sebenarnya ada meminta banyak tenaga karena orang yang menggunakannya harus menyalurkan tenaga dalamnya ke selendang sutra itu, barulah selendang itu dapat digunakan dengan sesuka hatinya.

Maka Ho Tiong Jong pikir, lama lama le Ya akan kewalahan dan kalah melawan dua musuhnya yang bukan lemah kepandaiannya.

Mengingat le Ya pernah menolong dirinya tempo hari maka perasaan hendak membalas kebaikan orang timbul seketika dalam hatinya. Tambahan ia merasa gemas, seorang perempuan dikeroyok oleh dua lelaki pantes. Tidak ayal lagi ia lantas menyerbu dalam pertempuran membantu Li-Iosat le Ya.

Co Tong Kang yang juga ada disitu telah keluarkan bentakan nyaring. "Hei, kau manusia liar dari mana berani mengacau ditempatnya Seng Pocu"

Tapi Ho Tiong Jong tidak menjawab, ia hanya putar goloknya menyerang kepada dua saudara oet-ti yang mengerubuti le Ya.

Oet-ti Kang sambil berkelit dari sambaran goloknya Ho Tiong Jong, telah meneruskan serangan pedangnya kepala Li-lo-sat le Ya.

Oet-ti Koen telah menangkis serangan hebat Ho Tiong Jong pedangnya membentur golok sampai lelatu api. Ketika dilihatnya, oet-ti Koen merasa sangat terlihat berduka, karena pedang cit seng-kiamnya telah menjadi gompal karenanya.

le Ya dilain pihak ketika pedang cit-Seng kiam Oet-ti Kang mengarah dirinya lantas gunakan selendang suteranya dengan tipu Sin liong cut hay (Naga sakti keluar dari laut), ia menggulung senjatanya lawan.

Oetti Kang kerahkan tangannya menarik pulang pedangnya, tapi selendang suteranya Ie Ya terus menyerang kearah jalan dari seorang yang penting, Untung co Tong Kang itu waktu keburu menyelak. menggunakan senjata benderanya menahan serangan selendang suteranya Ya, hingga oet-ti Kang terhindar bahaya kena ketotok.

Ho Tiong Jong tidak tinggal diam, dengan gaya co imSu-yang (tiba-tiba lunak berubah keras) yang telah menangkis benderanya co Tong Kang, Golok dengan Panji Api telah beradu, serangan im (lunak) dari Ho Tiong Jong telah berubah menjadi yang (keras) membikin co Tong Kang sangat terkejut, sampai ia mundur dua tindak.

oet-ti Kan mengenali golok yang digunakan Ho Tiong Jong ada golok pusaka, maka ia berteriak.

"Hei, kau jangan berlaku pengecut Kau ini pendekar dari mana, lekas katakan, aku tidak ingin bertempur dengan segala orang yang tidak punya nama." Ho Tiong Jong tidak menjawab, ia hanya tertawa dingin.

Ie Ya sekarang sudah mundur, menonton penolongnya bertempur dengan co Tong Kang, Diam diam ia heran sebab apa pemuda tidak dikenal ini telah turun tangan membantunya.

Ho Tiong Jong sebenarnya menyerbupada saat mereka bertempur, maksudnya supaya Ie Ya lekas-lekas melarikan diri, tapi kenyataannya tidak demikian, Ie Ya daripada angkat kaki malah diam menonton dipinggiran, Hatinya jadi gelisah.

Ho Tiong Jong dikeroyok co Tong Kang dan oet-ti Koen, tapi pemuda itu dengan tenang telah memberikan perlawanannya. Tipu-tipu golok seperti "Bulan keluar bintang lenyap dan Dimana hati melewati perbatasan gunung telah dimainkan oleh si anak muda dengan bagus sekali.

Tenaganya besar, hingga tekanan golok dirasakan oleh co Tong Kang sangat berat, Maka ia tidak berani menangkis goloknya Ho Tiong Jong dengan keras lawan keras, hanya ia mengandalkan kegesitannya untuk menyingkir dari serangan sang lawan-

Dengan gaya Thian lie San-hoa, (Bidadari menyebar bunga) Ho Tiong Jong, menyalakan api membakar langit.

oet-ti Koen yang melihat saudara tuanya tertindih, kuatir pedangnya akaa mengalami nasib seperti pedangnya sendiri gompal, maka ia lalu menyerbu memberikan bantuannya Kini-Ho Tiong Jong jadi dikerubuti bertiga.

Li lo-sat Ie Ya terbengong menyaksikannya pemuda itu sangat gagah dikerubuti bertiga masih tidak kelihatan merasa keder, justru ia sedang bengong, mendadak lihat pemuda itu mendorongkan tangannya kearahnya, angin keras telah menyampok dirinya hingga ia terpental beberapa tumbak jauhnya.

Ie Ya bermula heran, tapi kemudian ia mengerti maksudnya pemuda itu, yalah supaya ia lekas lekas menyingkir dari tempat itu, Maka seketika itu ia telah menyembunyikan diri dibaliknya rimba pepohonan yang jauhnya beberapa tumbak dari tempat pertempuran-

oet-ti Koen yang biasa suka sekali membentak ia telah menyerang dengan pedang gompalnya, Apa mau tangkisan golok bukan main beratnya, hingga tangannya tergetar dan ia sendiri telah sempoyongan mundur beberapa tindak.

Lihay Demikian pikirnya, nyalinya seketika itu telah menjadi ciut.

oet-ti Kang jugapelan pelan telah menarik serangannya, karena ia tahu betul ia bukan tandingannya musuh. Kalau ia memaksa meneruskan pertandingan niscaya kerugian akan dialamkan olehnya.

Tinggal sekarang co Tong Kang, si bayangan kurus yang dikejar oleh Ho Tiong Jong tadi, masih ngotot melayani Ho Tiong Jong, meskipun sudah tahu bahwa ia juga bukan tandingannya si anak muda yang lihay.

Ho Tiong Jong mengerti dua saudara oet-ti itu sudah ciut nyalinya dan tidak berani mengeroyok lagi, maka untuk membikin keder satu lawannya yang masih ngotot ini, pemuda itu telah mengeluarkan tipu tipu serangan bergabung antara partay-partay Siao lim, Bu-tong dan Kun-lun-

Memang dengan tekanan ilmu gabungan itu co Tong Kang kelihatan kewalahan-

Diam-diam ia merasa keder akan lawannya yang tangguh itu. Goloknya berkelebatan menakutkan, hingga dua saudara oet tilang menonton dipinggiran menjadi terkejut dan menguatirkan jiwanya co Tong Kang.

Di waktu sudah keteter, co Tong Kang telah keluarkan ilmunya Thian-bee Heng-gong atau Kuda semberani melayang diangkasa, suatu tipu serangannya yang paling ampuh dan sedikit sekali orang yang dapat meloloskan diri dari serangannya itu.

Badannya co Tong Kang tiba-tiba melesat ke angkasa, dari atas ia menukik, menyerang dengan kaki dan tangannya kepada bahu orang.

co Tong Kang sudah kegirangan, musuhnya tentu bakal kena dikalahkan, bahkan kena ditangkap hidup hidup juga dua saudara oet ti sudah bersiap-siap untuk bantu menangkapnya

Siapa tahu kenyataannya ada di luar dugaan, Tiba-tiba Ho Tiong Jong bersiul nyaring, badannya mendadak kemudianjumpalitan kebelakang, akan selanjutnya mencelat keatas dan melayang turun dalam gerombolan pohon, hingga sekejapan saja ia sudah menghilang dari pemandangan mereka.

oet-ti Kang dan oet ti Koen menjadi melongo karenanya.

Sedang co Tong Kang yang mendapat sasaran kosong, juga tidak kurang kurang kagetnya menyaksikan kepandaian yang luar biasa dari pemuda lawannya itu.

"Hei, bagaimana orang itu bisa meloloskan dirinya? " oet-ti Koen nyeletuk setelah rasa kagetnya hilang. co Tong Kang geleng-geleng kepalanya.

"Aku juga sangat heran," katanya, "orang itu gerakannya sukar dibade, Tadi dia belum habis menjalankan ilmu goloknya, ketika dia melihat aku melesat dan hendak menyerang dengan gaya oei liong (Naga kuning) tidak diduga gayanya itu telah memunahkan serangan tendanganku. sungguh lihay orang itu, entah dia dari golongan mana karena ilmu silatnya yang campur aduk itu dari beberapa partay, Tapi biar bagaimana juga dia adalah musuh yang sangat berat bagi kita dan perlu kita waspada untuk kedatangannya yang kedua

kali."

Dua saudara oet ti diam-diam bergidik mendengar kata-katanya co Tong Kang bahwa orang itu akan datang kedua kalinya, ia tidak sanggup menandinginya.

Mereka telah menarik kesimpulan, orang muda tadi adalah seorang gagu, karena berka lokali ditanya tak memberikan penyahutan-

Sementara itu, Ho Tiong Jong yang masuk dalam gerombolan pepohonan, terus lari hendak balik ke tempat rahasianya. Belum lama ia tari, tiba-tiba mendengar suara bentakan merdu." Berhenti "

Dari bilik sebuah pohon besar lompat keluar seorang wanita yang cantik.

Ho Tiong Jong kaget juga mendengar bentakan itu, maka ia hentikan larinya dan mengawasi kepada wanita cantik yang keluar dari balik pohon-

Kiranya dia ada Li lo sat Ie Ya. Dengan wajah berseri-seri menggiurkan Ie Ya menghampiri Ho Tiong Jong yang sedang kemekmek.

Ie Ya tidak kenali anak muda itu, karena ia masih tetap melebur menjadi hitam dan kumel pakaiannya juga tidak karuan- persis seperti juga seorang pengemis yang sudah beberapa bulan tidak menemukan air untuk mandi.

"Anak muda, kau baik sekali sudah membantu aku barusan" kata ie Ya, seraya menghampiri sianak muda lebih dekat. "Kau siapa?"

Dengan kecepatan bagai kilat ie Ya telah menotok jalan darahnya Ho Tiong Jong yang membuat si anak muda jatuh lemas.

Anak muda itu tidak menyangka ie Ya akan membokong dengan totokannya, maka ia tak berjaga-jaga. Apa maksudnya ia menotok Ho Tiong Jong, bukankah tadi ia dibantu si anak oleh muda itu? Kalau saja barusan tidak cepat Ho Tiong Jong turun tangan membantu, pasti Ie Ya sudah kena ditangkap oleh musuh musuhnya.

Tapi mengapa ia bukannya mengucapkan terima kasih malah sebaliknya telah menotok orang sehingga lemas mendeplok ditanah.

" Hi hi hi... " terdengar ie Ya ketawa agak menyeramkan tapi air mukanya tetap ramai dengan senyuman- "Anak muda kau terlalu pandang rendah diriku, begitu lancang turun tangan membantu aku. Meskipun maksudmu baik, tapi aku Li lo-sat Ie Ya dalam setiap pertempuran belum pernah dibantu orang. Dengan turun tangannya kau tadi, tidakkah kau membuat namaku menjadi gurem? Hm... anak liar dari mana begitu lancang campur urusanku? siapa kau?"

Ho Tiong Jong diam saja, cuma matanya kedap kedip menatap wanita cantik didepan-nya. Hatinya merasa sangat heran atas kelakuannya ie Ya.

Anak muda itu tidak menjawab untuk sekian lamanya, hingga Ie Ya marah dan mau mengayun tangannya menabok

Posting Komentar