Bu Kek Siansu Chapter 43

NIC

Kata Ouw Kong Ek.

"Tidak pantas kalau dia menyebut namamu begitu saja. Dan engkau memang penolong kami dan pantas disebut Taihiap karena kepandaianmu tinggi sekali."

"Kau katakan tadi untung Sumoi tidak datang ke sini, mengapa?"

"Andaikata dia datang, tentu akan terjadi apa-apa yang tidak baik antara dia dan Kong-kong. Ketahuilah, semenjak Raja Pulau Es datang mengacau di sini, Kong-kong jatuh sakit, dan kebencian kami semua terhadap Pulau Es makin mendalam. Maka kalau Sumoimu, Swat Hong datang, tentu akan terjadi hal yang tidak baik."

Sin Liong mengangguk-angguk, merasa lega bahwa sumoinya tidak mendahului datang ke Pulau Neraka, akan tetapi juga menimbulkan kegelisahannya karena dia jadi tidak tahu ke mana sumoinya yang pemarah itu kini berada!

"Bajak-bajak laut itu, dari mana datangnya dan mengapa mengacau ke sini?"

Tanyanya.

"Entah. Tahu-tahu mereka muncul dan perahu besar mereka terdampar di tepi pulau."

"Agaknya mereka juga diamuk badai."

"Mungkin."

Soan Cu melanjutkan.

"Kami diserang selagi kong-kong sakit. Kong-kong tidak dapat turun dari pembaringan, maka aku yang menggantikannya, aku keluar menyambut mereka, akan tetapi karena kurang hati-hati, karena memandang rendah am-gi mereka, aku hampir celaka kalau tidak ada engkau yang datang di waktu yang tepat, Taihiap."

"Akan tetapi akhirnya, biarpun sakit, Kong-kongmu dapat membunuh semua bajak laut itu."

Sin Liong bergidik ngeri mengenangkan kematian para bajak itu.

"Ugh-ugh....!"

Kakek itu terbatuk-batuk.

"Bajak-bajak macam itu saja kalau aku tidak sakit, kalau Soan Cu tidak memandang rendah dan kalau para penghuni tidak baru saja diamuk badai, tidak ada artinya bagi kami. Kalau binatang-binatang Pulau Neraka tidak bersembunyi ketakutan diamuk badai, mana mereka mampu masuk? Sudahlah, sekarang saya hendak menyampaikan permohonan yang amat penting bagi Taihiap."

"Ah, Tocu, Di antara kita yang sudah menjadi sahabat, perlu apa banyak sungkan lagi? Kalau ada sesuatu, katakanlah saja, mana perlu menggunakan permohonan lagi?"

Jawab Sin Liong. Akan tetapi, tiba-tiba kakek itu turun dari bangkunya dan menjatuhkan diri berlutut di depan Sin Liong! Tentu saja pemuda ini menjadi sibuk sekali, cepat membangunkan kakek itu dan berkata,

"Tocu, harap jangan begini. Aku yang muda mana berani menerimanya? Ada keperluan apakah? katakan saja, aku tentu akan membantumu sedapat mungkin."

Sin Liong berkata dengan hati tidak enak, mengira akan menghadapi hal yang sulit. Setelah duduk kembali dan mengatur napasnya yang terengah-engah karena kesehatannya belum pulih kembali dan tubuhnya terasa amat lelah, kakek itu berkata,

"Kwa-taihiap, aku sudah tua dan tidak mempunyai keturunan lain kecuali Soan Cu. Taihiap sudah melihat sendiri keadaan di Pulau Neraka yang merupakan tempat tidak baik untuk seorang dara seperti Soan Cu. Oleh karena itu, setelah kini kerajaan Pulau Es tidak ada, berarti bahwa Pulau Neraka telah bebas dan kami bukanlah orang-orang buangan lagi. Soan Cu juga bukan keturunan orang buangan lagi dan sewaktu-waktu kami boleh meninggalkan pulau ini. Karena itu, aku mohon dengan sepenuh hatiku, sudilah Taihiap membawa Soan Cu bersama Taihiap untuk mengenal dunia ramai, dan syukur kalau Taihiap dapat mengatur agar cucuku ini tidak usah lagi kembali dan tinggal di Pulau Neraka ini. Kuharap permohonan ini tidak akan ditolak oleh Taihiap."

Sin Liong mengerutkan alisnya. Permintaan yang sama sekali tidak pernah disangkanya!

"Akan tetapi, Ouw-tocu, hendaknya diingat bahwa aku sendiri adalah seorang sebatangkara yang tidak mempunyai apa-apa, tidak mempunyai tempat tinggal dan masih belum kuketahui apa akan jadinya dengan diriku ini."

Posting Komentar