Merah jengah selembar muka Giok-liong seperti kepiting direbus, Hanya Chiu-ki yang bertingkah paling jenaka, sepasang matanya yang bundar besar itu pelerak pelerek dengan lincahnya seakan-akan ada sesuatu persoalan yang menggirangkan hatinya.
Sekilas Kim-ling cu melirik ke arahnya serta tanyanya.
"Chiu ki kau punya saran apa?"
Chiu-ki tertawa terkikik sambil menutupi mulutnya dengan tangan, sahutnya.
"Hamba punya sebuah saran, entah dapat tidak dilaksanakan."
"Saran apa itu? Coba katakan!"
"Nona Tan ini dan nona majikanku bersama menjadi anak angkat Lo cianpwe harap Lo-cian-pwe suka memberikan pertimbangan serta membela kepentingan mereka berdua."
Kim-ling-cu menjadi girang, namun dilahirkannya ia purapura sungkan, makinya sambil mengerutkan alis.
"Budak binal, kau ambil persoalan rumit untukku."
Tanpa banyak pikir lagi segera Tan Soat-kiau dan Ling Soat-yan tersipu-sipu malu berlutut dihadapan Kim-ling-cu sambil memanggil.
"Ibu diatas, terimalah sembah putrimu !"
Saking girang air muka Kim-ling-cu berseri tawa, dengan tangannya ia bimbing mereka bangun seraya berkata.
"Kalian siapa yang lebih tua ?"
Setelah masing-masing menyebutkan umurnya akhirnya diketahui Tan Soat kiau menjadi cici berusia delapan belas tahun, Ling Soat-yan lebih muda setahun menjadi adik.
Adalah merupakan keberuntungan Tan Soat-kiau dan Ling Soat-yan dapat diambil anak angkat oleh Kim-ling cu yang berkepandaian hebat itu, Tapi sebaliknya bagi Giok-liong merupakan hal yang memusingkan kepala.
Dengan adanya Kim-ling cu sebagai sandera, maka runyamlah keadaan dirinya untuk hari-hari selanjutnya, Meskipun banyak keberatan yang perlu dikemukakan namun apakah ia berani buka mulut ? Tatkala itulah Kim-ling cu lantas berpaling kearahnya, ujarnya.
"Untuk selanjutnya mereka adalah anak putriku, kalau kau berani menggoda mereka, awas bukan saja kupatahkan sepasang kakimu itu, akan kulaporkan juga kepada gurumu untuk menghukummu berat."
Tersipu-sipu Giik-liong menjura serta sahutnya hormat.
"Mana Wanpwe berani."
"Apa kau perlu segera pergi ke Bu-ing-to dilaut selatan untuk menemui gurumu ?"
Giok-liong mengiakan "Apakah ada urusan yang benar-benar penting ?"
"Dalam setengah tahun ini hutan kematian berhasrat untuk menggerakkan suatu aksi besar-besaran, dengan menyebar banyak tipu muslihat dunia persilatan untuk memperbudak kaum persilatan."
"Hutan kematian ....hutan kematian yang mana ? siapakah pemimpin Hutan kematian itu ? Berani dia begitu sombong dan takabur !"
"Hal ini Wanpwe kurang jelas, menurut Liong Bun Liong Cian-pwe yang mengatakan langsung kepada Wanpwe, supaya Wanpwe segera menemukan Suhu untuk mengumpulkan seluruh golongan sealiran untuk berjaga dan bersiap membendung serangan besar-besaran mereka."
"Hah, jadi Liong-tay-hiap masih hidup?"
"Benar!"
"Dimana kau bersua dengan dia ?"
"Didalam hutan kematian !"
"Untuk apa dia didalam sana ?" "Liong-cian-pwe menyelundup kedalam hutan kematian sudah hampir seratus tahun, Menurut analisanya bahwa kekuatan hutan kematian itu, mungkin seluruh aliran dan golongan persilatan dalam Tionggoan ini tidak satupun yang kuat untuk melawanya,."
Sampai sekarang Kim-ling-cu baru paham dan sadar betapa penting persoalan ini setelah ia minta penjelasan lebih cermat dan teliti, lantas ia berkata.
"Kau boleh langsung menuju keselatan mencari Suhumu di pulau bayangan, untuk merundingkan serta mencari daya upaya, Biarlah dengan waktu yang masih ada ini kuturunkan beberapa kepandaianku kepada putri-putriku ini disamping itu juga berusaha mengundang beberapa kenalan kental dulu untuk berkumpul di Gak-yang-lo di pesisir danau Tong-king pada malam Cap-go meh pada tahun akan datang !"
Giok liong menjadi girang, dalam-dalam ia membungkuk tubuh, serta katanya.
"Wanpwe minta diri untuk segera berangkat."
Kim ling-cu merenung sebentar, lalu katanya.
"Pergilah. Hati hatilah sepanjang jalan ini supaya jangan terjebak dalam muslihat orang. Terutama Serulrig sumber nyawa itu yang paling gampang menimbulkan keonaran."
"Wanpwe sudah paham."