Dalam keheningan pagi di kota Thian-cin, seorang gadis remaja dengan kecantikan yang bagaikan bunga sedang merekah, Kim Cui Hong, melangkah cepat menuju rumahnya di dusun Ang-ke-bun. Dalam keranjang anyamannya, seekor ayam dan sayur-sayuran segar dari pasar tertata rapi. Namun, ketenangan perjalanannya terusik oleh seorang pemuda tampan, Pui Ki Cong, putra kepala jaksa yang baru, terkenal dengan tingkah lakunya yang nakal dan hidung belang.
Diiringi dua pengikut setianya, Pui Ki Cong dengan lancang mencoba menghalangi langkah Cui Hong, melontarkan rayuan yang tak diinginkan. Namun, keteguhan hati dan keberanian Cui Hong tidak dapat digoyahkan. Ketika kesopanan dilanggar, Cui Hong dengan cekatan melawan, menampar wajah Pui Ki Cong hingga terhuyung. Keterampilan silatnya yang mengagumkan, hasil didikan ayahnya, guru silat Kim Siok, membuat dua pengikut Pui Ki Cong juga terkapar.
Kerumunan orang yang menyaksikan peristiwa itu diam-diam bersorak atas keberanian Cui Hong, walau tak berani menunjukkan kegembiraan mereka secara terang-terangan karena takut akan pengaruh keluarga jaksa. Sementara Pui Ki Cong yang terhina bertekad membalas dendam, seorang pria tua memberi peringatan tentang keahlian silat keluarga Kim yang tak bisa diremehkan.
Dengan jantung berdebar, Cui Hong berlari pulang, marah dan malu namun tetap tegar. Di sisi lain, Pui Ki Cong merencanakan balas dendam, tak menyadari bahwa keberanian dan kecantikan Cui Hong bukan sekadar kulit luar, melainkan cerminan dari jiwa yang kuat dan tak gentar menghadapi bahaya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah Pui Ki Cong berhasil membalaskan dendamnya, atau justru terjerat dalam pesona dan keberanian Kim Cui Hong yang tak terduga? Perjalanan silat dan cinta dalam dunia yang penuh intrik serta keberanian segera dimulai.
📘 Informasi Cersil
| Author: | Kho Ping Hoo |
| Associated Names: | N/A |
| Related Series: | N/A |
| Status: | Completed |