Golok Sakti Chapter 40

NIC

"Kau jangan potong ceritaku, kau dengarkan dahulu," kata Co Kang Cay. Ho Tiong Jong nyengir dan anggukan kepalanya. Co Kang Cay meneruskan ceritanya seperti berikut.

"Bagunan gunung itu kiranya dibangun oleh seorang hartawan pada jaman akhirnya dinasti Sui. Untuk mengongkosi bangunan itu, si orang hartawan telah menghamburkan kekayaannya lebih dari separuhnya.

Pada waktu bangunan itu sudah selesai tiba-tiba tidak kelihatan lagi akhli- akhli yang membangunnya. Menurut dugaan orang mereka telah dibunuh oleh seorang hartawan bernama Kim Pek Ban karena diatas gunung itu ada kedapatan dua mayat. orang menduga dua mayat itu adalah akhli- akhli bangunan yang tidak munculkan dirinya pula.

Kedalam bangunan rahasia itu belum pernah ada orang yang- dapat masuk, karena dinding batu gunung itu tebalnya tidak kurang diti satu tumbak dari atas sampai kebawah tidak kedapatan barang satu lobang, sedang fondamennya, sedalam tujuh delapan tumbak.

Bagaimana Kim Pek Ban menjadi seorang hartawan, menurut orang cerita katanya ia ada mempunyai dua benda ajaib. Yang satu berupa baskom. Barang apa saja yang ditaruh dalam baskom ini akan penuh sebaskom.

Misalnya satu gram emas ditaruh dalam baskom itu akan menjadi sebaskom emas, dengan begitu mana Kim Pek Ban tidak menjadi seorang hartawan?

Yang satu lagi ada sebuah benda merupakan patungnya satu nona cantik dan elok bahannya terbikin dari batu kumala yang bersifat hangat, batu ini didapat dari luar negri dalam gunung dewa, namanya Ban nian oen-giok (batu kumala yang hangat puluhan ribu tahun) Khasiatnya patung nona cantik dari bahan batu kumala hangat ini, adalah lebih aneh lagi.

Patung itu lemas seperti juga tubuhnya satu gadis cantik, kalau dipeluk hawa hangatnya lebih dari nona cantik yang hidup, Keajaibannya bukan sampai disitu saja lantas keesokan harinya rasa letih dan tidak bernapsu menjadi hilang, terganti dengan rasa segar dan bersemangat.

orang yang berkepandaian ilmu silat. jikalau tidur dengannya bukan hanya dapat hasil seperti disebut barusan saja, tapi semakin lama tidur dengannya semakin merasakan perubahan bagi dirinya. Urat-urat dan tulang-tulangnya menjadi kuat dan awet muda."

Ho Tiong Jong sangat ketarik dengan ceritanya co Kang cay. Ia jadi ngelamun, apakah benar didunia ada dua benda yang demikian ajaibnya?

Kalau benar patung sicantik itu dapat membikin orang awet muda dan tidak bisa mati. mengapa Kim Pek Ban akhirnya mati juga?

Memikir kesana, ia lalu menanya.

"Co lopek patung itu dapat membikin-orang terus muda, tapi mengapa Kim Pek Ban tokh menemui kematiannya juga ?" Co Kang Cay tertawa terbahak-bahak.

"Bocah, memang kalau tidak tahu duduknya perkara yang akan mengadukan pertanyaan seperti barusan-"

Ho Tiong Jong membisu. Co Kang Cay kemudian, memberikan keterangan seperti berikut tentang dirinya Kim Pek Ban-

"Tentang Kim Pek Ban ada mempunyai dua benda ajaib itu telah sampai dikupingnya raja Sui yang-tek. Keinginan untuk memilikinya lantas timbul sebegitu lekas sang raja mendapat kabar itu.

Karena kalau terang-terangan melakukan perampasan dirumahnya Kim Pek Ban ada kurang baik di pemandangan rakyat, maka dengan diam-diam raja sui yang-setelah mengirim beberapa orangnya untuk menangkap Kim Pek Ban-

Kerajaan Sui yang-tepada waktu itu sudah bobrok, rakyat sudah tidak takut lagi kepada rajanya. Maka ketika orang-orangnya raja datang, dengan diam-diam Kim Pek Ban telah menyuruh jago-jagonya yang melindungi dirinya membasmi orang-orangnya raja dan mayatnya semua ditanam dengan cara rahasia.

Kejadian ini lama-lama diketahui oleh raja, maka beliau mengirim lagi beberapa orangnya yang berkepandaian silat tinggi, akan tetapi tidak juga berhasil, malah bukan sedikit orang-orangnya yang telah menemui ajalnya. Karena mana, Sui-yang-tee menjadi sangat marah, beliau lantas mengirim sepasukan tentara untuk membasmi KimPek Ban sekeluarga.

Tapi justru waktu itu Kim Pek Ban sudah selesai dengan bangunan gunung- gunungannya, maka dengan membawa benda wasiatnya ia telah masuk kedalam bangunan itu dan mulai tidak ada kabar beritanya lagi.

"Tapi co lopek ada akhli bangunan yang jempolan, tentu sudah tahu disebelah mana jalanan masuknya kesitu, bukan?" nyeletuk Ho Tiong Jong.

"Bocah, memang mestinya begitu Tapi apa mau dikata, meskipun aku sudah mempelajari sekian lamanya hal bangunan itu masih belum mendapat tahu kunci jalan masuknya kedalam bangun itu."

co Kang cay tidak meneruskan bicaranya, karena tiba-tiba mendengar ada suara tindakan kaki mendatangi, kemudian disusul dengan suara ketawanya dari orang perempuan-Pada saat itu air telah merendam Ho Tiong Jong sudah setinggi dadanya dan betul betul ia merasa kecewa kalau nanti mati konyol dengan cara begitu.

Ia menduga yang datang itu tentu Seng Giok Cin maka ia pura-pura memejamkan matanya, tidak mau melihat pada si nona. Yang datang itu menang betul nona Seng.

Ia menghampiri Ho Tiong Jong dan memegang rantai yang mengikat lehernya si pemuda, apa mau bau harum dari si nona yang menusuk hidungnya Ho Tiong Jong telah membikin pemuda itu tak tahan untuk tidak membuka matanya yang dipejamkan tadi. Hatinya berdebar juga ketika melihat sinona hanya dalam jarak setengah kaki saja daripadanya, pandangan mata muda mudi itu telah kebentrok. Wajahnya si nona yang cantik jelita saat itu kelihatan menyungging senyuman yang tak mudah dilupakan oleh Ho Tiong Jong yang merasa menanggung budi besar pada si nona.

Untuk menekan debaran hatinya, Ho Tiong Jong tundukan kepala sambil melempangkan kakinya yang sudah jadi kepegalan sedari tadi direndam dalam air.

"oh, kau direndam dalam air? Kasian... " terdengar si nona berkata sambil bersenyum menggiurkan.

Tapi Ho Tiong Jong tidak menjawab, ia hanya tundukkan kepalanya saja.

"Hei, kau sudah bisu. kenapa tidak menjawab orang berkata-kata?" tegur sinona.

Ho Tiong Jong masih tetap membisu dengan tundukan kepala, seakan-akan ia lebih suka memandang bayangannya si nona dimana air daripada melihat wajah aslinya. Hal mana membuat si nona tidak sabaran, tangannya yang halus dan menyiarkan bau harum telah memegang janggutnya si pemuda didongaki.

"Hai kau jangan begini macam Lihat aku, kita dapat berunding bagaimana baiknya... "

"Berunding dalam hal apa?" memotong Ho Tiong Jong.

"Ayah sebenarnya hendak membunuh kau," jawab si nona, "tapi aku sudah mencegahnya, sebab aku ada mempunyai lain maksud terhadap kau."

"Bagaimana dengan Kho toako?" si pemuda menyimpang dari pembicaraan Seng Giok Cin mendelu juga hatinya, tapi ia terpaksa menjawabnya.

"Hmm Peristiwa Kho Kie dengan pelayanku Kang cice in sebenarnya agak mengherankan.

Pelayanku amat cinta kepada Kho Kie yang bertubuh lucu itu. Berdua sudah sama-sama terbang meninggalkan rumahku, Pada saat Cioe in dengan Kho Kie hendak meninggalkan rumahku, aku telah memberi banyak uang kepada Cioe in. Aku tidak tahu mereka itu sudah terbang kemana."

"Aaaa itu baik sekali" mengejek Ho Tiong Jong, "Kho toako seumur hidupnya sendirian saja, sekarang sudah mendapatkan jodonya, betul-betul aku mimpipun tidak menyangka akan kejadian itu. Tapi aku sudah berjanji dalam tempo tiga hari akan berjumpa dengannya."

"Kau jangan memikirkan diri lain orang pikirkan dirimu sendiri saja."

"Rasanya, aku sendiri tidak akan kawin Aku akan hidup seperti Tok kay... "

"Hei, apa hubunganmu dengan Tok kay?"

"Ya, sebenarnya aku tidak enak hati terhadap Tok-kay itu. ia sudah mengajari aku ilmu silat yang istimewa, tapi aku masih membunuhnya juga. Aiii... "

Kata-katanya dipotong oleh nona Seng. "Aiii, kenapa sih?"

"Baiknya aku sudah menanam mayatnya sebagai perasaan terima kasihku." Seng Giok Cin bersenyum urung mendengar bicaranya Ho Tiong Jong. "Sekarang hatiku sudah merasa lega." katanya.

"Lega lantaran apa?" tanya si pemuda heran.

"Lega karena sekarang aku mendapat kepastian kau ada seorang pembasmi kejahatan dan kekejaman- Tadi pagi, hampir-hampir saja aku membunuh kau karena aku melihat gaya seranganmu seperti ilmu serangannya Tok kay, musuh suhuku."

Ho Tiong Jong menatap wajah si gadis dengan tidak berkata-kata.

"Kau tahu..." kata pula si nona. " lantaran gara-gara kematian Tok kay telah menyeret dua orangku menemukan ajalnya."

"Bukan mayatnya aku sudah tanam, bagaimana bisa menyeret dua orangmu?" tanya Ho Tiong Jong heran-

"Itulah karena si Ular Kumbang Tham Kek yang konangan-" jawab si gadis. "Kami ada mengirim orang ke kuil dimana kau berdua, dibawah pimpinannya Si Ular Kumbang, yang telah memberitahukan kepada kami halnya Tok- kay dengan kau ada disitu. Tidak tahunya kau dengan Tok-kay sudah tidak ada pula dalam kuil itu, hanya yang terlihat oleh si Ular Kumbang darah berceceran di lantai. Dalam penyelidikannya lebih jauh kedapatan olehnya satu kuburan disamping kuil tampaknya baru saja orang mengubur mayat didalamnya. si Ular Kumbang dengan orang-orangnya untuk membongkar kembali kuburan itu. dan ia dapatkan mayatnya Tok-kay dengan kepalanya yang sudah terpisah ... " Ho Tiong Jong tampak kerutkan alisnya mendengar penuturan si nona.

"Setelah si Ular Kumbang kaget sebentaran," meneruskan sinona, "dilihat olehnya senjata

bandringan Tok-kay yang seperti bola. ia lalu ambil benda itu dan dikocok-kocok di dekatkan

kekupingnya. Tidak terdengar apa-apa isinya. Dalam penasaran ia sudah kocok kocok pergi datang

lagi benda itu hingga terbuka sebuah lubang, ia lihat didalamnya seperti tidak ada apa-apa. Dasar

dia harus mati, bolehnya dia ini sudah memasukkan sebuah jarinya kedalam lubang tadi.

Berbareng jarinya dimasukkan matanya tampak terbelalak dan menjerit perlahan, kemudian telah

rubuh dengan tidak ingat lagi dirinya untuk selama-lamanya. la telah mati disitu juga "

Si nona berhenti sampai disini dan mengawaskan wajah Ho Tiong Jong yang tampan menawan, dua pasang mata telah kebentrok lagi. Dua-duanya berdebar hatinya.

"Lantas bagaimana?" Ho Tiong Jong menanya. Seolah-olah dengan pertanyaan itu ia hendak menekan debaran hatinya.

Setelah mengerlingkan matanya dan bersenyum memikat, Seng Giok Cin meneruskan ceritanya.

"Salah satu anak buahnya melihat si Ular Kumbang rubuh, sudah lantas turun tangan hendak menolonginya, tapi... ketika tangannya menyentuh tubuhnya dia pun lantas membelalakan matanya dan kemudian rubuh mati."

"Itulah tentu karena racun ularnya Tok-kay yang berbisa." nyeletuk Ho Tiong Jong.

"Ya, rupanya begitu. Maka, setelah melihat kejadian berbahaya itu, yang lain-lainnya tidak berani menyentuh badannya dua korban itu dan lalu melaporkan kerumah. Kami lalu mengirim si Rajawali Botak Ie Yong ke-sana untuk mengurusnya." Ho Tiong Jong terdengar menghela napas.

"Kalau dipikir, perbuatanku membunuh Tok kay memang kejam, akan tetapi kalau mengingat bahwa perbuatanku itu untuk membebaskan sesama manusia dari keganasannya aku tidak merasa menyesal. Dia sudah mati tapi toch meminta dua orang korban, sungguh kematiannya itu tentu membawa penasaran"

la berkata demikian teringat akan dirinya sendiri yang tidak lama lagi juga akan meninggalkan dunia yang fana ini. karena racun berbisa dari Tok-kay.

Tampak mukanya muram dan berduka sekali. Seng Giok Cin melihat Ho Tiong Jong berduka dikiranya ia merasa cemas direndam di situ, maka ia lalu berkata.

"Kau sabar saja dahulu. Kabar tentang kau ditahan dalam tahanan disini telah kami uwarkan, nanti diam diam ada orang yang menyaksikan kau disini, setelah itu nanti aku akan melepaskan padamu."

"Hei, dari sebab apa kau mau melepaskanku?"

" Karena kami perlu memakai tenagamu." Ho Tiong Jong geleng-gelengkan kepala.

Posting Komentar